Debat Pilwakot Makassar, Semua Paslon Sepakat Toleransi Melalui Edukasi

Debat Pilwakot Makassar, Semua Paslon Sepakat Toleransi Melalui Edukasi

Muhammad Taufiqqurahman - detikNews
Sabtu, 07 Nov 2020 22:26 WIB
Suasana Masjid Terapung Amirul Mukminin di Anjungan Pantai Losari yang telah ditutup untuk umum saat matahari tenggelam di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (17/4/2020). Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam percepatan penanganan COVID-19 di Kota Makassar akan diterapkan pada Jumat (24/4/2020) mendatang.
Foto: Ilustrasi (ANTARA FOTO/ABRIAWAN ABHE)
Jakarta -

Debat I Pilwalkot Makassar memasuki tema soal toleransi dan pluralisme. Pada debat publik ini, semua paslon sepakat toleransi harus diawali dari pendidikan ke masyarakat.

Guru Besar UIN Alauddin Makassar Ariffudin Ahmad, selaku panelis dalam debat ini menanyakan soal kebijakan para paslon dalam menjamin damai, aman dan tentram dan terhindar dari isu SARA. Pada kesempatan pertama, paslon nomor urut 4, Irman Yasin Limpo mengatakan bahwa toleransi tidak hanya diajarkan tetapi juga dicontohkan.

"Menanamkan pikiran psikologis terhadap toleransi, tidak bisa dirapatkan tetapi penanganan toleransi melalui edukasi, sosialisasi, dan interaksi dengan tokoh masyarakat dan lembaga keagamaan," kata None sapaan akrab Irman di Jakarta, Sabtu (6/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita buat epicentrum pemuda kembali masjid dan gereja, dan tempat ibadah lainnya untuk kaum milenial," imbuhnya.

Sementara itu, paslon Danny Pomanto-Fatmwati menyinggung soal isu radikalisme. Menurutnya, semua agama yang berada di Makassar akan mencegah radikalisme. Dia juga menyinggung peran lembaga pendidikan yang berperan aktif dalam mencegah aksi intoleransi di masyarakat.

ADVERTISEMENT

"Isu toleransi paling hakiki. pada saat kita sampaikan visi misi terdapat kata inklusif bahwa toleransi berada pada semua visi dan misi," kata dia.

Paslon Syamsu Rizal-Fadli Ananda mempromosikan soal taman religi untuk seluruh warga Makassar. Keduanya menyebut pemahaman terhadap toleransi harus dimulai dari pendidikan dini.

Terakhir, Munafri Arifuddin-Rahman Bando juga merujuk pada pendidikan soal toleransi untuk menjaga semangat pluralisme yang ada di masyarakat.

"Kita membangun tolernasi tidak membangun stigma. Toleransi bisa berbeda tapi satu dalam kemanusiaan dan dibentuk edukasi jangan sampaikan ada perbedaan," terangnya.

Halaman 2 dari 2
(fiq/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads