Kasus virus Corona (COVID-19) di Indonesia bertambah 5.444 hari ini. Total kasus kumulatif Corona menjadi 457.735.
Data penambahan kasus Corona disampaikan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 dan juga Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Data dikumpulkan hingga Jumat (13/11/2020) pukul 12.00 WIB.
Selain kasus positif Corona, jumlah pasien sembuh dari Corona bertambah 3.010. Kumulatif pasien yang sembuh menjadi 385.094.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan kasus kematian akibat Corona bertambah 104 hari ini. Total pasien yang meninggal karena Corona di Indonesia menjadi 15.037.
Pada hari sebelumnya, Kamis (12/11), total kasus Corona sebanyak 452.291. Jumlah pasien sembuh menjadi 382.084 dan pasien yang meninggal menjadi 14.933.
Pemerintah tetap mengimbau masyarakat mematuhi protokol kesehatan pencegahan COVID-19 dan mengantisipasi munculnya gelombang kedua.
Tonton video 'Corona di Dunia Tembus 52 Juta Kasus, 33 Juta Sembuh':
Selengkapnya di halaman selanjutnya:
Fenomena second wave sedang dialami masyarakat di berbagai belahan dunia. Bahkan beberapa negara, seperti China dan Italia, telah lebih dulu melakukan pencegahan terhadap situasi ini.
Sebagaimana diketahui, second wave atau lonjakan kedua merupakan tren kenaikan kasus yang kembali memuncak setelah kurva kasus COVID-19 melandai. Merespons hal ini, juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengimbau masyarakat Indonesia tetap waspada.
"Bahwa lonjakan kasus merefleksikan kenaikan kasus aktif atau orang yang sakit, baik yang tengah menjalani isolasi atau dirawat akibat COVID-19," ujarnya dikutip dari situs covid.go.id, Jumat (13/11).
Hal tersebut ia sampaikan saat memberikan keterangan pers yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (12/11). Berdasarkan World Health Organization (WHO), gejala COVID-19 akan muncul setelah 5 atau 6 hari sejak terpapar virus COVID-19. Namun, gejala ini juga bisa muncul setelah 14 hari atau bahkan tanpa gejala satu pun.
"Pada umumnya, ada dua istilah untuk membedakan pasien COVID-19. Ialah, asimtomatik yang berarti dapat menularkan tanpa menunjukkan gejala apa pun dan presimtomatik yang berarti orang yang masih dalam tahap pengembangan gejala atau berada dalam masa inkubasi," paparnya.
Sementara itu, beberapa penelitian menyatakan kebanyakan penderita COVID-19 yang tidak bergejala adalah populasi berusia muda dan berpotensi menularkan orang-orang sekitarnya.
"Hal ini fenomenanya juga terjadi di Indonesia. Berdasarkan hasil riset itu, apabila seseorang terlihat sehat, bukan berarti mereka terbebas atau tidak berada dalam kondisi sakit," imbuhnya.
Oleh karena itu, ia meminta masyarakat terus menjaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan. Pasalnya, efektivitas penekanan risiko penularan akan lebih maksimal dengan menerapkan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
"Saya imbau masyarakat jangan lengah, karena pandemi masih berlangsung. Dan saya apresiasi seluruh elemen, baik tenaga kesehatan, komunitas, pemerintah dan masyarakat karena kerjasamanya bisa bertahan di masa pandemi COVID-19 sampai sekarang," pungkasnya.