Pada tahun 2030, Pemprov DKI Jakarta sudah menetapkan pembangunan kota berkelanjutan yang bertujuan menjadikan Jakarta sebagai kota dengan ketahanan iklim yang baik. Tidak hanya dengan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 30% tetapi juga mempersiapkan Jakarta sebagai kota yang layak huni.
"Kami membayangkan Jakarta akan menjadi kota yang tidak hanya layak huni bagi semua orang, tetapi juga kota yang bisa menjadi lebih baik setelah krisis apapun baik itu krisis lingkungan maupun krisis ekonomi," tutur Plt. Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan DKI Jakarta Vera Revina Sari dalam forum JDCN yang ditayangkan secara streaming, Jumat (18/12/2020).
Untuk memaksimalkan target tersebut, Vera mengatakan ada beberapa langkah yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta di beberapa sektor, yang pertama adalah sektor transportasi dan mobilitas, bangunan dan efisiensi energi, dan AFOLU (agriculture, forestry, and other land use) serta industri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sisi transportasi, Vera mengatakan Jakarta telang mendorong warganya untuk beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi umum. Salah satu kunci untuk mendorong masyarakat menggunakannya adalah dengan pembangunan infrastruktur yang membuat masyarakat nyaman untuk memakai transportasi umum.
"Jakarta sudah mengintegrasikan berbagai transportasi umum, selain itu membangun trotoar yang ramah pejalan kaki. Selain itu, kami juga menyediakan para pesepeda jalur khusus sepeda. Jakarta juga menyediakan bus elektrik, dan melanjutkan pembangunan LRT dan MRT," tutur Vera.
Vera menambahkan, Jakarta juga menerapkan prinsip Green Building dan memasang panel surya di 12 gedung pemerintahan dan juga beberapa sekolah. Upaya tersebut juga didukung oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemprov DKI Jakarta dalam roadmap 2030 tentang udara Jakarta yang lebih bersih.
Selain itu, untuk mengatasi isu adaptasi iklim ini pemerintah daerah membentuk satuan tugas khusus untuk mitigasi dan adaptasi iklim untuk mengejar target yang telah ditetapkan tersebut. Satgas ini beranggotakan ahli dari masing-masing unit pemerintah daerah dan organisasi kemasyarakatan yang merupakan salah satu contoh nyata kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan.
"Jakarta juga telah menanam pohon dan membangun 50 taman kota pada tahun 2019, salah satunya adalah taman kota yang berada di Gelora Bung Karno yang letaknya berada di jantung kota Jakarta," imbuh Vera.
Namun, untuk mencapai hal tersebut Vera mengatakan ada beberapa tantangan yang harus dilalui seperti melakukan tindakan penyadaran kepada masyarakat, lalu beberapa aksi yang tertunda akibat COVID-19.
Sementara itu, bahan bakar ramah lingkungan juga menjadi satu tantangan yang harus segera dibenahi, mengingat ada pemakaian bahan bakar pada kendaraan dan juga industri akan memberikan dampak yang signifikan terhadap pengurangan emisi.
"Terlepas dari keterbatasan tersebut, Jakarta akan selalu berinovasi dan menjadi laboratorium untuk menerapkan praktik terbaik agar iklim di Jakarta akan menjadi lebih baik," pungkasnya.
(ega/ega)