Lembaga survei Indo Barometer merilis hasil survei terkait penanganan pandemi virus Corona (COVID-19) oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Dari hasil survei itu, sebanyak 50,6% publik puas dengan kinerja Jokowi-Ma'ruf Amin menangani Corona.
Survei ini dilakukan pada 10 hingga 17 Oktober 2020. Menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.200 responden. Margin of error sebesar kurang lebih 2,83%, dengan tingkat kepercayaan 95%.
Secara umum, hasil survei ini menunjukkan bahwa persoalan penting di Indonesia adalah soal perekonomian rakyat sebesar 28,5%. Diikuti lapangan pekerjaan, harga bahan pokok, penanganan virus Corona, dan bantuan sosial (bansos).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Permasalahan paling penting di Indonesia menurut survei Oktober 2020 adalah perekonomian rakyat 28,6%, lapangan pekerjaan 20,2%, kestabilan harga bahan pokok 10,9%, masalah kesehatan (penanganan COVID-19) 10,3%, dan bantuan rakyat kecil bansos 6,4%," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer, Mohammad Qodari dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/11/2020).
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner. Responden survei adalah warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih minimal berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah pada saat survei dilakukan.
Bila dibandingkan dengan survei September 2015 kondisi saat ini dinilai mirip, dimana permasalahan terpenting adalah perekonomian sebesar 37,2%, sulitnya lapangan pekerjaan 13.3%, harga kebutuhan pokok mahal 12,3%, meningkatnya korupsi 12,3%, dan kemiskinan 3,7%.
"Jadi, baik di awal 1 tahun periode pertama maupun periode kedua, isu terbesar yang harus diselesaikan oleh Presiden Jokowi masihlah masalah-masalah ekonomi," ujar Qodari.
Hasil survei secara umum itu, kata Qodari, menunjukkan bahwa permasalahan Corona lebih banyak muncul ke publik sebagai masalah ekonomi. Tak berbeda dengan lima tahun lalu.
"Data di atas menunjukkan bahwa masalah COVID bagi masyarakat lebih banyak tampil sebagai masalah ekonomi dari pada masalah kesehatan. Situasi ini mirip dengan tahun 2015," ucapnya.
Lalu bagaimana dengan tingkat kepuasan publik terkait penanganan wabah Corona oleh pemerintah Jokowi-Ma'ruf? Begini menurut hasil survei Indo Barometer. Simak di halaman selanjutnya.
Sebanyak 50% lebih sedikit publik puas dengan penanganan wabah Corona oleh Jokowi-Ma'ruf. Hal ini selisih tipis dengan publik yang tidak puas.
"Sebesar 50,6% publik merasakan puas dengan penanganan masalah wabah virus Corona/COVID-19 oleh pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Dan yang merasa tidak puas 47,5%. Tidak tahu/jawab 1,9%," kata Qodari.
Lima alasan utama publik puas dengan penanganan wabah Corona oleh Jokowi-Ma'ruf Amin adalah karena penanganan cepat tanggap sebesar 21,3%, adanya sosialisasi imbauan pencegahan 3M 16,5%, penanganan PSBB sudah cukup baik 14,5%, ada beragam bantuan sosial dari pemerintah pusat 12%, dan mulai banyaknya pasien yang sembuh 9,6%.
Sementara alasan utama publik tak puas dengan penanganan wabah virus Corona oleh pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin adalah karena penanganan secara umum lambat 22,5%, disusul data penerima bantuan tidak akurat 14,6%, pasien terinfeksi semakin banyak 14%, kebijakan Jokowi tidak konsisten 12,6%, dan terakhir lambat dalam mendistribusikan bansos 8,8%.
Selain itu, soal penerimaan bansos juga dibahas dalam survei ini. Hasilnya mayoritas masyarakat menyatakan pernah menerima bansos dari pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
"Sebanyak 67,3% masyarakat menyatakan pernah menerima bantuan sosial (bansos) dari pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Dan yang tidak menerima 32,2%," ujar Qodari.
Namun, hasil survei ini juga menunjukkan sebanyak 49,9% publik menyatakan bahwa ada masalah dengan pelaksanaan pemberian bansos tersebut. Sementara yang menyatakan tidak ada masalah 50,1%.
Publik yang menyatakan ada masalah disebabkan karena data penerima bansos kurang akurat sebesar 45,7%, bansos tidak tepat sasaran 32,8%, dan banyaknya penyelewengan dana bansos 4,7%.