Aparat Gabungan Pemerintah Kota Jakarta Pusat terus melakukan razia penjangkauan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Razia, salah satunya, dilakukan di sekitar Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Dalam razia itu, pasangan suami-istri, Rusmini (60) dan Harjobargowo (65), ikut terjaring razia dan dibawa ke lokasi penampungan. Namun, Rusmini dan Harjobargowo mengaku bukan tunawisma.
Rusmini mengatakan, dia dan sang suami merupakan pedagang. Dia mengaku berada di kawasan Kolong Jembatan Masjid Istiqlal, Sawah Besar, Jakarta Pusat, untuk berjualan air panas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang saya jualan juga!" ucap Rusmini dengan intonasi tinggi ketika turun dari mobil operasional Dinsos DKI Jakarta setibanya di GOR Kecamatan Tanah Abang, Kamis (7/1/2021).
Pasutri ini turut membawa atribut dagangannya ke lokasi penampungan, mulai dari gas melon, teko, hingga kompor. Kepada detikcom, Rusmini mengatakan keduanya biasa berdagang menggunakan sebuah gerobak.
Gerobak itu dilengkapi kompos dan gas untuk memasak air panas. Air ini, lanjut Rusmini, biasa dibeli oleh pedagang kopi.
"Karena memang saya gerobaknya kayak gerobak pemulung dek, jujur saja. Dinilainya saya itu pemulung atau apa gitu, padahal saya itu orang jualan. Sebelum pandemi mah alhamdulillah lancar-lancar aja, sekarang mah untuk makan aja Dek walaupun saya sediain barang ada sih yang beli masih ada beli air," tutur Rusmini.
Namun, Kamis (7/1/2021) pagi, tiba-tiba petugas gabungan tiba saat dia dan suaminya sedang mempersiapkan gerobak dagangannya. Rusmini, yang saat itu terkejut, mengaku sempat berteriak dan melawan petugas.
"Kan kita di situ lagi masak air, pas mau ke luar diberhentikan di bawa gitu jadikan barang kita tertutup pakai terpal jadi nggak kelihatan dagangannya. Baru masak air, airnya sudah dimasukin. tiba-tiba di razia," ucap Harjobargowo.
"Saya sudah jerit-jerit saya orang dagang bukan ini, tapi dia tetap nggak mau tahu. Ah udah saya kayak orang gila teriak teriak saya, saking pusingnya. Apalagi begini, ya sudah kayak orang gila saya kayak orang stres. Padahal saya masih bisa istigfar, masih bisa menyebut Allah saya," sahut Rusmini.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Akhirnya, keduanya pasrah dan mau menuruti kehendak petugas dan dirujuk ke lokasi penampungan sementara di GOR Kecamatan Tanah Abang, Jakpus. Di lokasi ini, petugas pun langsung mendata dan memberikan keduanya makan siang.
"Ibaratnya lesu namanya udah dimasuk, tapi orang itu petugas-petugas itu pasti disuruh atasan, kita mau ngomong apa. Ya iya (pasrah), karena yang dibawa bapak-bapak itu kan istilahnya wewenang dia," ucap Harjobargowo.
![]() |
Pasutri ini membawa lengkap dokumen pribadi, seperti KTP dan kartu keluarga. Setelah didata, diketahui ternyata sehari-harinya pasutri ini mengontrak rumah di daerah Kota Tua, Jakarta Barat.
"Iya, ini KK-nya. ini KTP kita. Saya di Kota, deket stasiun ke sana. Kontrakan aja," lanjut Harjobargowo.