Badan Pusat Statistik Nasional (BPS) merilis angka pengangguran di Indonesia pada 2020 menjadi 9,77 juta orang dan paling banyak di Jakarta sebesar 10,95 persen. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan situasi pandemi COVID-19 berdampak pada beberapa sektor, termasuk ekonomi.
"Jadi memang pandemi ini kita ketahui berdampak pada aspek sosial, aspek ekonomi, aspek kegiatan keagamaan dan otomatis kemudian tecermin dalam angka-angka partisipasi tenaga kerja. Karena itulah penting sekali bagi kita untuk bisa disiplin di dalam menjalankan protokol kesehatan karena kontraksi ekonomi yang terjadi adalah kontraksi ekonomi karena ada masalah krisis kesehatan," ujar Anies di gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (6/11/2020).
Anies mengatakan selama krisis kesehatan belum selesai dikendalikan, maka akan berdampak pada masalah ekonomi. Salah satu dampak dari masalah ekonomi adalah serapan tenaga kerja yang berkurang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama krisis kesehatan ini belum tuntas pengendaliannya, kita akan selalu menyaksikan dampak ekonominya, dan dampaknya salah satunya adalah serapan tenaga kerja, ketersediaan lapangan kerja menjadi terganggu. Karena itulah kita melihat penting sekali bagi sisi pemerintah melaksanakan 3T dengan serius," katanya.
Meski demikian, Anies meyakini, apabila krisis kesehatan sudah dapat teratasi, dampak yang dihasilkan akan berangsur pulih, termasuk lapangan kerja akan kembali tersedia.
"Di sektor perekonomian itu bukan semata-mata karena salah hitung investasi, bukan semata-mata karena ada kegiatan perekonomian yang salah, tapi lebih merupakan side effect dari masalah kesehatan. Tapi karena itu juga kami berkeyakinan, begitu masalah kesehatan ini bisa terkendalikan insyaallah Jakarta akan yang tercepat kembali. Kenapa? Karena lapangan pekerjaannya tersedia, yang berkurang itu tingkat kegiatannya," ucap Anies.
"Jadi kalau Jakarta ini bukan menciptakan lapangan kerja, tapi mengembalikan kegiatan perekonomian. Begitu kondisinya terkendali, maka kita insyaallah akan bisa cepat berkegiatan langsung dengan bekerja kembali, terserap, insyaallah perekonomian tumbuh," imbuh Anies.
Sebelumnya, BPS mengumumkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) nasional meningkat pada Agustus 2020. Angkanya tembus sampai 9,77 juta orang atau naik 2,67 juta orang. Apa penyebabnya?
Salah satu penyebab meningkatnya TPT nasional menjadi 7,07 persen pada Agustus tahun ini adalah pandemi Corona, yang sudah terjadi pada Maret 2020.
Jika dilihat menurut provinsi, pengangguran terbuka paling banyak di DKI Jakarta. Daerah yang dipimpin Anies Baswedan ini tingkat penganggurannya mencapai 10,95 persen pada Agustus 2020 atau di atas rata-rata nasional yang di level 7,07 persen.
Selain DKI Jakarta, BPS mencatat lima provinsi lainnya yang tingkap pengangguran terbukanya melewati rata-rata nasional, yaitu, Banten, Jawa Barat, Kepulauan Riau, Maluku, dan Sulawesi Utara.
Baca juga: Visi Anies Sepeda Alat Sport jadi Transport |
"Tingkat pengangguran menurut provinsi, kenaikan banyak terjadi di banyak provinsi dengan tingkat pengangguran berbeda-beda. Seperti di bali naik tinggi sekali dari 1,57% jadi 5,63%," kata Suhariyanto dalam video conference.
Tingkat pengangguran di Banten menjadi tertinggi kedua dengan 10,64%, disusul oleh Jawa Barat sebesar 10,46%, lalu Kepulauan Riau sebesar 10,34%, lalu Maluku sebesar 7,57%, dan Sulawesi Utara sebesar 7,37%.