Pihak pemilik Waroeng Brothers angkat bicara soal pengeroyokan terhadap Lurah Cipete Utara Nurcahya saat razia protokol kesehatan. Menurut pihak Waroeng Brothers, Nurcahya tiba-tiba datang dan menggebrak meja.
Wisnu Wardhana selaku kuasa hukum Feri, pemilik usaha, menjelaskan kejadian pada Sabtu (21/11) dini hari itu. Menurut Wisnu, saat itu Lurah Nurcahya datang tiba-tiba dan sempat menggebrak meja.
"Beliau dengan tiga orang FKDM masuk langsung memerintah dengan lantang kepada mereka semua untuk mengambil foto, lalu menggebrak-gebrak meja. Jadi misalkan pengakuan Bu Lurah datang dengan baik-baik, menghampiri pemilik, itu tidak ada sama sekali. Yang ada, beliau langsung masuk, gebrak-gebrak meja," kata Wisnu Wardhana kepada wartawan di Waroeng Brothers, Cipete Utara, Jakarta Selatan, Jumat (11/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Wisnu, aksi gebrak meja yang dilakukan Lurah Nurcahya dan petugas lainnya itu akhirnya memancing emosi para tamu. Sehingga bentrokan pun tak bisa dihindari.
"Kalau misalkan saya sebagai pengunjung yang tidak kenal itu lurah karena nggak ada atribut, pasti terpancing. Akhirnya bentrok," imbuhnya.
Menurutnya, Lurah Nurcahya datang ke lokasi tanpa atribut dan tidak didampingi aparatur kelurahan.
"Yang sebenarnya terjadi pada saat itu, pada saat kejadian sekitar 00.30 WIB, Bu Lurah dengan tanpa atribut tengah malam datang kemari tidak didampingi aparatur kelurahan ataupun aparatur yang sah mendampingi dia sekalipun itu Satpol PP. Bu Lurah datang bersama dengan FKDM yang kita tidak tahu itu apa, ternyata itu ormas. Kita juga tidak tahu ormas itu legalitasnya seperti apa, tapi sudah dilengkapi dengan atribut Satgas COVID," terang Wisnu.
Sementara itu, Wisnu membantah kliennya terlibat dalam pengeroyokan terhadap Lurah Nurcahya. Bahkan, menurutnya, pemilik Waroeng Brothers ikut melerai.
"Kalau dari kami atas nama pemilik WB ini menyatakan itu tidak pernah ada yang namanya penganiayaan. Kita bisa buktikan tidak ada yang menjadi satu pun tersangka," kata Wisnu.
"Ini perlu kita klarifikasi bahwa pada saat bentrokan terjadi, baik pemilik WB maupun yang bernaung di dalam WB ini sudah berupaya untuk melerai. Dibuktikan dengan terselamatkannya Bu Lurah hingga bisa masuk ke dalam mobil," sambungnya.
Simak cerita Bu Lurah di halaman selanjutnya.
Lurah Cipete Utara Nurcahya menjelaskan pada malam itu ia berpatroli bersama FKDM, PPSU, dan ketua RT untuk mengecek kerumunan masyarakat. Setelah berkeliling di lingkungan Kelurahan Cipete Utara, saat hendak menuju ke kantornya, Nurcahya mendengar ingar-bingar dari Waroeng Brothers.
Nurcahya kemudian mendatangi Waroeng Brothers. Menurut Nurcahya, saat itu dia memanggil pemilik usaha.
"Saya panggil, mencari pemiliknya, tapi karena banyak orang dan suara musik terdengar nyaring, saya tidak langsung bertemu pemiliknya," ujar Nurcahya saat menyegel Waroeng Brothrers sore tadi.
Setelah bertemu dengan sang pemilik, ia sempat menanyakan kenapa masih terjadi kerumunan di tengah kondisi PSBB. Ia pun mengajak pemilik untuk bertemu di kantor tapi ditolak.
"Terus saya sampaikan, 'Oke deh, bicara saja di kantor'. Tapi beliau tidak terima karena sudah malam," terangnya.
Nurcahya pun memutuskan pergi karena merasa khawatir dengan keadaan sekitar tempat usaha tersebut. Namun ia tiba-tiba dikejar hingga dianiaya.
"Saya bilang, 'Ya sudah kalau nggak mau'. Saya yang khawatir memutuskan untuk pergi dari situ. Tapi saya dikejar, dilakukan pemukulan-penganiayaan di jalan raya," tuturnya.
Akibat penyerangan tersebut, Lurah Nurcahya terkena pukulan di bagian wajah. Ia mengalami memar di bagian pipinya.