Gatot Nurmantyo Sebut TNI Seperti Era Orba, NasDem: Tak Ada Tanda-tanda

Gatot Nurmantyo Sebut TNI Seperti Era Orba, NasDem: Tak Ada Tanda-tanda

Matius Alfons - detikNews
Minggu, 06 Des 2020 09:30 WIB
Din Syamsuddin dan Gatot Nurmantyo menghadiri deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jawa Barat, Senin (7/9/2020). Deklarasi dilaksanakan di sebuah rumah, Kota Bandung, Senin (7/9/2020).
Gatot Nurmantyo (Foto: Yudha Maulana)
Jakarta -

Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo menilai TNI yang sekarang terlihat seperti pada era Orde Baru atau Orba. Legislator NasDem menilai tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan pendapat tersebut.

"Tidak ada tanda-tanda TNI akan kembali ke konsep Orde Baru," kata Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi NasDem, Muhammad Farhan, saat dihubungi, Sabtu (5/12/2020).

Farhan menyebut jika saat ini TNI berada di luar tugas kemilitieran, itu berbeda dengan yang terjadi saat orde baru. Dia menyebut pada massa orba sesuai dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959, TNI yang dulu bernama ABRI mengisi peran sosial dan politik hingga masuk ke sistem negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada masa orde baru peran TNI adalah sebagai kekuatan sosial politik resmi yang disahkan oleh negara dan masuk ke sistem kenegaraan," ucapnya.

"Dimana ABRI masuk ke: MPRRI, Fraksi sendiri di DPRRI & Jalur ABRI khusus, disamping Birokrasi dan Golkar, utk jabatan publik sipil," lanjut dia.

ADVERTISEMENT

Simak video 'Gatot Nurmantyo: TNI Terlihat Seperti Era Orde Baru':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Farhan menilai satu-satunya konsep ABRI yang masih ada hingga saat ini adalah Kodam, Korem, Kodim, dan Koramil. Atas dasar itulah, Farhan menilai, Gatot hanya berupaya untuk tetap memberi kritik dan sebagai oposisi pemerintah.

"Kesimpulannya hal ini disampaikan oleh Pak GN (Gatot Nurmantyo) sebagai bagian dari strategi komunikasi massa beliau untuk terus mengambil sikap kritis kepada pemerintahan, namanya juga oposisi," ujarnya.

Tak hanya itu, jika Gatot Nurmantyo ingin TNI lepas 100 persen dari politik, seharusnya, kata Farhan, itu dilakukan saat ia masih menjabat sebagai Panglima TNI.

"Kalau memang mau menghentikan TNI 100% berpolitik, Pak GN punya kesempatan membubarkan semua Kodam, Korem, Kodim dan Koramil saat beliau jadi Panglima TNI," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, Presidium KAMI Gatot Nurmantyo menyampaikan penilaiannya tentang kinerja TNI. Eks Panglima itu menilai TNI kini terlihat seperti pada era Orde Baru. Bagi Gatot, TNI sudah berubah sebagai alat propaganda politik pemerintah.

"Kalau kita melihat perkembangan situasi yang terjadi akhir-akhir ini ada warning, peringatan, bahwa TNI telah terlihat menjadi seperti pada tahun Orde Baru yang lalu," papar Gatot kala menjadi pembicara dalam webinar yang digelar KAMI, Jumat (4/12/2020) malam.

Gatot bahkan melontarkan dugaan ada sejumlah pihak yang berusaha menggiring TNI berpolitik. Baginya, tindakan itu bisa membuat TNI jatuh pada titik terendah.

"Inilah yang dulu menyebabkan ABRI jatuh pada titik paling rendah," ucap Gatot

Gatot kemudian mendorong TNI dijaga profesionalismenya. Baginya, tugas itu bukan hanya menjadi tugas anggota TNI saja, tapi juga tanggung jawab semua pihak di luar TNI. "Menjaga profesionalisme TNI bukan tanggung jawab TNI, tapi seluruh komponen bangsa," tegasnya.

Halaman 2 dari 2
(maa/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads