Pecah ideologi
OPM juga mengalami perpecahan pada aspek ideologis. John RG Djopari dalam buku 'Pemberontakan Organisasi Papua' Merdeka tahun 1993 menjelaskan hal ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Kaum tua OPM cenderung berideologi Barat, tokohnya seperti Markus Kaisiepo, Nicolaas Jouwe, dan Herman Womsiwor.
- Sedangkan kaum muda OPM mengusung ideologi neo-Marxis/Sosialis, antara lain Ben Tanggahama, Saul Hindom, dan Jacob Prai.
Di dalam OPM sendiri meski sama-sama ingin merdeka dari Indonesia, namun ada perbedaan di dalamnya. Sebagian ingin merdeka tapi pro-Belanda, namun sebagian ingin merdeka tapi tidak pro-Belanda.
"Gerakan OPM sangat terdesentralisasi, terdiri dari banyak faksi dan kompetisi satu sama lain. Di depan media, mereka menampilkan citra yang paling familiar tentang angkatan gerilya. Namun pada praktiknya, satu komando dalam tubuh OPM adalah hal yang mustahil, soalnya OPM terdiri dari kombinasi klan dan loyalitas etnis, persilangan personal, berada di medan terpencil, dan punya agenda masing-masing. Unit-unit dan komandan sillih berganti tanpa banyak disertai komunikasi satu dengan yang lainnya," demikian kata IPAC, organisasi yang diawaki oleh peneliti tenar seperti Sidney Jones, Azumardi Azra, hingga Todung Mulya Lubis.
Kelompok-kelompok politik
Kelompok-kelompok politik juga didirikan untuk menyatukan gerakan yang terpisah-pisah. Berikut adalah kelompok-kelompok itu:
1. WPNA (West Papua Nasional Authority) didirikan tahun 2004 untuk memayungi semua organisasi politik OPM. Pendirinya adalah Edison Waromi, Jacob Rumbiak, dan Herman Wanggai.
2. WPNCL (West Papua National Coalition for Liberation) diddirikan oleh OPM Pemka, Otto Ondowame, di Vanuatu Papua Nugini pada 2005. Mathias Wenda menjadi komandan tertinggi WPNCL. Mereka ingin menjadi sayap politik OPM, namun tak semua OPM bersenjata setuju. Mereka yang tak setuju adalah Goliath Tabuni dan Kelly Kwalik.
3. The Free West Papua Campaign didirikan oleh Benny Wenda di Inggris tahun 2000. Benny adalah pria kelahiran Wamena yang pernah ditangkap aparat tahun 2002 karena diduga mendalangi serangan di kantor polisi kawasan Abepura. Namun dia berhasil melarikan diri ke Papua Nugini dan memperoleh suaka politik di Inggris.
4. KNPB (Komite Nasional Papua Barat) didirikan sebagai organisasi politik radikal pada 2008. Sejak 2012, Victor Yeimo tampil sebagai pemimpinnya. Pada Mei 2012, KNPB mencoba membangun ikatan dengan kelompok bersenjata OPM dengan menggelar pertemuan di Biak dan menunjuk Goliath Tabuni sebagai komandan tertinggi. Namun Goliath sendiri tak tertarik.
5. ULMWP (United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) didirikan pada 6 Desember 2014 oleh WPNA, WPNCL, dan KNPB. Benny Wenda menjadi juru bicara ULMWP. Organisasi ini mendapatkan status pemantau (observer) Melanesian Sparehead Group (MSG), namun Indonesia sendiri juga menjadi anggota di MSG.
(dnu/fjp)