Satgas: Gelombang Kedua Corona Eropa Tak Menulari RI Kecuali Dibawa Orang

Satgas: Gelombang Kedua Corona Eropa Tak Menulari RI Kecuali Dibawa Orang

Danu Damarjati - detikNews
Selasa, 03 Nov 2020 06:40 WIB
poster
Gambar ilustrasi virus Corona dibawa dari negara satu ke negara lain. (Edi Wahyono/detikcom)
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak ingin gelombang kedua pandemi COVID-19 di Eropa terjadi di Indonesia. Satgas Penanganan COVID-19 menjelaskan soal cara mencegahnya.

"Gelombang kedua di Eropa secara logika tidak ada hubungannya dengan di Indonesia. Gelombang kedua di Eropa akan ada hubungannya dengan Indonesia kalau orang yang sakit dari Eropa datang ke Indonesia dan menulari orang Indonesia," tutur Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito, kepada detikcom, Selasa (3/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia memahami gelombang pandemi sebagai ritme. Di Eropa, naik turunnya ritme pandemi jelas terlihat. Namun di Indonesia, kondisinya lain. Indonesia terdiri dari banyak pulau dengan wilayah yang luas. Kondisi di Eropa berbeda dengan di Indonesia, begitu pula dengan ritme pandemi virus Corona di kedua tempat.

"Virusnya tidak bisa terbang, yang terbang adalah orangnya (menulari dari satu tempat ke tempat lain)," kata dia.

ADVERTISEMENT

Maka cara yang terbaik supaya gelombang kedua di Eropa tidak menulari Indonesia adalah mencegah orang-orang yang sakit COVID-19 di Indonesia untuk masuk Indonesia.

"Yang harus dicegah adalah mobilitas penduduk dari tempat berkasus tinggi ke tempat yang kurang berkasus," kata Wiku.

Apakah Indonesia sudah melewati gelombang pertama? Simak halaman selanjutnya:

Dia belum bisa menyimpulkan apakah Indonesia sudah selesai dengan gelombang pertama atau masih menanjak menuju puncak. "Yang saya lihat, kasus di Indonesia terkendali," kata Wiku.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan agar semua pihak waspada terhadap gelombang kedua di Eropa. Dia tidak ingin kejadian di Benua Biro berlangsung juga di Indonesia.

"Yang berkaitan dengan COVID, saya ingin menekankan sekali lagi hati-hati karena ini di Eropa muncul gelombang kedua yang naiknya sangat drastis sekali. Jadi jangan sampai kita teledor, jangan kita kehilangan kewaspadaan sehingga kejadian itu terjadi di negara kita," kata Jokowi saat menyampaikan arahan dalam sidang kabinet paripurna seperti ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin (2/11) kemarin.

Jokowi menjelaskan, saat ini kasus aktif COVID-19 di Indonesia 13,78% atau lebih rendah ketimbang rata-rata kasus aktif global sebesar 25,22%. Tingkat kesembuhan di Indonesia juga baik yakni di angka 84,84% atau di atas rata-rata dunia sebesar 72%.

Tingkat kematian COVID-19 di Indonesia sebesar 3,38%, sayangnya masih di atas rata-rata tingkat kematian COVID-19 di dunia sebesar 2,5%.

Halaman 2 dari 2
(dnu/ibh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads