Banjir melanda hampir seluruh kecamatan di Aceh Utara, Aceh, sejak tiga hari lalu. Banjir parah ini terjadi dipicu oleh jebolnya Bendungan Krueng Pase.
"Hampir semua kecamatan yang ada di Aceh Utara terendam banjir. Saya telah memerintahkan seluruh unit pemerintahan di bawah koordinasi saya untuk terus meng-update situasi dan melakukan langkah langkah tanggap bencana," kata Bupati Aceh Utara Muhammad Thaib kepada wartawan, Senin (7/12/2020).
Muhammad meminta pemerintah pusat dan Pemprov Aceh membantu menyelesaikan masalah Bendungan Krueng Pase. Dia menyebut masalah bendungan itu sangat kompleks karena menyangkut kewenangan lintas instansi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk itu, perlu mengintegrasikan kewenangan dan peran Pemkab, Pemprov, dan pemerintah pusat, saya sebagai Bupati Aceh Utara berharap kepada pemerintah pusat dan provinsi untuk memprioritaskan permasalahan bendungan Krueng Pase," jelas pria yang akrab disapa Cekmad itu.
"Karena ini bukan masalah banjirnya saja, tetapi juga menyangkut hasil tanam, ternak, dan harta benda masyarakat yang setiap tahunnya merugi akibat imbas banjir," sambungnya.
Cekmad mengaku prihatin atas musibah yang menimpa warga Aceh Utara. Dia berjanji segera memperbaiki bendungan Krueng Pase.
"Mohon doa dari semua pihak, mudah-mudahan semua yang kita hadapi saat ini segera berakhir. Saya yakin pembangunan bendungan Krueng Pase segera terealisasi, meskipun harus saya pertaruhkan jabatan saya sebagai Bupati Aceh Utara," tuturnya.
Cekmad memerintahkan pihak terkait melakukan tanggap bencana, termasuk contingency plan pascabanjir. Hal itu mengingat keterbatasan anggaran akibat pandemi COVID-19.
"Kami telah semaksimal mungkin melakukan langkah-langkah dalam menghadapi bencana banjir ini," ujar Cekmad.
Sebelumnya, banjir di Aceh Utara terjadi sejak Sabtu (5/12) dini hari setelah daerah itu diguyur hujan deras. Hingga hari ini, air masih menggenangi rumah warga.