Terkuak Misteri Puing Logam Ternyata Bagian Roket China Meledak

Round-Up

Terkuak Misteri Puing Logam Ternyata Bagian Roket China Meledak

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Kamis, 07 Jan 2021 04:21 WIB
Polisi memaparkan di puing tersebut terdapat logo dan tulisan CNSA, yaitu singkatan dari China National Space Administration
Puing roket China ditemukan di Kalteng / Foto: dok. Polres Kotawaringin Barat
Jakarta -

Misteri asal muasal puing logam yang ditemukan di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah (Kalteng), akhirnya terpecahkan. Puing itu diduga bagian dari roket China yang meledak.

Awalnya, puing logam tersebut tepatnya ditemukan di Pantai Dusun Teluk Raggau, Desa Sungai Cabang, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalteng, pada awal Januari 2021 ini. Benda tersebut ditemukan seorang warga yang saat itu hendak memancing.

Tim gabungan lalu mengecek ke lokasi. Tim ini terdiri dari Ditpolairud Polda Kalteng, Lanud Iskandar, KSOP, Pos AL Kumai, Basarnas, Kodim, Satpolair Polres Kotawaringin Barat, Polsek Kumai, dan warga sekitar yang menemukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim lalu tiba di lokasi pada Selasa (5/1/2021). Di lokasi, tim menemukan puing logam besar dan sejumlah benda elektronik lainnya. Pada benda tersebut ditemukan logo bintang dan tulisan 'CNSA'.

Selain itu ditemukan benda-benda lain yang diduga sejumlah elemen elektronik dengan kode-kode. Ada juga ditemukan pelampung.

ADVERTISEMENT

Lapan Duga Bagian Roket

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Prof Thomas Djamaluddin, mengatakan puing tersebut diduga adalah bagian dari roket yang dipakai untuk peluncuran satelit milik China.

"Dugaan sementara itu bagian roket CZ-3B dengan nomor katalog 4470. Roket digunakan untuk peluncuran Beidou 3-IGSO 3 pada 4 November 2019," kata Thomas saat dimintai konfirmasi detikcom, Rabu (6/1/2021).

Namun benda tersebut terjatuh di wilayah Indonesia. Jatuhnya benda tersebut termonitor satelit milik Lapan.

"Perkiraan jatuh 4 Januari pukul 14.25 WIB di selatan Kalimantan dari ketinggian 118 km," kata Thomas.

"Ya (bisa disebut sampah antariksa)," tambahnya.

Hal yang sama juga diungkapkan polisi. "Diperkirakan bahwa serpihan benda yang menyerupai badan pesawat tersebut merupakan bagian dari badan roket milik China yang meledak di angkasa dan jatuh di perairan Laut Jawa dan terbawa ombak terdampar di Teluk Ranggau, Desa Sei Cabang Kecamatan Kumai, Kabupaten Kobar," kata Kapolres Kotawaringin Barat AKBP Devy Firmansyah kepada wartawan, Rabu (6/1/2021).

Polisi Juga Temukan Pelampung

Selain itu puing, polisi juga menemukan pelampung. Namun, pelampung itu tidak terkait dengan pecahan roket yang ditemukan melainkan berasal dari kapal Panama.

"Benda yang diduga bagian dari pesawat berupa pelampung dan wearpack dengan merk Yuan Wang Hai Panama," ujar Dirpolair Polda Kalteng Kombes Pitoyo Agung Yuwono dalam keterangannya, Selasa (5/1/2020).

Selain pelampung, berikut benda-benda yang ditemukan petugas:

1. Benda yang ditemukan berbentuk setengah tabung dengan panjang -+ 8 meter dan diameter -+ 5 meter. Bahan dari serpihan fiber,hanecom alumunium,sejenis plat alumunium;
2. Elektrik plak dengan kode YF 19-46TJa WFC dan kode YF 19-46TJa WFC2;
3. Plak tanpa kode ada 2 jenis;
4. Diduga elektrik selenoid kode BLS-300C 34-1 19C;
5. Serpihan Hanicom dari alumunium;
6. Serpihan fiber;
7. Logo/lambang pada sisi luar benda berbentuk bintang berwarna kuning dan sisi sebelahnya dengan Logo/lambang bintang bekas terbakar dengan tulisan CNSA dikelilingi gambar padi.

Cerita Roket China Meledak 10 April Silam

Puing milik roket China National Space Administration (CNSA) ditemukan warga di Teluk Ranggau, Sei Cabang, Kumai, Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah. Roket itu meledak pada 10 April lalu.

Berdasarkan penelusuran polisi, puing yang ditemukan adalah bagian roket CNSA yang meledak pada 10 April lalu. Saat itu roket tersebut membawa satelit Nusantara Dua atau Palapa-N1, namun gagal.

Roket itu lepas landas dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang di Provinsi Sichuan, China pada pukul 7.46 Kamis malam (9/4) seperti dilaporkan Xinhua.

Tidak dijelaskan di mana roket itu jatuh, tetapi kantor Keamanan Dalam Negeri dan Pertahanan Sipil Guam menyampaikan ada benda berapi-api di langit, yang dikaitkan dengan kegagalan peluncuran. Saat itu, di media sosial beredar rekaman video soal satelit yang terbakar.

Direktur Utama PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) Adi Rahman Adiwoso menceritakan ketika satelit Nusantara Dua (Palapa-N1) gagal mencapai orbit karena ada anomali di stage ketiga. Satelit itu pun jatuh di laut dan tidak diselamatkan.

Nusantara Dua diluncurkan Xichang Satellite Launch Center (XLSC), Xichang, China, Kamis kemarin (9/4). Tidak ada kendala pada proses peluncuran, tiba-tiba saat berada di angkasa ada puing-puing yang bertebaran.

Adi mengatakan tak ada masalah saat peluncuran memasuki stage pertama dan kedua. Namun persoalan muncul saat stage ketiga, di mana dua roket pendorong,

"Di stage ketiga ada dua roket, salah satu tidak menyala, sehingga tidak mendapatkan kecepatan yang cukup untuk masuk ke orbit yang ditentukan," ujar Adi dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (10/4/2020).

Nusantara Dua diketahui diproyeksikan mengisi di slot orbit 113 derajat Bujur Timur (BT) yang akan dimanfaatkan Indosat Ooredoo sebagai penyedia jasa satelit untuk menunjang bisnis media broadcasting di Indonesia.

Analisis Sementara Lapan

Pusat Sains Antariksa Lapan menerima laporan adanya benda buatan yang jatuh di Teluk Kramat, Kalteng, pada Selasa (5/1/2021) sore. Benda berukuran sekitar 3x4 meter tersebut jatuh sehari sebelumnya dan telah diperiksa oleh aparat Polri dan TNI setempat.

"Ada kemungkinan bahwa benda tersebut merupakan sampah antariksa yang berasosiasi dengan Roket Chang Zheng (Long March) milik Tiongkok yang digunakan untuk meluncurkan satelit Beidou 3-IGSO 3 pada tanggal 4 November 2019," tulis Lapan lewat website resminya, Rabu (6/1/2021).

Lapan lalu memaparkan analisis singkat yang telah dilakukan. Sistem pemantauan orbit.sains.lapan.go.id mendeteksi empat objek yang melintas di atas wilayah Indonesia dengan ketinggian rendah pada Senin (4/2021) pukul 14.01 WIB.

Berdasarkan foto yang diterima, lanjut Lapan, terdapat beberapa indikasi yang membantu identifikasi objek. Pertama, struktur yang ditemukan berbentuk segmen tabung kulit dengan diameter 3-5 meter.

"Di salah satu sisinya tergambar bendera Tiongkok serta logo China National Space Agency (CNSA) yang tampak sedikit terbakar. Segmen kulit tabung tersebut masih tampak berwarna putih dengan sedikit bekas terbakar di beberapa bagian. Foto diperoleh dari aparat (Polri dan TNI) setempat. Indikasi tersebut disertai analisis orbit yang disebutkan sebelumnya mengarah pada dugaan bahwa benda yang ditemukan merupakan bagian luar roket Chang Zheng 3B yang diluncurkan tanggal 4 November 2019 yang lalu," paparnya.

Namun, kata Lapan, ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan. Benda yang mengalami reentry akan mengalami gesekan dengan atmosfer hingga memanas dan terbakar.

"Sebagian besar benda akan terbakar atau setidaknya akan tampak hangus ketika mencapai permukaan Bumi. Hanya benda dengan material ekstrakuat yang dapat bertahan dan menyisakan bagian yang mencapai permukaan Bumi," ujarnya.

"Proses reentry juga dapat disertai ledakan yang akan mencerai-beraikan roket. Selubung luar roket dapat terkoyak tak beraturan. Pemikiran ini membuat kesimpulan bahwa benda yang jatuh di Kotawaringan Barat merupakan bekas roket CZ-3B menjadi tidak sepenuhnya meyakinkan," imbuhnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads