Bareskrim Polri dan Komnas HAM akan melakukan uji balistik terkait kasus tewasnya enam orang laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek Km 50. Uji balistik dilakukan di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim di Sentul, Jawa Barat.
"Hari ini mendampingi tim Komnas untuk uji balistik di Puslabfor Sentul. (Yang akan diuji) beberapa benda temuan Komnas di sekitar TKP," kata Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi melalui pesan singkat, Rabu (30/12/2020).
Brigjen Andi membenarkan bahwa salah satu yang akan diuji ialah proyektil yang ditemukan Komnas HAM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dia belum dapat memastikan apakah temuan Komnas HAM yang diuji itu akan dijadikan sebagai barang bukti oleh tim penyidik. Andi menuturkan Polri hanya memfasilitasi Komnas HAM untuk menguji hasil temuan tersebut.
"Belum tahu, tergantung tim Komnas HAM, penyidik hanya memfasilitasi ke Puslabfor," ujarnya.
Sebelumnya, Komnas HAM melakukan penelusuran sejumlah titik yang diduga berkaitan dengan peristiwa penembakan enam anggota laskar FPI di Km 50 Tol Jakarta-Cikampek. Berdasarkan penelusuran itu, Komnas HAM menemukan sejumlah fakta baru.
"Kami temukan di beberapa titik, kami tidak bisa sebutkan titik dimana saja, karena itu masih kami cross-check ulang, cross-check ulang titik mana saja yang sesuai dan tidak sesuai," kata Ketua Penyelidikan Komnas HAM Choirul Anam dalam konferensi pers di kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (28/12).
Komnas HAM menemukan tujuh proyektil peluru dan empat selongsong di sekitar lokasi kontak tembak.
"Saya menambahkan saja detail-detail. Yang pertama proyektil jumlahnya 7, tapi 1 kami tidak terlalu yakin. Jadi dari 7 itu, kami 1 tidak terlalu yakin. Jadi yang yakin 6, yang 1 kita nggak yakin," Choirul Anam.
Choirul menjelaskan, dari 4 selongsong yang ditemukan, 3 di antaranya masih utuh. Sementara itu, satu lagi, sebut Choirul, Komnas HAM belum bisa memastikan.
"Yang kedua selongsong 4, 3 utuh, satunya kami duga itu adalah, apa namanya, bagian belakang, kaya bagian pelatuknya itu, tapi ini kita duga. Yang firmed selongsongnya itu 3. Jadi ini 3, bentuknya memang nggak berubah. Kalau yang satunya bentuknya ini," terang Choirul sambil menunjukkan bukti selongsong yang ditemukan.
"Apakah ini betulan bagian dari selongsong itu, kami belum bisa menilai. Makanya kami masukkan di sini dengan catatan ini tidak terlalu firmed," imbuhnya.
Begitu pula proyektil peluru. Choirul juga menunjukkan bukti proyektil yang ditemukan.
"Yang proyektil tadi juga begitu, kalau yang lain modelnya begini, yang ini modelnya begini. Nah, ini kita tidak terlalu firmed, makanya kami catat satu yang tidak terlalu firmed," ucapnya.