Jakarta -
Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP, Charles Honoris, angkat bicara soal pernyataan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman yang menyinggung 'bubarkan FPI'. Charles mengatakan dia dapat memahami kegeraman Mayjen Dudung.
"Saya bisa memahami kegeraman Pangdam. Ya (kegeraman) sebagai adanya indikasi ancaman terhadap negara," kata Charles kepada wartawan, Jumat (20/11/2020).
Charles menilai TNI telah dilatih untuk memerangi musuh dan ancaman terhadap ideologi negara. Menurutnya, ada kemungkinan FPI atau Habib Rizieq Syihab (HRS) masuk kategori tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya rasa TNI kan memang dilatih untuk memerangi musuh negara. Mereka juga punya mekanisme sendiri dalam menilai ancaman terhadap ideologi negara maupun persatuan bangsa. Bisa jadi FPI atau Rizieq Syihab masuk dalam penilaian itu," kata Charles.
Lebih lanjut, Charles yakin dengan profesionalitas TNI. Menurutnya, kegiatan yang dijalankan TNI sudah dilakukan melalui pertimbangan yang matang.
"Saya percaya dengan profesionalitas TNI, sehingga yang dijalankan pasti sudah melalui pertimbangan yang matang berdasarkan analisa intelijen dan laporan di lapangan," ujarnya.
Menurut Charles, jika FPI dibubarkan, ormas itu dapat membentuk ormas baru lainnya. Ia mengatakan justru ideologi-ideologi yang mengancam persatuan bangsa yang perlu diperangi.
"Kalau soal pembubaran sepertinya sudah bukan zamannya lagi. FPI pun sepertinya belum memiliki legalitas yang lengkap, tetapi bisa tetap beraktivitas. Lagi pula, kalau dibubarkan, bisa saja besok bikin lagi yang baru," kata Charles.
"Yang perlu diperangi adalah ideologi yang mengancam persatuan bangsa dan dilakukannya penegakan terhadap pelanggar hukum," sambungnya.
Sebelumnya, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman angkat bicara soal viralnya video yang menunjukkan baliho bergambar wajah Habib Rizieq Syihab diturunkan orang berseragam loreng. Mayjen Dudung menyatakan penurunan baliho itu atas perintahnya.
"Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya, karena beberapa kali Pol PP menurunkan, dinaikkan lagi. Itu perintah saya," ujar Mayjen Dudung di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11).
Dudung mengatakan semua pihak harus taat terhadap hukum yang ada di Indonesia. Bahkan, Dudung menyebut, apabila FPI tidak taat terhadap hukum, bisa dibubarkan.
"Begini, kalau siapa pun di republik ini, ini negara hukum, harus taat kepada hukum, kalau masang baliho udah jelas ada aturannya, ada bayar pajak, dan tempat ditentukan, jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, nggak ada itu. Jangan coba-coba pokoknya. Kalau perlu, FPI bubarkan saja itu, bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari," katanya.
Dudung menilai FPI berbuat sesuka hatinya. Dia menegaskan TNI akan melakukan tindakan ketika ada baliho yang melakukan ajakan untuk berbuat revolusi.
"Sekarang kok mereka (FPI) ini seperti yang ngatur, suka-sukanya sendiri. Saya katakan, itu perintah saya, dan ini akan saya bersihkan semua, tidak ada itu baliho yang mengajak revolusi dan segala macam. Ya saya peringatkan dan saya tidak segan menindak dengan keras. Jangan coba mengganggu persatuan dan kesatuan, jangan merasa mewakili umat Islam, tidak semua, banyak umat Islam yang berkata berucap dan bertingkah laku baik," imbuh Dudung.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini