Jakarta -
Aparat gabungan TNI-Polri Satgas Tinombala menembak mati 2 anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang masuk daftar pencarian orang (DPO). Aparat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) tewasnya dua anak buah Ali Kalora tersebut.
"Anggota Satgas Tinombala yaitu melakukan olah TKP penangkapan di daerah Desa Bolano Barat, Kecamatan Bolano, Kabupaten Parimo. Mengantisipasi adanya pergerakan/pemunculan DPO lainnya dari kelompok MIT yang dimungkinkan berada di sekitar wilayah TKP," kata Kapendam XIII/Merdeka Kolonel Kav M Jaelani dalam keterangannya, Rabu (18/11/2020).
Satgas juga sudah membawa jenazah kedua anggota MIT tersebut ke RS Bhayangkara Palu untuk diautopsi. Kedua buron yang tewas tersebut adalah Wawan alias Aan alias Bojes dan Aziz Arifin alias Aziz.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keduanya dikejar lebih dari dua pekan terhitung sejak Jumat hingga Selasa (6-17/11). Keduanya tewas usai terjadi kontak tembak setelah disergap anggota Satgas Tinombala pukul 05.30 Wita.
"Sebelumnya anggota Satgas sudah memberikan kesempatan untuk menyerah namun kedua DPO tersebut justru memberikan tembakan perlawanan yang akhirnya mengakibatkan 2 DPO tersebut meninggal dunia usai kontak tembak dengan anggota," ujar Kolonel Jaelani.
Dua anggota MIT ditembak mati usai terjadi kontak tembak. (dok Pendam Merdeka) |
Dia mengatakan pengejaran bermula pada Jumat (6/11) ketika anggota Intel Satgas Tinombala melihat kedua DPO tersebut melintas di persimpangan lampu merah Jl Soekarno Hatta-Tombolututu Atas. Kemudian terjadi kejar-kejaran dengan anggota Satgas Tinombala.
Kedua DPO tersebut sempat hilang jejak. Kemudian anggota Satgas Tinombala melakukan penyisiran dan pengumpulan informasi terhadap beberapa saksi warga yang melihat kedua DPO tersebut.
"Setelah beberapa hari melakukan pengejaran, akhirnya pada hari Selasa 17 November 2020 anggota Satgas Tinombala berhasil mengepung kedua DPO tersebut. Pada saat akan ditangkap kedua DPO melakukan perlawanan sehingga dilakukan tindakan tegas terukur yang menyebabkan kedua DPO kelompok MIT meninggal dunia di TKP," tutur Kolonel Jaelani.
Dia mengatakan upaya penangkapan DPO kelompok MIT ini hasil sinergi TNI-Polri serta masyarakat. Kerja sama ini dibangun untuk menyelesaikan permasalahan aksi-aksi kejahatan yang dilakukan kelompok MIT.
Barang bukti yang diamankan Satgas Tinombala di antaranya 1 pucuk senjata revolver, 2 buah bom lontong, 20 butir munisi 5,56 mm, 4 butir munisi revolver, 1 buah GPS, 1 buah kompas, 2 buah head lamp, 6 buah korek api, kunci motor, uang tunai Rp 360 ribu, 1 renceng antinyamuk, 9 buah baterai, 3 bungkus kopi, 2 pasang sepatu, 2 tas selempang, 2 tas gendong, 1 buah terpal, 1 sisir dari jarum, 1 cermin, 2 sikat gigi, dan pakaian.
Dua DPO Anggota MIT ditembak mati polisi (Qadri-detikcom) |
Saat ini anggota MIT tersisa 11 orang. Diketahui kelompok yang kerap menyerang dan mengintimidasi warga sipil dan menyerang aparat ini kerap keluar dari hutan dan masuk ke kota.
Aparat terus melakukan pengejaran terhadap mereka. Aparat mengimbau mereka menyerahkan diri.
"Harapan kita, yang lain itu (sisa DPO) segara menyerahkan diri secara baik-baik untuk dilakukan proses hukum. Kalau tidak, apa boleh buat," kata Kapolda Sulteng Irjen Abdul Rakhman Baso kepada wartawan setelah membuka pendidikan pembentukan Bintara Polri tahun 2020 di SPN Polda Sulteng, Donggala, Selasa (17/11).
Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah Kombes Didik Supranoto mengatakan Wahid alias Aan alias Bojes sebelumnya dilaporkan oleh warga berada di daerah Kelurahan Mamboro, Kota Palu. Sehingga dilakukan penyisiran oleh Satgas Tinombala di daerah Mamboro pada pekan lalu.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini