Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mendadak mengecek pasukan Kopassus, Marinir, dan Paskhas. Dia wanti-wanti soal ancaman yang menginjak-injak persatuan.
Panglima TNI mengatakan kesiapsiagaan adalah hal yang utama. Dia menerangkan prajurit harus hadir di tengah masyarakat untuk mendapatkan hati rakyat.
"Pagi hari ini saya merasa bangga, hadir di tengah-tengah prajurit petarung. Tidak seperti biasanya, saya secara mendadak melaksanakan alarm dan saya nilai kesiapsiagaan prajurit petarung sangat baik. Kebanggaan adalah kehormatan. Oleh sebab itu, harus dijaga dan dipertahankan," jelas Marsekal Hadi di markas Kesatrian Marinir Hartono Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (19/11/2020),
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Panglima TNI kemudian memberikan pesan-pesan. Pesan persatuan dan kesatuan didengungkan terus karena memang ancaman terhadap persatuan itu ada.
Panglima TNI Ingatkan soal Ancaman yang Injak Persatuan
Panglima TNI berpesan TNI harus terus meningkat profesionalisme. Profesionalisme adalah nafas setiap prajurit, untuk itu tetaplah berlatih dan berlatih.
"Saya ingin menyampaikan bahwa tugas TNI adalah menjaga kehidupan ini dari gangguan dan ancaman musuh yang memiliki niat menginjak-injak persatuan dan kesatuan bangsa. Tidak ada sejengkal tanah pun di negeri ini yang diambil dan diinjak-injak, akan kita bela sampai titik darah penghabisan," kata Hadi.
Panglima TNI menambahkan operasi militer selain perang (OMSP) seperti memberikan bantuan bila ada bencana alam, pendisiplinan protokol kesehatan COVID-19, pemadaman kebakaran hutan, harus terus dilakukan. Dia pun mengatakan prajurit harus terus berlatih untuk menjaga profesionalisme.
"Saya yakin dengan latihan rutin, baik perorangan, tingkat pleton, tingkat kompi, tingkat batalion, apabila dilaksanakan dengan baik, profesionalisme akan tetap terjaga," tandas dia.
Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya:
Penjelasan TNI soal Panglima Cek Pasukan Khusus-Antisipasi Politik Identitas
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Achmad Riad angkat bicara soal Panglima TNI yang mengecek pasukan hingga ancaman terhadap persatuan. Achmad Riad menyinggung beberapa pihak yang membawa identitas ini-itu.
"Betul, betul (ada indikasi gangguan persatuan Indonesia), jelas pasti ini persatuan. Kita sudah melihat ada beberapa yang merasa identitas ini, identitas itu, tentunya kita semua harus waspada ya. Jadi TNI ini kita waspada, ya. Jadi jangan kita juga lengah. Kalau kita lengah, 'Ah itu nggak apa-apa', ternyata terjadi, kita semua sudah terlambat," kata Mayjen Achmad Riad di Markas Wing I Paskhas, Halim, Jakarta Timur, Kamis (19/11/2020).
Namun Achmad Riad tak ingin menyebut siapa pihak yang ingin mengganggu persatuan dan kesatuan Indonesia. Dia hanya mengatakan TNI siap untuk mengamankan ancaman yang datang.
Salah satu bentuknya, kata Kapuspen, Panglima TNI datang untuk mengecek kesiapsiagaan prajuritnya di markas Kopassus, Ksatrian Marinir Hartono Cilandak dan Markas Wing I Paskhas di Halim, Jakarta Timur.
"Panglima memang bermaksud untuk tujuannya meyakinkan bahwa satuan-satuan yang berada di bawah kendalinya, khususnya satuan-satuan khusus, ditinjau sampai sejauh mana kesiapsiagaannya. Panglima mengatakan kesiapan setiap personal yang profesional, kemudian selalu menjaga kemampuannya, yang berikutnya bertujuan untuk jangan ada ya, jangan ada di Indonesia yang kita cintai ini ada orang-orang, ada sekelompok, ada siapa pun juga yang mencoba merusak persatuan dan kesatuan," terangnya.
Dia mengatakan prajurit TNI harus siap melakukan tugas operasi militer perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP). TNI, lanjutnya, siap untuk mengamankan bangsa Indonesia dari segala ancaman.
"Oleh karena itu, inilah bentuk, bentuk pengabdian kita, salah satunya mengecek kesiapsiagaan. Kita TNI siap berdiri menegakkan itu semua demi bangsa dan negara," tandas Achmad Riad.
Pengamat: Ancaman Semakin Mengkhawatirkan
Pengamat militer menilai kondisi saat ini sudah semakin mengkhawatirkan sehingga kesiapsiagaan TNI diperlukan.
"Tingkat ancaman perpecahan persatuan kesatuan bangsa sudah di level mengkhawatirkan," kata pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie kepada detikcom, Kamis (19/11/2020).
"Yang ditunggu Panglima hanya satu: keputusan politik negara. Ini karena TNI tidak boleh berpolitik dan semua keputusan ada di tangan pemerintah," kata Connie.
Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dari Universitas Indonesia yang menjadi dosen di Universitas Pertahanan Indonesia ini menjelaskan Panglima TNI sadar akan posisinya.
Meski sudah mengecek pasukan, dia harus menunggu langkah lanjutan mengatasi perpecahan yang semakin mengkhawatirkan.
"Yang ditunggu Panglima hanya satu: keputusan politik negara. Ini karena TNI tidak boleh berpolitik dan semua keputusan ada di tangan pemerintah," kata Connie.
Hadi dinilainya sedang melakukan pengecekan sekaligus memperlihatkan ke publik bahwa pihaknya siap menghadapi situasi tertentu, istilahnya adalah check and display.
"Panglima terhadap pasukannya anytime untuk digerakkan oleh keputusan politik negara," kata Dia menilai wujud ancaman persatuan dan kesatuan dewasa ini berwujud kecenderungan tindakan merongrong wibawa pemerintah," kata Connie.
"Yang jelas berpotensi membelah persatuan kita, niat tindakan makar pada negara," ujarnya.