Seorang kurir perusahaan ekspedisi bernama Uhad (26) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, viral di media sosial (medsos) setelah berjuang mengantarkan paket untuk pelanggan yang permukimannya terisolasi banjir. Dari aksinya itu, sang kurir menuai banyak pujian warganet atau netizen.
Dalam posting-an video yang viral itu, terlihat Uhad sedang mendayung rakit di wilayah banjir demi bisa tiba di rumah pelanggannya. Di lain sisi, pelanggan Uhad terlihat menunggu dan merekam video aksi Uhad. Sang pelanggan lalu melontarkan pujian untuk sang kurir.
"Kodong (kasihan) pengantar paketku, nekatnya," terdengar suara pelanggan wanita yang menanti kedatangan Uhad.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perjuangan Uhad tersebut bahkan membuat sang pelanggan khawatir. Pasalnya, ketinggian air sudah semakin parah, diperkirakan telah setinggi dada orang dewasa.
"Pendek sekali itu kayu (alat dayung), pendek sekali itu kayunya (sementara). Dalam sekali itu air, baru (saja airnya) naik ini, tadi ndag (tidak)," kata sang pelanggan.
Diketahui, lokasi viral Uhad mengantar paket milik pelanggannya itu terletak di Jalan Toa Daeng 3, wilayah Kecamatan Manggala, Kota Makassar, pada Jumat (18/12). Uhad menyebut lokasi pelanggannya itu adalah sebuah wilayah persawahan yang memang rawan banjir.
"Di sana memang masih persawahan, ada empang juga, memang posisi rumahnya yang customer pemesan paket itu agak terpisah dari perumahan-perumahan yang lain, di tengah-tengah sawah gitu," kata Uhad saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (19/12/2020).
Tonton video 'Puluhan Rumah di Parepare Terisolasi karena Banjir 1 Meter':
Uhad mengatakan, jika sedang tidak banjir, lokasi atau titik rumah pelanggannya tersebut memang tidak dapat diakses motor dan hanya bisa dengan berjalan kaki. Lantaran saat ini sedang musim hujan, tak ayal wilayah persawahan sejauh kurang-lebih 200 meter tersebut kebanjiran sehingga rawan jika diakses dengan berjalan kaki sebagaimana biasanya.
"Rawan banjir. Jadi sudah saya wanti-wanti. Kalau banjir, daerahnya Ibu memang yang paling parah, daerah belakang," katanya.
Uhad mengatakan dia mengantarkan paket tersebut meski harus berusaha lebih keras lantaran dia khawatir paket tersebut sangat dibutuhkan oleh sang pelanggan. Alhasil, dia kemudian nekat mengantarkannya meski harus dengan rakit.
"Pas saya sampai, cerita-cerita sama warga sekitar situ, katanya sudah banyak pengantar paket datang, tapi sudah pulang semua (tidak jadi mengantar sampai ke tangan pelanggan)," ujar Uhad.
"Kan saya juga sudah pernah jadi customer, Bang. Saya berpikir, jangan-jangan barang ini sedang dibutuhkan sama ibu yang di sana, jadi saya antarkan," pungkas Uhad.