Polisi telah memeriksa guru SMAN 58 DKI Jakarta berinisial TS yang mengajak murid memilih ketua OSIS seagama. Pelapor, dalam hal ini siswa SMAN 58 Jakarta, juga sudah diperiksa dengan pendampingan.
"Sudah (diperiksa)," ujar Wakapolres Jakarta Timur AKBP Stefanus Tamuntuan ketika dihubungi detikcom, Senin (9/11/2020).
Pelapor diperiksa pada Sabtu (7/11) lalu. Stefanus menyebut pelapor merupakan pelajar SMAN 58 DKI Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya (pelajar SMAN 58 DKI Jakarta)," kata Stefanus.
Stefanus mengatakan pelapor tidak satu grup rohis dengan guru TS. Namun, pelapor menerima tangkapan layar percakapan guru TS yang mengajak memilih ketua OSIS seagama.
"Nggak (pelapor-terlapor tak satu grup, red). Screenshot itu berisi konten yang mengandung diskriminatif dan unsur SARA, makanya mereka melaporkan," lanjutnya.
Terlapor alias guru TS juga diperiksa di hari yang sama. Stefanus mengatakan guru TS mengakui isi percakapan di grup rohis tersebut adalah tulisan sendiri.
"Bahwa benar dia yang membuat isi WA tersebut," imbuhnya.
Stefanus menambahkan guru TS saat ini masih berstatus saksi. Polisi akan memeriksa saksi-saksi lain terkait kasus yang dilaporkan oleh perwakilan murid tersebut.
"Kemarin baru klarifikasi awal, saat ini kita akan mintai keterangan saksi-saksi dulu," imbuhnya.
Bagaimana awal mula kasus ini mencuat dan menyeret guru TS? simak di halaman berikutnya
Seperti diketahui, ajakan guru TS di grup WhatsApp untuk memilih ketua OSIS seagama berujung pelaporan ke polisi. Kasus itu dilaporkan oleh pihak yang mengaku sebagai perwakilan murid.
Kasus tersebut bermula dari pesan guru TS ke murid-muridnya yang viral di media sosial. Guru TS meminta murid-murid dalam grup WA Rohis 58 memilih paslon 3 dalam pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS karena beragama Islam.
'Assalamualaikum...hati2 memilih ketua OSIS Paslon 1 dan 2 Calon non Islam...jd ttp walau bagaimana kita mayoritas hrs punya ketua yg se Aqidah dgn kita," demikian pesan guru TS dalam tangkapan layar grup WA 'Rohis 58' yang beredar di media sosial.
"Mohon doa dan dukungannya untuk Paslon 3, Mohon doa dan dukungannya utk Paslon 3, Awas Rohis jgn ada yg jd pengkhianat ya," ucap TS dalam grup WhatsApp bernama Rohis 58.
Kepala SMA Negeri 58 Jakarta telah memanggil dan menegur guru yang mengajak murid-muridnya memilih ketua OSIS seagama tersebut. Kepsek menilai guru itu teledor sehingga pesannya ke murid-murid tersebar viral.
"Kejadiannya itu hari Kamis, 22 Oktober, kemudian tanggal 23 Oktober langsung saya panggil karena dapat aduan orang tua, ada di Twitter," kata Kepala SMAN 58, Dwi Arsono, kepada detikcom, Rabu (28/10).
Guru berinisial TS itu mengajak 44 muridnya yang tergabung dalam grup WhatsApp (WA) Rohis 58 memilih pasangan calon ketua dan wakil ketua OSIS yang seagama, yakni pasangan calon nomor 3. Soalnya, paslon nomor 3 beragama Islam. Dwi Arsono telah mempertemukan guru TS dengan guru agama Kristen.
Dwi Arsono mengaku sudah mengonfirmasi apakah betul TS yang mengirimkan pesan berisi ajakan memilih paslon ketua OSIS yang seagama atau tidak. Guru TS mengaku telah melakukannya. Namun, guru TS mengatakan alasan dia melakukan itu adalah ingin menerapkan materi kepemimpinan Islam yang diajarkan di kelas 12 SMA.
Pelaporan guru TS ke Polres Jakarta Timur ini sendiri memunculkan beragam tanggapan. Dinas Pendidikan DKI Jakarta sendiri menilai pelaporan tersebut berlebihan.