Data dari Satgas COVID-19 per 30 November 2020, Jawa Tengah menempati posisi pertama dengan tingkat kesembuhan harian dengan catatan 1.289 pasien sembuh. Catatan ini membuat kumulatif kesembuhan di Jawa Tengah menjadi 39.570 kasus. Sehari sebelumnya kesembuhan di provinsi ini mencapai 760 kasus.
Meski demikian Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan dinamika ini belum selesai. Maksudnya jika semua meng-input datanya dengan akurat dan benar, maka nanti akan terbaca performa apakah baik atau buruk.
"Saya hanya minta teman-teman di Jateng nggak usah takut. Karena tindakannya sudah benar. Maka kalau hasilnya bagus ya Alhamdulillah, cuman kalau datanya beda dan njeglek seperti itu, ya ini akan berpengaruh," kata Ganjar dalam keterangannya, Selasa (1/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu di posisi kedua ada DKI Jakarta dengan 915 pasien sembuh dan kumulatifnya masih tertinggi mencapai 123.984 pasien. Kemudian diikuti Jawa Barat dengan 703 pasien sembuh dan kumulatifnya 45.049 pasien, lalu di Jawa Timur sebanyak 319 pasien dan kumulatifnya 54.490 pasien.
Sedangkan pada kasus pasien meninggal harian, Jawa Tengah menjadi kedua terbanyak, yakni 23 orang dan kumulatifnya urutan ketiga dengan 2.363 pasien. Urutan pertama dipegang Jawa Timur dengan penambahan 32 orang meninggal dunia dan kumulatifnya 4.407 pasien.
Kesembuhan pasien dari COVID-19 setiap hari terus bertambah. Data Kementerian Kesehatan per 30 November 2020 menyebut jumlahnya melampaui penambahan pasien terkonfirmasi positif, yakni bertambah 4.725 orang. Penambahan harian ini terus meningkatkan jumlah kesembuhan kumulatif menjadi 450.518 orang atau 83,6%.
Ganjar mengatakan perbaikan data sangat penting dalam penilaian masyarakat sekaligus dalam pengambilan kebijakan. Menurutnya bila memang jelek maka harus ada upaya perbaikan.
"Tapi kan kita nggak enak, kita sudah kerja keras, kepolisian sudah turun masa terus jelek ada apa. Berarti ada yang keliru. Maka, kita sedang terus mengonsolidasikan ini," jelasnya.
Ganjar juga tidak menampik tingginya angka kesembuhan itu berkorelasi dengan tingginya tes PCR di Jawa Tengah. Menurutnya semakin tinggi pengetesan, maka semakin cepat terdeteksi dan cepat ditangani.
"Dengan begitu, maka bisa segera ditangani dan kemudian sembuh. Performance-nya pasti akan bagus, kecuali kita nggak mau ngetes, maka performance-nya terlihat bagus tapi bahaya," ucapnya.
Ganjar menyampaikan kepada seluruh jajarannya supaya tidak terpengaruh dengan bullying, cacian, dan lainnya. Ia menyarankan tetap dites terus-terusan dan tidak boleh berhenti.
"Jangan berhenti, terus dites. Yakinlah bahwa keselamatan itu penting. Soal kita dimarahin orang, itu biasa. Tapi, kita tetep ngetes dan tes kita sudah tertinggi kedua se Indonesia serta dibanding daerah lain yang penduduknya besar, kita tertinggi," pungkas Ganjar.
Simak video 'Kecewa! Zona Merah Corona Naik Nyaris 2 Kali Lipat':