Turun di 2020 karena Pandemi, Pemprov DKI Yakin Ekonomi Naik 5% di 2021

Turun di 2020 karena Pandemi, Pemprov DKI Yakin Ekonomi Naik 5% di 2021

Muhammad Ilman Nafian - detikNews
Selasa, 22 Des 2020 13:50 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
Gubernur Anies Baswedan (Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta -

Ekonomi di DKI Jakarta mengalami penurunan pada 2020 karena pandemi virus Corona (COVID-19). Namun, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yakin ekonomi akan tumbuh pada 2021.

Awalnya, Anies menjelaskan ekonomi Jakarta mengalami penurunan di triwulan kedua dan ketiga pada 2020. Bahkan, sempat turun sampai -8,23 persen.

"Di tahun 2020 ini, perekonomian Jakarta memasuki resesi. Selama 2 triwulan berturut-turut, perekonomian kita mengalami kontraksi. Pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan kedua itu sebesar -8,23% dan pada triwulan ketiga -3,82%. Ini year on year (yoy) datanya. Ini menunjukkan bahwa memang kita mengalami kontraksi kemarin," ujar Anies dalam acara Forum Musrenbang perubahan RPJMD 2017-2022 yang disiarkan di Channel YouTube Pemprov DKI Jakarta, Selasa (22/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anies mengatakan ekonomi Ibu Kota diprediksi akan tumbuh 5 persen pada 2021. Hal itu didasari proyeksi Bank Indonesia (BI).

ADVERTISEMENT

"Jadi berdasarkan report dari Bank Indonesia Kantor Perwakilan DKI Jakarta, perekonomian DKI Jakarta diproyeksikan pada tahun 2021 itu kembali kepada pertumbuhan sekitar 5-5,4 persen. Jadi kalau tahun ini, kita -2 persen sampai -1,6 persen. Bank Indonesia memprediksikan tahun depan kita bisa 5-5,4 persen," ucapnya.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu berharap pada 2021 ekonomi Jakarta dapat tumbuh hingga 6 persen. Menurutnya, Jakarta merupakan wilayah yang ekonominya cepat tumbuh.

"Diharapkan di tahun 2022 itu membaik di kisaran 5,8-6,2 persen. Artinya ya kita mengalami kontraksi yang serius di tahun 2020, tapi mungkin kita termasuk yang paling cepat untuk kembali di dalam perputaran perekonomian karena kesiapan dari kita semua," katanya.

"Mungkin juga karena nature-nya bahwa krisis ini nature-nya disebabkan oleh kita semua membatasi kegiatan, kita semua membatasi pergi ke restoran, kita semua membatasi pergi ke pertemuan, kita semua membatasi kegiatan. Jadi kontraksi ekonomi bukan karena salah perhitungan dalam kegiatan investasi pelaku-pelaku ekonomi di Jakarta, tapi karena supply dan demand mengalami penurunan yang amat serius akibat kita semua harus melakukan pencegahan terhadap penularan virus lewat pengurangan aktivitas ekonomi," imbuh Anies.

Sebelumnya, Anies juga menyebut angka pengangguran di Jakarta meningkat karena adanya pandemi COVID-19. Tercatat, lebih dari 453 ribu orang kehilangan pekerjaan.

"Jadi selama masa periode pandemi, sektor formal kita itu secara data statistik dari Dinas Tenaga Kerja itu kehilangan sekitar 453.295 pekerja. Nah dari angka itu, 259.597 itu diserap di sektor informal," ujar Anies.

"Jadi kira-kira yang terdampak langsung sehingga kehilangan pekerjaan dan tidak terserap di sektor informal itu 193.698 orang," katanya.

Halaman 2 dari 2
(man/aik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads