Tiga orang mahasiswa ditangkap polisi karena memalsukan surat keterangan tes swab PCR untuk melakukan perjalanan ke Bali. Salah satunya adalah EAD yang merupakan selebgram sekaligus YouTuber pemilik akun @erlanggs.
Seperti diketahui, Subdit Tindak Pidana Cyber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menangkap tiga tersangka pemalsu surat OCR yakni EAD, MAIS dan MFA. Polisi membenarkan jika EAD adalah seorang selebgram.
"Iya betul, ada (tersangka selebgram). Inisialnya EAD itu. Dia yang punya akun @erlanggs," kata Kanit 1 Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kompol I Made Redi Hartana saat dihubungi, Jumat (8/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Redi, tersangka EAD ini memiliki ratusan ribu pengikut di media sosial Instagram. Selain itu, tersangka EAD memiliki satu channel YouTube.
Dia menambahkan, dari tiga tersangka tersebut, hanya EAD yang merupakan selebgram.
"Iya betul. Memang followers dia 200 ribu. Dia juga punya (channel) YouTube, ya," imbuh Redi.
EAD ditangkap bersama dua tersangka lainnya yakni MFA dan MAIS karena memalsukan surat swab PCR. Caranya adalah dengan mengedit data identitas pada salinan hasil swab PCR berupa file pdf dengan mengatasnamakan Klinik Bumame Farmasi.
Siapa sosok EAD ini? Berdasarkan penelusuran detikcom, EAD ini tak lain dan tak bukan adalah Erlangga Alvreda Davian.
Selebgram @erlanggs ini ikut ditangkap karena membantu tersangka MFA (pemilik akun @Hansdayz) menawarkan jasa swab PCR ilegal. Mereka menjanjikan hasl swab PCR cepat tanpa harus tes terlebih dahulu.
"Mereka ini memalsukan data dengan menggunakan atas nama PT BF ini, kemudian bisa lolos untuk berangkat ke Bali dengan memalsukan bukti swab. Harga yang dia patok Rp 650 ribu untuk PCR surat palsu ini, di bandara itu sekitar 900 ribu untuk PCR," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus saat konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Kamis (7/1/2021).
Sebelum ditangkap kasus pemalsuan surat swab PCR, sosok Erlangga Alvreda Davian pernah menjadi pemberitaan. Erlanggs atau Erlangga pernah viral karena aksi nge-prank pocong warga di Pondok Labu, Jakarta Selatan bikin ibu-ibu jantungan.
Simak video 'Pemalsu Surat Hasil Swab PCR Catut Nama Perusahaan Lab dalam Aksinya':
Simak aksi selebgram @erlanggs yang dulu pernah viral karena prank pocong, di halaman selanjutnya
Pernah Nge-Prank Pocong
Berdasarkan penelusuran detikcom, selebgram @erlanggs atau Rangga ini diketahui memiliki nama lengkap Erlangga Alfreda Davian. Pada pertengahan April 2018, Erlangga Alfrena Davian juga sempat berurusan dengan polisi karena nge-prank pocong hingga bikin emak-emak jantungan.
Selebgram @erlanggs saat itu melakukan aksinya bersama sekelompok teman-temannya di sebuah gang di Gang H Beden, RT 10 RW 02, Kelurahan Pondok Labu, Jakarta Selatan, pada malam Jumat, tepatnya 5 April 2018.
Dalam aksinya itu, selebgram @erlanggs atau Erlanggs berhasil menakut-nakuti warga yang melintas. Video aksi nge-prank @erlanggs dkk pun viral.
Erlangga bersama rekan-rekannya sudah merencanakan aksi prank itu. Salah seorang rekannya didandani seperti pocong untuk menakut-nakuti warga yang melintas.
Singkat cerita, mereka menakut-nakuti seorang ibu-ibu yang melintas di gang itu. Sontak ibu-ibu yang diketahui bernama Lilis (40) itu kaget hingga memarahi Erlangs dkk. Erlanggs dkk kemudian meminta maaf.
"Kita sorry banget buat ibu-ibunya," ujar Erlangga saat itu.
Lilis sangat menyesalkan ulah Erlangga dan teman-temannya karena bikin dirinya trauma. Dia juga mengaku kesehatannya menurun setelah dikerjai, tapi sudah agak membaik. Dia hanya merasa dadanya terkadang sesak.
"Dia bilang 'maaf-maaf' tapi sambil lihat ke HP-nya dia, nggak ngelihat ke saya, ngebelakangin saya. Kayak orang ngeledek semuanya. Nggak ada tata krama, kayak istilahnya, dia nggak punya dosa. Tapi biarinlah, Allah yang balas," ucap Lilis saat itu.
Kasus nge-prank pocong Erlanggs dkk saat itu sempat membuat pihak RT hingga polisi turun tangan. Meski begitu, kasus itu kemudian diselesaikan secara kekeluargaan dan Erlanggs dkk dihukum membersihkan taman.
Ketua RT 10 Niman mendatangkan Erlangga dan teman-temannya ke kediamannya di Gang H Beden pada Kamis (12/4/2018) malam. Hadir dalam pertemuan itu para orang tua pelaku, sejumlah ketua RT setempat, ustaz, dan tokoh masyarakat. Ibu yang jadi korban prank pocong, Lilis, juga hadir.
Supaya kapok, Erlangga dan teman-temannya juga diberi sanksi membersihkan taman. Taman tersebut adalah taman RT 010 RW 02 yang berada persis di jalan depan Gang H Beden.
"Saya minta bersihin taman itu karena gini, permasalahan kan sudah selesai, cuma viral itu kan sudah nyebar, ya sudah sebagai hukumannya bersihkan saya punya taman. Taman itu yang pas mau masuk ke gang depan Akademi Perawatan, sepanjang jalan itu kan sudah tumpuk rumput liar, nah itu kita belum sempat kerja bakti, jadi kita suruh itu sampai nggak ada tanaman liar dan mereka bersedia," jelasnya.
Kini, selebgram @erlanggs ditangkap karena palsukan swab PCR, simak perannya di halaman selanjutnya
Bantu Promosikan Tes Swab PCR Palsu
Polisi mengungkap Erlangga Alfreda Davian ikut ditangkap karena mempromosikan usaha ilegal tersangka MFA melalui akun Instagram.
"(Perannya) dia sekadar mempromosikan saja," kata Kanit 1 Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kompol I Made Redi Hartana saat dihubungi, Jumat (8/1/2021).
Belum diketahui sudah berapa lama akun @erlanggs mempromosikan layanan ilegal surat PCR palsu tersebut. Polisi masih mendalami keterangan tersangka.
Redi hanya mengatakan tersangka EAD memanfaatkan ratusan ribu pengikut yang dimilikinya di akun media sosial Instagram untuk mempromosikan jasa surat palsu PCR.
"Memang followers dia 200 ribu. Dia punya (channel) YouTube juga," imbuh Redi
EAD ditangkap bersama dua tersangka lainnya berinisial MFA dan MAIS. Kasus tersebut bermula saat unggahan layanan palsu PCR di akun @erlanggs dkk ini diketahui oleh relawan penanganan virus Corona, dr Tirta.
"Pengungkapan kasus manipulasi data melalui media elektronik atau pemalsuan surat, keterangan swab PCR, pelapornya PT BF. Dia merasa dirugikan adanya pemalsuan surat yang dilakukan oleh satu orang tersangka awalnya, kemudian merembet jadi tiga," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (7/1).