Epidemiolog Sarankan Habib Rizieq Swab Test Lagi karena Dijemput Massa

Epidemiolog Sarankan Habib Rizieq Swab Test Lagi karena Dijemput Massa

Danu Damarjati - detikNews
Rabu, 11 Nov 2020 04:48 WIB
Habib Rizieq Santap Nasi Mandi dan Jus Kurma
Habib Rizieq (detikcom/twitter Tommy Soeharto)
Jakarta -

Kerumunan massa penjemput Habib Rizieq berisiko menularkan virus Corona. Habib Rizieq sendiri disambut banyak orang. Epidemiolog menyarankan Rizieq tes usap (swab test) COVID-19 lagi.

"Begitu dia berinteraksi dengan banyak orang, seharusnya dia tes lagi," kata epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunis Miko Wahyono, kepada detikcom, Selasa (10/11/2020).

Sebelumnya, Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif mengatakan Rizieq sudah menjalani tes PCR melalui tes usap. Namun Miko mengamati Rizieq banyak berinteraksi dengan orang banyak, bahkan sejak di Bandara Jeddah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apalagi waktu di Arab, dia cipika-cipiki. Jadi, seharusnya dia tes lagi," kata Miko.

Massa berpotensi tularkan COVID-19

ADVERTISEMENT

Miko menjelaskan, semakin besar massa yang berkerumun, maka semakin besar peluang virus Corona menular antarmanusia. Rumusnya adalah Beta dikali C (tingkat kontak) dikali D (durasi penularan selama dua pekan masa sakit).

"Kerumunan penjemputan Habib Rizieq itu memang berpotensi menimbulkan penularan COVID-19. Itu banyak yang nggak pakai masker lagi. Potensinya amat besar," kata Miko.

Simak video 'Komentar Satgas soal Kerumunan Massa Penjemput Habib Rizieq':

[Gambas:Video 20detik]



Ada risiko mengintai banyak orang. Simak halaman selanjutnya:

Seharusnya, pemerintah mencegah penularan ini. Caranya dengan mewajibkan massa mengenakan masker. Namun dia melihat banyak orang tidak memakai masker, apalagi menjaga jarak satu sama lain.

"Seharusnya pemerintah memaksa kerumunan itu memakai masker. Teriaklah!" kata Miko.

Tapi semua sudah telanjur. Saat ini pemerintah harus melacak (contact tracing) bila menerima laporan pasien bergejala dari penjemputan Habib Rizieq. Di sisi lain, orang yang dites usap hanyalah orang yang bergejala.

Bila tidak bergejala, biasanya orang tidak dites usap. Padahal, banyak sekali orang tanpa gejala (OTG) yang bisa menularkan virus. Ini bisa fatal.

"OTG bisa berisiko menularkan kepada orang lain. Bisa saja suatu saat terjadi happy hipoxia, meninggal dunia," tandas Miko.

Halaman 2 dari 2
(dnu/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads