Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor meluncurkan pelatihan Keterampilan Akan Membawa Nilai (Kawani) di Perajin Kayu Jati Belanda, Ciparigi, Bogor Utara. Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan Kawani bertujuan untuk pemulihan ekonomi di tengah pandemi.
Adapun dalam pelaksanaannya, Pemkot Bogor menggandeng Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bogor sebagai pembina. Sebagai informasi, acara peluncuran berlangsung Senin (16/11) kemarin.
"Jadi kita membidik sektor yang banyak permintaannya di masa pandemi berdasarkan market research kita ada komoditas-komoditas yang laku di pasaran, salah satunya kerajinan untuk dekorasi rumah," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (17/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bima menjelaskan para peserta pelatihan ini merupakan warga terdampak secara ekonomi akibat COVID-19, salah satunya adalah korban PHK. Selain pelatihan, Bima mengatakan para peserta juga dibantu mulai dari modal hingga pemasaran produk.
"Kita modali, kita latih, kemudian kita kerja sama dengan HIPMI untuk melakukan pemasarannya. Jadi, akan saya targetkan akhir tahun produknya sudah siap. Kita siapkan lokasinya bukan saja memberikan lapangan pekerjaan tapi kita ingin menciptakan klaster-klaster UMKM baru di Kota Bogor.Tahap berikutnya kita memilih outlet-outletnya. Saya ingin di tempat strategis ya sehingga bisa terlihat oleh publik," jelasnya.
Melalui pelatihan ini, Bima berharap para peserta dapat memasarkan produknya sekaligus membuka lapangan kerja baru.
"Tidak saja kita berharap mereka bisa menjual produknya, tapi bisa mempekerjakan banyak orang. Kalau misalkan satu produk saja bisa maju berkembang maka bisa mempekerjakan orang banyak," imbuhnya.
Ia juga berpesan agar Dinas UMKM dan stakeholder lainnya bisa totalitas dalam menjalankan program ini, termasuk dalam memilih peserta pelatihan.
"Kalau setengah-setengah tidak bisa. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan. Yang pertama, jangan sampai salah memilih orang. Siapa yang kita latih, siapa yang kita bina. Saya minta orang-orang ini betul-betul serius. Tugas kita adalah jangan sampai orang-orang yang kita bina, yang kita bantu, rontok. Nafsu besar, tenaga kurang, layu sebelum berkembang. Jadi, jangan sampai salah pilih orang," katanya.
Tak lupa Bima mengingatkan para peserta untuk tidak salah memilih kerajinan yang akan diproduksi, serta menentukan pendamping.
"Kalau salah, tidak laku ini barang. Jadi, hati-hati sekali. Jangan salah pilih produk, sehingga produk itu tidak laku di pasaran. Jangan juga salah memilih atau menentukan pendamping. Berapa orang yang dibina, berapa orang pembinanya. Harus pas rationya, harus serius juga. Karena kalau orangnya semangat, anggarannya ada, tapi pembina, pelatih, instruktur tidak maksimal, maka tidak akan jadi juga," paparnya.
Sementara itu Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor Samson Purba, menyatakan program ini merupakan kegiatan fasilitasi kemitraan dari Dana Insentif Daerah (DID). Adapun anggaran yang dikeluarkan untuk pelatihan sebesar Rp 1,1 miliar.
"Peserta 164 orang di 15 kelurahan se-Kota Bogor. Secara khusus 5 kelurahan dibina langsung oleh HIPMI dengan mendatangkan pelatih ahli dan lembaga-lembaga yang kompeten. 10 kelurahan lainnya akan dibina oleh pengusaha di kelurahan yang sudah diseleksi dan layak untuk menjadi orangtua asuh dari kerajinan tersebut," jelasnya.
Ia menambahkan pendampingan akan berjalan selama enam bulan dan seluruh perajin akan diberi hibah 181 jenis peralatan senilai Rp 755 juta.
Di sisi lain, Ketua HIPMI Kota Bogor Zulfikar Priyatna mengaku sudah melakukan serangkaian MoU dengan perusahaan logistik eksport-import terbesar di Indonesia dan gabungan perusahaan eksportir Indonesia dan retail-retail besar.
"Keseluruhannya kami mendapatkan komitmen untuk membantu mengangkat potensi kerajinan yang ada di Kota Bogor. Terimakasih Pemkot Bogor yang telah mendukung dan menggagas program yang menurut kami merupakan program strategis bagi peningkatan daya saing, khususnya di dunia ekonomi di Kota Bogor. Potensi ini kami rasa layak untuk kita garap tapi perlu memerlukan terobosan dengan penciptaan corak ekonomi baru," pungkasnya.
(prf/ega)