Hampir 9 bulan wabah virus Corona (COVID-19) di Indonesia merebak dan hingga kini kasus aktif masih ada. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bicara soal upgrade visi dan kebijakan pembangunan Kota Jakarta.
"Bapak-Ibu semua yang saya hormati, pandemi yang terjadi pada tahun ini bukan sekadar masalah, tapi kita harus pandang ini sebagai sebuah kesempatan untuk kita melakukan perbaikan," ujar Anies dalam acara Forum Musrenbang Perubahan RPJMD 2017-2022 yang disiarkan di channel YouTube Pemprov DKI Jakarta, Selasa (22/12/2020).
Menurutnya, semua sektor terdampak pandemi COVID-19. Karena itu, Anies meminta jajarannya bangkit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah masa pandemi dan krisis ini lewat, kita tidak bisa business as usual, ada banyak pelajaran. Ada banyak pengalaman berharga yang kita semua ambil di dalam perjalanan satu tahun ini dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus mampu untuk build, back, better, 3B build, back, better menuju sebuah kota di mana pembangunannya dilakukan dengan kolaborasi yang optimal antarseluruh unsur, baik itu pemerintah, dunia usaha, maupun civil society," ucapnya.
Untuk itu, Anies berencana memperbarui visi kebijakan pembangunan kota Jakarta. Hal pertama yang akan diperbarui mengenai sistem lingkungan terdekat adalah masyarakat ketika membutuhkan suatu kebutuhan pokok tidak pergi jauh ke tempat lain, tapi dengan cara memanfaatkan lingkungan sekitarnya.
"Karena itulah kita melakukan upgrade atas visi dan kebijakan pembangunan kota Jakarta melalui pertama, perencanaan ruang berbasis neighborhood, lingkungan terdekat, sekitar, di mana semua kebutuhan warga harus bisa terpenuhi tanpa perlu menempuh jarak jauh. Ketika kita harus melakukan pembatasan sosial berskala besar, pada saat itu kita harus mengambil hikmah bahwa ke depan, tiap-tiap wilayah harus bisa self-sufficient, harus bisa memenuhi kebutuhannya tanpa harus bepergian jauh-jauh. Sesuatu yang mungkin dulu tidak pernah kita bayangkan," katanya.
Kemudian, yang akan diubah berikutnya adalah fasilitas dan layanan dasar kota. Menurutnya, hal tersebut sangat penting disiapkan dan dampaknya terasa saat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Kemudian yang kedua adalah fasilitas dan layanan dasar kota yang berketahanan. Ini dibutuhkan sekali karena begitu kita melakukan pembatasan seperti kemarin bahkan sekarang kita masih ada dalam status PSBB, tetapi kita membutuhkan untuk bisa tetap berjalan sebagai sebuah masyarakat walaupun ada pembatasan. Dan ketergantungan Jakarta pada kebutuhan-kebutuhan dasar, termasuk pangan adalah sesuatu yang harus kita antisipasi ke depan," ujarnya.
Mantan Mendikbud itu melanjutkan infrastruktur digital juga harus diubah karena dampak pandemi COVID-19. Sebab, interaksi digital kini dibutuhkan karena hampir semua orang bekerja dan sekolah dari rumah dengan menggunakan layanan online.
"Yang ketiga adalah peningkatan infrastruktur digital sebagai backbone (tulang punggung) dari tata kelola pemerintahan modern yang berbasis data. Kita menyadari begitu semua harus bekerja dari rumah, belajar dari rumah, mendadak kebutuhan atas infrastruktur teknologi dan data itu menjadi sangat tinggi dan ini harus dikebut kemarin, termasuk program JakWifi," ucapnya.
Anies mengatakan layanan yang harus diperbarui juga mengenai integritas data kependudukan. Menurutnya, hal itu penting untuk memberi pertolongan bagi warga, khususnya dalam memberikan bantuan sosial dan kesehatan.
"Yang berikutnya adalah integrasi data kependudukan untuk menghasilkan intervensi sosial yang tepat. Karena kita menyadari persis bahwa ketika harus melakukan pertolongan baik pertolongan kesehatan, pertolongan sosial, pertolongan ekonomi kepada warga yang terdampak dari krisis apapun. Di sana diperlukan data yang akurat dan berbasis lokasi yang benar. Itu sebabnya pengintegrasian menjadi mutlak dan yang tidak kalah penting adalah reformasi ekonomi dengan kita harus mendorong industri berbasis pengalaman dan nilai tambah," imbuh Anies.
Simak video 'PSBB Transisi DKI Diperpanjang Hingga 3 Januari 2021':