Anies Baca 'How Democracies Die', Wagub DKI: Tak Usah Ditafsirkan Berlebihan

Anies Baca 'How Democracies Die', Wagub DKI: Tak Usah Ditafsirkan Berlebihan

Arief Ikhsanudin - detikNews
Selasa, 24 Nov 2020 14:01 WIB
Wagub DKI Ahmad Riza Patria penuhi panggilan klarifikasi soal kerumunan acara Habib Rizieq di Polda Metro.
Wagub DKI Ahmad Riza Patria (Yogi Ernes/detikcom)
Jakarta -

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta agar posting-an Gubernur Anies Baswedan membaca buku 'How Democracies Die' tidak perlu ditafsirkan berlebihan. Riza menilai seorang pemimpin biasa membaca buku dengan berbagai macam judul.

"Pak Anies dan banyak pemimpin lainnya biasa baca buku. Judulnya macam-macam. Mulai judul soal agama sampai seni budaya, jadi saya kira kita sikapi secara bijak. Nggak usah berlebihan," kata Riza kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (24/11/2020).

Menurut Riza, membaca buku merupakan hal biasa, sehingga dia meminta hal itu tidak dianggap berlebihan sampai menjadi polemik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Artinya, saya kira Pak Gubernur dan semua pemimpin membaca buku itu biasa. Sesuatu yang baik dengan berbagai judul. Jadi nggak usah ditafsirkan berlebihan," ucapnya.

Sebelumnya, pada Minggu (22/11) pagi, Anies Baswedan mengunggah foto dia memakai baju koko berwarna putih dan sarung berwarna cokelat. Anies membaca buku berjudul 'How Democracies Die' sambil duduk menyilangkan kakinya. Ia duduk di depan rak buku yang menjadi latar belakangnya.

ADVERTISEMENT

Posting-an tersebut diunggah pada Minggu (22/11) pagi dan telah mendapat respons disukai 44.454 orang per pukul 10.52 WIB serta mendapat lebih dari 2.000 komentar netizen.

Buku 'How Democracies Die' merupakan karya penulis profesor Harvard, Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt. Buku tersebut membahas beberapa pemimpin di dunia yang terpilih melalui pilpres tetapi lekat dengan label 'diktator'.

Dalam bukunya, mereka mencatat bahwa kemunculan beberapa pemimpin diktator justru merupakan hasil dari pemilu. Demokrasi mati bukan karena pemimpin diktator yang memperoleh kekuasaan lewat kudeta, melainkan justru yang menang melalui proses pemilu.

Sejumlah kalangan pun ikut angkat suara. Ada yang menyindir pedas dan ada pula yang menduga Anies mem-posting foto itu karena tengah introspeksi diri.

Salah satunya Partai Golkar. Partai Golkar meminta Anies menerjemahkan buku yang dibacanya menjadi kerja nyata.

"Bagus saja seorang gubernur rajin membaca buku, termasuk buku 'How Democracies Die'. Yang penting kan setiap orang harus memiliki komitmen yang kuat agar tetap mempertahankan dan menegakkan demokrasi dalam kehidupan politik kenegaraan kita," kata Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Senin (23/11).

"Membaca buku, bukan hanya untuk dibaca, tetapi juga diterjemahkan ke dalam kerja-kerja konkret dan bukan sekadar wacana," imbuhnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads