Habib Rizieq Syihab menghadiri acara maulid Nabi Muhammad SAW di pondok pesantren Al Haromain Asy Syarifain, Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Jemaah yang hadir tampak ramai dalam acara itu dan tampak berkerumun.
Alhasil, suasana menjadi berkerumun dan tidak ada jarak. Namun hal itu tidak membuat jemaah khawatir akan penularan COVID-19. Salah satunya Uum Maesaroh (46), yang mengaku selalu hadir di setiap ceramah Habib Rizieq.
"Kenapa harus khawatir? Kan beliau orang baik. Dia selalu bela yang benar. Kalau yang khawatir mungkin yang nggak suka," kata Uum saat ditemui di Ponpes Al Haromain, Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Kamis (12/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uum juga menilai kondisi saat ini sudah relatif aman dari COVID-19. Karena itulah, dia tidak khawatir menghadiri acara Habib Rizieq.
"Iya, saya kira pandemi itu di mana pun udah bebas, maulid, salat berjemaah. Saya kira sedikit-sedikit dah mulai selesai, pada berakhir. Semoga aja kita udah sembuh semuanya. Kan kita juga udah resah juga," ujar Uum.
![]() |
Begitu juga anggota jemaah lain, Abdur Rohman (17), yang mengaku bahagia bisa melihat langsung Habib Rizieq. Dia rela menyempatkan diri untuk hadir meski di tengah situasi pandemi
"Senang bisa lihat Habib. Sudah lama kan dinanti-nanti kedatangan Habib. Nah ada acara di sini pas rumah dekat di sini. Nyempatin datang ke sini, gembira sih. Senang," ungkap Abdur.
Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab (HRS) berbicara mengenai kasus pemenggalan seorang guru di Prancis, yang dipicu ditunjukkannya gambar Nabi Muhammad di sebuah kelas. Rizieq menyebut wajar umat Islam marah.
"Saudara, zaman sekarang ini ada yang menghina Nabi, Saudara, kalau yang menghina orang Islam, maka wajib disuruh bertobat. Kalau ada orang kafir yang menghina Nabi, perangi. Jangan kita kendor soal penghina Nabi," kata Rizieq saat memberikan ceramah di pondok pesantren Al Haromain Asy Syarifain, Jalan Ganceng, Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, yang disiarkan melalui akun YouTube KPM TV, Kamis (12/11/2020).
Rizieq menilai wajar siswa yang memenggal guru di Prancis marah karena tidak terima saat Nabi Muhammad dihina. Rizieq menyindir pihak yang pura-pura bijak dan meminta tidak marah atas karikatur itu.
"Soal terakhir ada guru yang mempertontonkan kartun Nabi di Prancis kemudian dibunuh oleh seorang siswa, seorang pelajar yang masih berumur 18 tahun, Saudara, berasal dari Chechnya. Kemudian muncullah pendapat yang pura-pura arif, pura-pura bijak. 'Itu kan bukan Nabi, Nabi kan nggak boleh digambar, itu kan lain,'" katanya.
"Saudara, kalau ada satu gambar, gambar binatang, terus ditulis Habib Rizieq, berarti itu menghina saya sebagai binatang. Walaupun itu gambar bukan gambar saya, Saudara. Jadi kalau ada kartun yang digambar apa pun gambarnya ditulis ini Nabi Muhammad, Saudara, itu penghinaan kepada Nabi. Takbir!" sambungnya.