Cerita dan Imbauan Dokter di Wisma Atlet: Hindari Kerumunan-Acara Tak Penting

Cerita dan Imbauan Dokter di Wisma Atlet: Hindari Kerumunan-Acara Tak Penting

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 15 Nov 2020 17:10 WIB
Jakarta -

Dokter spesialis paru di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet berbagi cerita soal tugasnya merawat pasien virus Corona (COVID-19). Dokter mengaku kesulitan oleh adanya peningkatan kasus yang terjadi seusai libur panjang akhir Oktober 2020.

"Jadi kita melihat kasus sebelum Oktober kemarin, sebelum November ini, sudah banyak terjadi penurunan kasus. Tapi ketika liburan tiba, ternyata sekarang kasusnya makin meningkat. Dan ini sangat menyulitkan bagi kita yang bekerja," kata dokter spesialis paru di Wisma Atlet, Efriadi, dalam konferensi pers yang disiarkan kanal YouTube BNPB, Minggu (15/11/2020).

Efriadi meminta masyarakat berdisiplin menerapkan protokol kesehatan. Ia mengimbau masyarakat agar menghindari kerumunan dan tidak mengikuti acara-acara tidak penting.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jangan sampai kita demi mengikuti acara-acara yang tidak penting, kita mengikuti banyak kerumunan, itu suatu hal yang bisa meningkatkan angka penularan bagi kita. Maka saya harapkan kepada masyarakat sekalian dan juga teman-teman saya di luaran sana, mohon hindari kegiatan berkumpul yang tidak penting dan sebaiknya tetap jalankan protokol 3M. Kita juga nakes ini semua punya keluarga, dan kita ingin bisa beraktivitas kembali dengan keluarga kami masing-masing sehingga kita selamat dari pandemi ini," ujarnya.

Efriadi mengaku sudah 7 bulan bertugas di RSD Wisma Atlet dan tidak bertemu dengan keluarganya di Sumatera. Ia sekali lagi meminta masyarakat menghindari kerumunan dan acara-acara yang menimbulkan keramaian.

ADVERTISEMENT

"Saya bertugas di sini sejak bulan April, artinya sudah lebih 7 bulan kita bertugas di sini. Jadi sepanjang kita bertugas di sini selalu banyak suka dukanya, saya sudah berbulan-bulan tidak bertemu keluarga saya di Sumatera sana," kata Efriadi.

"Jadi mohon sekali lagi, tetap jalankan protokol 3M secara ketat, dan kemudian 3M kita lakukan, dan ingatkan kepada saudara-saudara jangan sampai kita mengikuti kegiatan-kegiatan tidak penting, berkerumun, ataupun menimbulkan keramaian massa di luar sana," lanjut dia.

Dokter menyebut tenaga kesehatan adalah garda terakhir. Simak di halaman selanjutnya. >>>

Dokter lain yang juga bertugas di Wisma Atlet, Doni Lukas, juga meminta masyarakat menghindari kerumunan. Ia menyebut peningkatan kasus positif sangat menyulitkan para tenaga kesehatan yang merawat para pasien COVID-19.

"Kami tenaga kesehatan di sini adalah garda terakhir, garda terdepan di sini adalah masyarakat semua. Jadi patuhi protokol kesehatan, patuhi 3M yang terpenting. Jangan sia-siakan pengorbanan kita tenaga kesehatan di sini dengan seperti yang dibilang tadi, tidak menjauhi kerumunan atau mengadakan acara-acara yang tidak perlu. Itu sangat menyusahkan buat kami semua di sini," tegas Doni.

Dokter Efriadi dan dokter Doni Lukas hadir dalam konferensi pers mengenakan hazmat, lengkap dengan masker dan Goggle. Konferensi pers di Wisma Atlet itu juga dihadiri Ketua Satgas COVID-19 Doni Monardo dan Ketum PB IDI Daeng M Faqih.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads