PPP: Kehadiran Masyumi Reborn Bukan Badai, Tak Akan Guncang Kami

PPP: Kehadiran Masyumi Reborn Bukan Badai, Tak Akan Guncang Kami

Rahel Narda Chaterine - detikNews
Sabtu, 07 Nov 2020 14:39 WIB
Jakarta -

Partai Masyumi resmi dideklarasikan kembali. Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang sama-sama parpol berbasis umat Islam, tidak merasa Masyumi Reborn sebagai ancaman.

"PPP tidak melihat kelahiran Partai Masyumi ini sebagai ancaman atau saingan terhadap PPP," kata Sekjen PPP Arsul Sani kepada wartawan, Sabtu (7/11/2020).

Arsul mengatakan masih banyak pemilih loyal di PPP. Arsul mengatakan PPP mampu lolos ambang batas parliamentary threshold (PT).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Namun PPP masih mampu meraup 6,350 juta suara dan lolos ambang batas. Ini artinya ada pemilih PPP yang loyal di mana dalam keadaan PPP pada situasi yang negatif saja, masih loyal dengan PPP," ujar Arsul.

Anggota Komisi III DPR RI ini yakin kehadiran Partai Masyumi ataupun Partai Ummat tidak akan mengguncang PPP. Menurut Arsul, dengan adanya kehadiran partai pecahan berbasis Islam, PPP bisa lebih meyakinkan publik sebagai partai yang menjadi harapan masa depan.

ADVERTISEMENT

"Kehadiran Partai Masyumi dan Partai Ummat bukan badai, sehingga tidak akan mengguncang PPP. Justru PPP, yang sudah melewati badai, punya kesempatan luas untuk meyakinkan kalangan Islam dan segmen lainnya yang lebih luas untuk melihat PPP sebagai harapan masa depan ketimbang partai baru yang lahir dari perpecahan partai yang sudah ada," ucap Arsul.

Deklarasi Masyumi Reborn di halaman berikutnya:

Diketahui, sejumlah kalangan dari Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) mencoba membangkitkan kembali Partai Masyumi, partai yang sudah bubar pada era Presiden Sukarno. Mereka menyebutnya Masyumi Reborn.

Deklarasi dipimpin tokoh Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Cholil Ridwan. Tanda tangan deklarasi Partai Masyumi digelar di aula Masjid Furqon, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (7/11/2020). Acara ini juga digelar via video konferensi.

Seusai penandatanganan secara simbolis, Ahmad Cholil memberikan pidato politik dan menyinggung soal kemenangan Jokowi di Pilpres 2019. Ia juga berbicara soal ormas Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

Cholil juga menyinggung PKS. Cholil mengaku, kala dirinya sakit dan dijenguk senior PKS Hidayat Nur Wahid, ia meminta PKS menampung massa 212 dan eks Partai Bulan Bintang (PBB). Menurut Cholil, masukannya tidak didengarkan PKS.

"Insyaallah Masyumi satu-satunya yang menjadi tumpuan kita karena kita pernah berdiskusi dengan Hidayat Nur Wahid ketika saya sakit, ngobrol 2 jam dan saya minta PKS menampung massa 212, massa eks PBB. Beliau berpikir lama, akan musyawarah, akhirnya sekarang tidak ada kabar, maka saya berkesimpulan PKS tidak bersedia untuk menampung massa umat Islam 212 dan mantan aktivis PBB," katanya.

Halaman 2 dari 2
(hel/dkp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads