Soal Rusuh di Capitol, Elite PKB Bicara Kemiripan Pilpres AS dan RI

Soal Rusuh di Capitol, Elite PKB Bicara Kemiripan Pilpres AS dan RI

Tiffany Theresia - detikNews
Kamis, 07 Jan 2021 20:09 WIB
abdul kadir karding
Abdul Kadir Karding (Rinto Heksantoro/detikcom)
Jakarta -

Pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat aksi rusuh saat proses pengesahan Presiden AS terpilih Joe Biden. Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKB Abdul Kadir Karding menilai ada kemiripan Pilpres AS dengan Pilpres tahun 2019 di Tanah Air.

"Ya ada kemiripan (Pilpres 2019)," kata Karding saat dihubungi detikcom, Kamis (7/1/2021).

Karding menilai kemiripan tersebut terkait adanya capres yang tidak mengakui hasil Pemilu. "Awalnya tidak mengakui hasil pilpres," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Karding menilai kerusuhan itu merupakan wujud kemunduran AS dalam konteks demokrasi dan politik. Sebab, menurutnya, selama ini AS merupakan kiblat demokrasi bagi banyak negara.

"Ya saya kira soal kerusuhan di Capitol itu menunjukkan bahwa terjadi semacam setback (kemunduran) di Amerika ya, terutama terkait politik dan demokrasi itu sangat setback. Karena kiblat demokrasi selama ini itu kan Amerika ya," ucapnya.

ADVERTISEMENT

"Eropa berkiblat ke Amerika (Serikat), kita di Asia juga Amerika, semua. Tapi dengan kejadian ini itu menunjukkan bahwa ada sesuatu yang hilang dari tradisi demokrasi di Amerika (Serikat), terlepas apa peserta, data penyebab kerusuhan ini benar atau tidak artinya ada yang salah ada yang berubah dari tradisi tradisi yang ratusan tahun dibangun oleh Amerika (Serikat) itu," sambungnya.

Karding juga mengkhawatirkan negara lain, termasuk Indonesia, mencontoh kemunduran demokrasi yang terjadi di AS saat ini. Menurutnya, kasus rasisme di AS juga dapat menjadi tanda kemunduran demokrasi di negeri Paman Sam itu.

"Dan itu jadi nanti akan kemana-mana, ya Amerika (Serikat) aja begitu. Nah jadi kira-kira begitulah, apalagi di sini apalagi di situ. Nah jadi program, nah ini tantangan para penganut paham demokrasi ini, apa yang mesti dilakukan untuk me..., apa ya, kembali ke titik normal karena kalau ada sesuatu yang berubah secara drastis, nah penyebabnya apa mungkin bisa jadi satu ilmu baru atau kajian-kajian baru," ujarnya.

"Sebenarnya sebenarnya sudah dimulai dari kasus rasisme di Amerika itu sudah menunjukkan, e... apa, namanya menunjukkan tanda tandanya sebenarnya," sambung Karding.

Diberitakan sebelumnya, Kongres AS resmi mengesahkan kemenangan Presiden terpilih AS, Joe Biden, dalam pilpres AS 2020. Sebelum Joe Biden disahkan, sempat terjadi kerusuhan dalam proses kongres tersebut.

Kepolisian Washington, DC, di Amerika Serikat (AS) menangkap puluhan orang terkait aksi kekerasan di Gedung Capitol yang didalangi oleh para pendukung Presiden Donald Trump yang memprotes hasil pilpres AS 2020. Beberapa orang yang ditangkap kedapatan membawa senjata api tanpa izin.

Seperti dilansir CNN, Kamis (7/1/2021), Kepala Kepolisian Metropolitan Washington DC, Robert Contee, dalam konferensi pers mengumumkan ada 52 orang yang ditangkap terkait aksi penyerbuan Gedung Capitol AS, yang diwarnai aksi perusakan dan bentrokan sengit dengan polisi yang berjaga.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga telah merilis pernyataan terbaru. Trump menyatakan meski tidak sepakat dengan hasil pilpres, dia menjanjikan transisi kekuasaan berlangsung tertib.

"Meskipun saya sama sekali tidak setuju dengan hasil pemilihan, dan faktanya seperti itu bagi saya, namun akan ada transisi secara tertib pada 20 Januari," tegas Trump dalam pernyataan tertulisnya, merujuk pada tanggal pelantikan Biden sebagai Presiden ke-46 AS, seperti dilansir CNN, Kamis (7/1/2021).

Lebih lanjut, Trump kembali melontarkan klaim-klaim keliru soal pilpres yang sebelumnya memicu aksi penyerbuan Gedung Capitol AS oleh para pendukungnya.

"Saya selalu mengatakan kita akan melanjutkan perjuangan kita untuk memastikan bahwa hanya suara sah yang dihitung. Meskipun ini merupakan akhir dari periode pertama terhebat dalam sejarah kepresidenan, ini hanyalah awal perjuangan kita untuk Membuat Amerika Hebat Lagi (Make America Great Again)," tegasnya.

Halaman 3 dari 2
(hel/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads