Meski demikian, berdasarkan hasil survei Indikator, 96,6 persen warga Tangsel sudah mengetahui adanya hajatan politik atau Pilkada pada 9 Desember 2020. Angka itu meningkat dari Agustus lalu, ketika ada 87,3 persen warga yang tahu tentang Pilkada 2020.
Indikator juga memetakan persepsi masyarakat Tangsel terhadap politik uang. Hasilnya, 56,8 persen responden menganggap politik uang sebagai hal yang wajar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Toleransi politik uang, ini menarik juga ya, warga menginginkan figur pemimpin yang bersih, yang jujur, yang amanah, tetapi 56,8 persen mereka mengatakan kalau ada calon yang membantunya ngasih uang atau hadiah, itu sebagai suatu yang wajar. Jadi kayak ada ambigu gitu ya," ungkap Burhan.
Responden yang menganggap wajar politik uang lalu diberi pertanyaan 'Bila bisa diterima sebagai hal yang wajar, apakah Ibu/Bapak sendiri akan menerima bila ada orang yang memberi uang atau hadiah tersebut?'. Hasilnya, 79,2 persen responden mengaku akan menerima pemberian, tapi tetap akan memilih sesuai hati nurani.
"Efek politik uang tidak otomatis besar. Di antara pemilih yang menganggap politik uang wajar, hampir 80% akan menerima pemberian tersebut, tapi mengenai pilihan akhir tetap berdasarkan hati nurani," ujarnya.
(azr/tor)