Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo ditangkap KPK sepulang dari Amerika Serikat. Dilaporkan ada 3 pejabat KKP juga yang ikut dalam kunjungan Edhy Prabowo ke AS itu.
Tercatat 3 pejabat KKP itu adalah Dirjen Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto, Plt Dirjen Perikanan Tangkap Muhammad Zaini Hanafi, serta Direktur Pemantauan dan Operasi Armada Ditjen PSDKP Pung Nugroho Saksono.
Kunjungan Menteri Edhy Prabowo ke AS ini untuk memperkuat kerja sama bidang kelautan dan perikanan dengan salah satu lembaga riset di negara adidaya tersebut. Kerja sama ini dalam rangka mengoptimalkan budi daya udang secara berkelanjutan di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Edhy bertolak ke AS pada Selasa (24/11) malam dan transit di Korea Selatan. Ia tiba di Los Angeles, Amerika Serikat, pada Rabu (25/11).
"Selasa malam Pak Menteri bersama pendamping bertolak dan transit dulu di Korea Selatan. Alhamdulillah telah tiba di Los Angeles untuk transit menjalani tes PCR/swab sebagai syarat wajib masuk Hawaii," kata Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri KKP, Agung Tri Prasetyo, dalam keterangan tertulis yang diunggah laman resmi kkp.go.id pada Kamis (19/11).
Menteri Edhy juga mengunjungi Oceanic Institute (OI) di Honolulu, Negara Bagian Hawaii. OI merupakan organisasi penelitian dan pengembangan nirlaba yang fokus pada produksi induk udang unggul, budi daya laut, bioteknologi, dan pengelolaan sumber daya pesisir secara berkelanjutan. Lembaga ini afiliasi dari Hawai'i Pacific University (HPU) sejak 2003.
Sekjen KKP Antam Novambar mengatakan kerja sama dengan OI dibentuk lantaran lembaga ini memiliki teknologi dan para ahli yang mumpuni di sektor budi daya berkelanjutan, khususnya spesies udang. Target dari kerja sama adalah adanya transfer teknologi serta pendampingan teknis di bidang genetika udang dari OI.
Selain itu, KKP berharap mendapatkan grand parent stock (GPS) vaname yang dapat menghasilkan induk-induk unggul, yakni tahan salinitas rendah, toleran terhadap penyakit, dan pertumbuhannya cepat. Bahkan dengan potensi yang dimiliki, Indonesia berpeluang menghasilkan great grand parent stock (GGPS).
"Dengan adanya transfer teknologi dalam menghasilkan induk udang unggul, artinya kita dapat mengurangi ketergantungan dari induk udang impor," kata Antam.
Kerja sama ini diharapkan dapat mempermudah pembangunan broodstock center modern berskala internasional, termasuk fasilitas Nucleus Breeding Center. Sebab, dibutuhkan para ahli untuk membantu, baik dari segi ilmu genetika maupun desain broodstock center.
"Dengan aplikasi teknologi tepat guna dan modern, harapannya budi daya udang Indonesia bisa unggul. Bahkan kita bisa mengekspor indukan udang ke negara yang membutuhkan," ujar Antam.
Lebih jauh Antam menjelaskan pengembangan budi daya udang nasional ini arahan langsung Presiden Joko Widodo saat menunjuk Edhy Prabowo menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan. Jadi, kerja sama dengan OI menjadi salah satu upaya Menteri Edhy menjawab arahan tersebut.
"Merujuk arahan Presiden kepada Pak Menteri Edhy untuk pengembangan budidaya udang vaname, nah ini salah satu upaya ke sana. Untuk pengembangan budi daya di Indonesia, kita perlu kerja sama dengan para expert," tuturnya.
KPK menangkap 17 orang dalam operasi tangkap tangan (OTT) KPK dini hari tadi. Ketujuh belas orang itu di antaranya Edhy beserta istri, beberapa pejabat KKP, dan pihak swasta. Penangkapan dilakukan di dua lokasi, yakni Jakarta, termasuk Bandara Soetta, dan Depok.
Belum diketahui, apakah ketiga pejabat KKP yang ikut mendampingi Menteri Edhy ditahan atau tidak oleh KPK. Sebab, ada juga yang dilepas dan tidak dibawa ke KPK.
Status Edhy Prabowo dan orang-orang yang masih diamankan KPK adalah terperiksa. KPK memiliki waktu 1 x 24 jam untuk menentukan status hukum mereka.
"Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan oleh penyelidik KPK. KPK punya waktu 1 x 24 jam untuk menentukan sikap," ujar Ali Fikri.