Survei Pilkada Tangsel yang Menangkan Muhamad-Sara Diragukan

Survei Pilkada Tangsel yang Menangkan Muhamad-Sara Diragukan

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 20 Nov 2020 14:44 WIB
Sejumlah spanduk calon Wali Kota Tangerang Selatan bertebaran di Kawasan Pondok Aren dan Ciputat, Sabtu (3/10/2020). Spanduk tersebut masih mensosialisasikan foto pasangan calon. Pilkada Tangsel diikuti 3 pasangan yakni Muhamad dan Saraswati, Nur Azizah dan Ruhamaben serta Benyamin Davnie dan Pilar Saga.
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei elektabilitas paslon Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) yang menempatkan pasangan Muhamad-Sara di puncak. Namun hasil survei itu disebut anomali.

Dalam hasil survei Indikator pada bulan November, Muhamad-Saraswati menduduki peringkat teratas dengan 34,5%, sementara di posisi kedua ada Benyamin-Pilar dengan 31,8%, dan Siti Nur Azizah-Ruhamaben 12,1%. Dalam hasil survei yang sama diketahui bahwa pada bulan Agustus, hasil survei pasangan Muhammad-Saraswati adalah 15,2%.

Pengamat politik dari Universitas Islam Syekh Yusuf, Adib Miftahul, menilai rilis survei itu untuk penguatan persepsi belaka. Dia menyebut dalam strategi politik, ada pola menyebarkan aura kemenangan sebelum kontestasi guna mempengaruhi opini publik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini biasa. Saya melihat ini sebagai strategi politik guna mendulang opini kemenangan di masyarakat. Meningkatkan elektabilitas 5% dalam sebulan, itu sangat luar biasa. Jadi kalau ini bisa naik lebih dari 19%, artinya pasangan Muhammad-Saraswati dibantu Superman," kata Adib kepada wartawan, Jumat (20/11/2020).

Adib meyakini metodologi penelitian yang digunakan dan hasil yang tergambar bukan rekayasa. Namun dia mempertanyakan soal sampel.

ADVERTISEMENT

"Bisa saja survei dilakukan pada sampel yang kebetulan merupakan basis Muhammad-Saraswati, atau bisa jadi pasangan itu melakukan sosialisasi melekat sebelum survei dilakukan, sehingga hasilnya abstrak," ujar Dosen Fisip ini.

Lebih lanjut Adib mengatakan bahwa banyak kontestan dalam pemilu terlena dengan hasil survei yang tinggi, sementara pada implementasinya bertolak belakang.

Pendapat senada dikatakan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah. Dedi menilai peningkatan elektabilitas calon kepala daerah secara signifikan hanya dalam kurun dua bulan secara teori sulit dilakukan.

"Secara teori, kenaikan elektabilitas dalam masa kampanye, sangat sulit dilakukan," kata Dedi.

Dedi meragukan terjadi peningkatan elektabilitas kandidat secara drastis ketika masih berada di masa kampanye. Apalagi selama pandemi Covid-19 gerak kampanye kandidat dibatasi, salah satunya dengan pembatasan jumlah massa yang diatur dalam Peraturan KPU (PKPU) Nomor 13 Tahun 2020. "Kalau masih di masa kampanye, peningkatan drastis sulit terjadi. Jadi ini adalah anomali," pungkasnya.

Sementara Direktur Riset Kantor Konsultan Politik Konsepindo, Sapraji menyatakan, salip menyalip sebelum waktu pencoblosan adalah hal biasa dalam pilkada, tetapi biasanya terjadi pada kontestan yang sama-sama kuat. Dalam hal disalipnya pasangan Benyamin-Pilar oleh Muhamad-Saras, dia menilai hal itu cukup mengejutkan.

Sapraji menuturkan lembaga survei Konsepindo Research and Consulting telah beberapa kali menyelenggarakan survei Pilkada Tangsel, namun tidak mendeteksi adanya stagnansi pada pasangan Benyamin-Pilar. Dalam survei lembaganya, Benyamin-Pilar tidak pernah mengalami penurunan elektabilitas, tapi memang kenaikannya lamban karena posisinya elektabilitasnya sudah cukup tinggi.

"Pasangan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan elektabilitasnya sudah di atas angka 40 persenan, sementara Muhamad-Sara masih di angka 20 persenan lebih. Selisih kedua paslon masih di atas 10 persenan. Kita akan turun lagi survei akhir November ini," papar Sapraji.

Mengenai ramainya pembahasan hasil survei Indikator itu, dia melihat data tracking Indikator yang dipublikasikan selisih Muhamad dan Benyamin masih dalam arsir margin error. Sapraji mempertanyakan data perkembangan popularitas para kandidat. Menurutnya itu penting karena dari data Indikator yang beredar, pada survei akhir Juli sampai awal Agustus, popularitas Muhamad masih dibawah 50 persen. Tidak ada data di survei Agustus, Okober, November seberapa dikenal dan disukai Muhamad, apakah menyalip Benyamin juga.

"Nah mesin Benyamin ini cukup berpengalaman ikut balap pilkada. Pilkada sekarang ini adalah kali ketiga buatnya, dua pilkada sebelumnya, Benyamin selalu unggul. Ia adalah wakilnya Airin Rachmi Diany. Melihat hal ini, peluang Benyamin memenangkan pilkada lebih tinggi dari Muhamad dan Azizah," pungkasnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads