Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) menyinggung kelompok intoleran pemecah belah bangsa. Gerindra tidak menyebut 'merek' siapa kelompok yang dimaksud. Tetapi, pernyataan Gerindra dibalas sitiran hadis Nabi Muhammad SAW oleh eks pengurus Front Pembela Islam (FPI).
Awalnya, Gerindra menyampaikan dukungan terhadap pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) untuk menjaga persatuan bangsa dari kelompok intoleran dan pihak yang memecah belah. Gerindra menilai kelompok intoleran itu dapat membahayakan masa depan Indonesia.
"Partai Gerindra mendukung kebijakan yang diambil Presiden Jokowi untuk menjaga persatuan Indonesia dengan bersikap tegas pada kelompok intoleran yang membahayakan masa depan NKRI," kata Wakil Ketua Umum Gerindra Rahayu Saraswati kepada wartawan, Jumat (1/1).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Saraswati, menjaga keutuhan itu bangsa bukan soal siapa yang berkuasa. Justru, kata dia, seluruh elemen bangsa harus bersatu untuk bangkit dari permasalahan pada 2020.
![]() |
"Justru untuk bangkit dari permasalahan 2020, kita tidak membutuhkan pihak-pihak yang memecah belah, tapi saatnya kita menjaga persatuan bangsa," ucap Saraswati.
Siapa kelompok yang dimaksud ini? Saraswati, dalam kesempatan terpisah, mengatakan tidak merujuk terhadap 1 kelompok tertentu saja. Tetapi yang dimaksud adalah siapa pun yang bertentangan dengan Pancasila.
"Semua kelompok yang mengedepankan bahasa yang menyinggung sesama saudara Indonesia dan memecah belah," ungkap Saraswati kepada wartawan, Sabtu (2/1).
Saraswati menekankan pesan Prabowo Subianto selaku Ketum Gerindra bahwa Indonesia didirikan berdasarkan azas keadilan dan semangat persatuan.
"Pak Prabowo sebagai Ketum Gerindra selalu menekankan bahwa Indonesia didirikan atas azas keadilan dan semangat persatuan. Mari kita jaga semangat ini. Jangan sampai ada pihak-pihak yang mau digunakan sebagai pemecah belah bangsa ini," ucapnya.
Lalu, apa respons eks FPI? Simak di halaman berikutnya...
Seperti diketahui, pemerintah menyatakan FPI bubar dan segala kegiatannya dilarang. Pernyataan ini disampaikan di penghujung tahun 2020, tepatnya tanggal 30 Desember.
Larangan organisasi FPI berdasarkan Undang-Undang No 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas). Pemerintah menyatakan, isi anggaran dasar FPI dianggap bertentangan dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang organisasi kemasyarakatan. "Bahwa isi anggaran dasar Front Pembela Islam bertentangan dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan," kata Wakil Menteri Hukum dan HAM Edward 'Eddy' Hiariej.
FPI telah bubar. Segala atributnya juga sudah dicopot oleh aparat di bekas markasnya di Jl Petamburan III, Jakarta. Tetapi, sejumlah mantan pengurus FPI kini mendeklarasikan Front Persatuan Islam. Salah satu deklaratornya adalah Munarman.
Saat menanggapi pernyataan Gerindra, Munarman mengutip hadis Nabi Muhammad SAW mengenai golongan ruwaibidhah. Dalam hadis riwayat Hakim yang dikutip Munarman, ruwaibidhah memiliki arti 'Orang bodoh yang mengurusi urusan orang umum'.
![]() |
Hadis Nabi Muhammad SAW yang dikutip Munarman tersebut menjelaskan tentang orang jujur yang dianggap berbohong dan pengkhianat yang dianggap amanah.
Baca juga: Setelah FPI Dilarang Pemerintah |
"Akan tiba pada manusia tahun-tahun penuh kebohongan. Saat itu, orang bohong dianggap jujur. Orang jujur dianggap bohong. Pengkhianat dianggap amanah. Orang amanah dianggap pengkhianat. Ketika itu, 'Ruwaibidhah' berbicara. Ada yang bertanya, 'Siapa Ruwaibidhah itu?' Nabi menjawab, 'Orang bodoh yang mengurusi urusan orang umum' (HR. Hakim)," tulis Munarman melalui pesan singkat, Sabtu (2/1).
Seperti apa tanggapan lengkap Munarman yang menyitir hadis? Simak di halaman selanjutnya...
Berikut isi lengkap pernyataan Munarman:
Ini tanggapan saya..
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sudah mengingatkan :
سَيَأْتِيَ عَلَى الناَّسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتٌ يُصَدَّقُ فِيْهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيْهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيْهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيْهَا الأَمِيْنُ وَيَنْطِقُ فِيْهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيْلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ
"Akan tiba pada manusia tahun-tahun penuh kebohongan. Saat itu, orang bohong dianggap jujur. Orang jujur dianggap bohong. Pengkhianat dianggap amanah. Orang amanah dianggap pengkhianat. Ketika itu, "Ruwaibidhah" berbicara. Ada yang bertanya, "Siapa Ruwaibidhah itu?" Nabi menjawab, "Orang bodoh yang mengurusi urusan orang umum." (HR. Hakim)
![]() |
Dalam teks lain disebutkan,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَمَامَ الدَّجَّالِ سِنِينَ خَدَّاعَةً يُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيَتَكَلَّمُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ. قِيلَ: وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ؟ قَالَ: الْفُوَيْسِقُ يَتَكَلَّمُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ
"Sesungguhnya menjelang keluarnya Dajjal, ada tahun-tahun yang menipu. Di zaman itu orang yang jujur didustakan, para pendusta dianggap benar, para pengkhianat dipercaya, sementara orang-orang yang amanah dianggap pengkhianat. Pada zaman itu pula Ruwaibidhah banyak berbicara."
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya, "Apa itu Ruwaibidhah, wahai Rasulullah?"
Beliau kemudian menjawab,
الْفُوَيْسِقُ يَتَكَلَّمُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ
"Orang yang sangat fasik (lagi hina), membicarakan perkara publik (masyarakat umum)."
Demikian jawaban saya
(dkp/dkp)