Peristiwa teror tak lazim terjadi di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel). Pasalnya, teror yang menimpa dua wanita ini terkait dengan pakaian dalam yang sedang dikenakan. Terlebih, pelaku teror pakaian dalam ini ternyata seorang bocah berusia 12 tahun.
Pelaku, yang diketahui berinisial MR merobek celana dalam kedua korbannya menggunakan silet. Aksi itu dilakukan MR saat 2 wanita itu tengah tertidur di rumahnya.
Awalnya, salah seorang korban inisial SH kaget saat terbangun dari tidur dan menemukan celana dalam yang dikenakannya sudah sobek. Tak hanya celana dalam, baju dan selimut yang dikenakannya juga sobek. Teror tersebut dialami SH tidak hanya sekali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
SH kemudian melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib pada 27 Oktober 2020. Laporan SH langsung ditindaklanjuti. Benar saja, sejumlah fakta terungkap dari penyelidikan polisi.
"Korban melaporkan bahwa saat dirinya tidur di rumahnya, baju, selimut, serta celana dalam yang digunakannya dirusak (disobek) oleh seseorang," tutur kata Kasat Reskrim Polres Sidrap AKP Benny Pornika kepada detikcom, Rabu (25/11/2020).
Usut punya usut, tak hanya SH yang mengalami teror. Sepupu SH, wanita inisial RY, juga menjadi korban teror.
Serupa dengan SH, celana dalam RY juga disobek-sobek. Alat yang digunakan pelaku diduga sama, yakni menggunakan silet.
"Kejadian ketiga, celana yang digunakan perempuan RY, sepupu korban juga dirobek oleh seseorang," ujar Benny.
Teror yang dialami SH dan RY tidak sampai di situ. Mereka juga menjadi korban teror dengan cara yang berbeda, namun pelakunya sama.
Pelaku ternyata juga melakukan teror dengan cara meminta foto cabul kepada korban. Para korban teror ini diketahui masih duduk di bangku kelas III SMP.
"Dia teror minta korban menunjukkan foto alat kelaminnya," ungkap Benny.
Fakta apa lagi yang ditemukan polisi? Simak di halaman berikutnya.
Di mulai dari penangkapan pelaku, MR. Pelaku ditangkap pada 23 November 2020, beberapa hari lalu. MR ditangkap di kediamannya di wilayah Kecamatan Maritengngae, Sidrap.
Pelaku pun mengaku perbuatannya kepada polisi. MR mengaku telah menyiapkan silet yang dia gunakan merobek-robek celana dalam korban.
"Pelaku menerangkan bahwa benar dirinya melakukan perusakan terhadap selimut, pakaian serta celana dalam yang sementara digunakan korban dengan menggunakan silet yang sengaja dibawa dari rumahnya," sebut Benny.
Dari sinilah fakta lainnya terungkap bahwa MR memang kerap berkunjung ke rumah korban. Untuk teror meminta foto kelamin korban dilakukan MR melalui aplikasi WhatsApp.
"Cuma permintaan (pelaku) itu tidak pernah dipenuhi (oleh korban)," ucap Benny.
Namun, sebelum penangkapan, para korban tidak mengetahui identitas pelaku. Sosok pelaku terungkap 'berkat' keteledoran pelaku sendiri.
Di tengah berlangsungnya penyelidikan polisi, MR secara teledor memakai fotonya sebagai foto profil pada akun WhatsApp yang dipakai meneror korban untuk meminta foto cabul. Identitasnya sebagai dalang teror pun terungkap.
"Belakangan ini pelaku dia teledor, dia pasang fotonya sebagai DP dari SIM card yang dia ambil dan pakai ngancam itu kan. Terus korban ini lihat, 'Oh, dia pelakunya'," tutur Benny.
Pelaku tidak ditahan karena masih di bawah umur. Namun Benny mewanti-wanti orang tua pelaku agar melakukan pengawasan ekstra kepada anaknya.
"Sampai mamanya kumarah-marahi juga dia. Makanya ini tolong dicatat, karena zaman sekarang teknologi ini maju pesat, itu orang tua harus mengambil peran lebih lagi dalam pengawasan. Anak seumuran pelaku ini kok bisa tidak terpantau orang tua melakukan kejahatan seperti ini," kata Benny.
"Bahaya sekali, apalagi kalau ini tidak terpantau, makanya harus ditangani cepat kan, direhabilitasi dan sebagainya," pungkasnya.