Membaca Al Quran sudah seharusnya dilakukan sesuai hukum tajwid. Dikutip dari tulisan berjudul Tajwid Qarabasy, ilmu tajwid adalah memperelok atau memperindah sesuatu.
Tulisan yang diterbitkan United Islamic Cultural Centre of Indonesia (UICCI) tersebut menjelaskan, ilmu tajwid mempelajari cara membaca Al Quran yang baik dan benar. Salah satu materi dalam ilmu tajwid adalah hukum dan macam-macam bacaan mad.
Pentingnya membaca Al Quran sesuai tajwid dengan baik dan benar telah disebutkan Allah SWT dalam firmanNya surat Al-Muzammil ayat 4
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ ٱلْقُرْءَانَ تَرْتِيلً
Arab latin: Au zid 'alaihi wa rattilil-qur`āna tartīlā
Artinya: "Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan."
Terkait hukum dan macam-macam bacaan mad, arti mad adalah memanjangkan atau menambahkan suara. Pemanjangan bisa dilakukan dengan salah satu huruf mad atau liin.
Hukum dan macam-macam bacaan mad terbagi menjadi dua bagian. Dengan penjelasan awal ini, maka ada tiga hal yang harus diketahui lebih dulu seputar mad
Tiga hal wajib tahu soal hukum dan macam-macam bacaan mad:
1. Huruf Mad
Huruf mad ada tiga yaitu alif (أ), wawu (و), ya' (ي)
2. Mad asli
Hanya ada satu jenis mad asli yaitu madd-i thabii
3. Mad far'i
Dalam hukum dan macam-macam bacaan mad ada lima jenis mad far'i yaitu madd-i wajib muttashil, madd-i jaiz munfashil, madd-i lazim, madd-i aridz lis-sukun, dan madd-i lein.
Ilmu tajwid ternyata memiliki 6 hukum dan macam-macam bacaan mad. Keenamnya memiliki cara membaca berbeda yang harus diketahui tiap muslim. Supaya tidak bingung, berikut penjelasannya
Selanjutnya hukum dan macam-macam bacaan mad
KLIK HALAMAN SELANJUTNYA UNTUK MEMBACA
Hukum dan macam-macam bacaan mad
1. Madd-i thabii
Disebut madd-i thabii jika ada huruf mad dan berikutnya tidak ada sebab-i mad. Dalam ilmu tajwid ada dua sebab-i mad yaitu, alif yang berharokah (hamzah) dan huruf yang tidak pakai harokah (sukun).
Contoh madd-i thabii
![]() |
Bacaan madd-i thabii adalah sepanjang satu alif atau dua harokah. Nama lainnya adalah mad dzaruri, mad asli, dan mad rahmani.
2. Madd-i wajib muttashil
Hukum ini berlaku jika ada harf-i mad bertemu dengan sebab-i mad hamzah dalam satu kata.
Contoh madd-i wajib muttashil
![]() |
Madd-i wajib muttashil dibaca panjang dengan ketetapan muttafaqun alaih bergantung dari martabahnya, yang ditambah satu mad atas madthabii. Disebut muttafaqun alaih karena wajib dan tidak ada yang membaca pendek.
3. Madd-i jaiz munfashil
Aturan diterapkan jika ada harf-i mad bertemu dengan sebab-i mad hamzah namun tidak dalam satu kata.
Contoh madd-i jaiz munfashil
![]() |
Hukum mad ini disebut jaiz karena sifatnya yang boleh ditambahkan atas madd-i thabii. Beberapa imam qiraat San'ah dan Asyarah (qurra) ada yang pilih membaca pendek. Sedangkan penyebutkan munfashil dikarenakan berada dalam dua kata berbeda.
4. Madd-i lazim
Hukum dan macam-macam bacaan mad ini berlaku jika ada harf-i mad dan sesudahnya ada sebab-i mad sukun-u lazim. Madd-i lazim ada empat jenis:
- Madd-i lazim kalima-i mutsaqqalah
![]() |
- Madd-i lazim kalima-i mukhaffafah
![]() |
- Madd-i lazim harf-i mutsaqqal
![]() |
- Madd-i lazin harf-i mukhaffaf
![]() |
Aturan madd-i lazim dibaca panjang adalah muttafaqun alaih, atau dilakukan semua qurra. Madd-i lazim adalah yang paling kuat dibanding hukum mad lainnya. Huf mad dalam madd-i lazim dan wajib tidak boleh ditinggalkan saat membaca Al Quran.
5. Madd-i aridz lis-sukun
Hukum dan macam-macam bacaan mad untuk madd-i aridz lis-sukun terjadi jika, ada harf-i mad dan sesudahnya ada sebab-i mad sukun-u aridh.
Contoh madd-i aridz lis-sukun
![]() |
Memanjangkan bacaan saat madd-i aridz lis-sukun hukumnya jaiz karena mukhtalafun fih. Martabah atau pemanjangan huruf bergantung pada kondisi huruf akhir.
6. Madd-i liin
Aturan madd-i liin berlaku jika sesudah harf-i lien ada sebab-i mad sukun. Harf-i lien adalah huruf (insert pic) yang sakin dan huruf sebelumnya berharakah fathah.
Contoh madd-i liin
![]() |
Hukum memanjangkan madd-i liin adalah jaiz (boleh) karena mukhtalafun fih. Pemanjangan mad (martabah) pada madd-i liin bergantung pada sebab-i madnya.
Mempelajari hukum dan macam-macam bacaan mad atau cabang ilmu tajwid yang lain mungkin bukan hal mudah. Namun dengan bimbingan dan rajin membaca Al Quran bukan mustahil jika bisa menerapkan hukum bacaan dengan baik dan benar.