MPR Dorong Santri Kuasai Iptek untuk Tampil ke Pentas Nasional

MPR Dorong Santri Kuasai Iptek untuk Tampil ke Pentas Nasional

Inkana Putri - detikNews
Selasa, 03 Nov 2020 20:48 WIB
Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada para santri Pesantren Qamarul Huda Bagu, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Foto: Dok. MPR
Jakarta -

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mendorong para santri untuk berani tampil ke pentas nasional dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini mengingat para santri merupakan calon pemimpin di masa depan.

"Para santri dahulu telah berbuat banyak untuk memerdekakan Indonesia. Kini saatnya para santri mengisi kemerdekaan dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi," kata Jazilul dalam keterangannya, Selasa (03/11/2020).

Hal tersebut ia sampaikan dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada para santri Pesantren Qamarul Huda Bagu, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Dalam acara tersebut, Jazilul mengatakan kehadirannya di Pondok Pesantren Qamarul Huda Bagu mengingatkan dirinya saat menjadi santri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu ketika saya masih menjadi santri tidak ada bayangan menjadi Wakil Ketua MPR. Sekarang saya bangga berada di sini, di depan para calon pemimpin bangsa," ucapnya.

Menurutnya, dalam suasana mengisi kemerdekaan ini mencari ilmu umumnya mudah didapatkan, yakni melalui browsing di internet atau Google.

ADVERTISEMENT

"Kalau membaca kitab kuning, akidah, para santri sudah mahir. Tapi ilmu pengetahuan dan teknologi harus juga dikuasai anak-anak pesantren. Dulu ada BJ Habibie dari keluarga santri bisa membuat pesawat terbang," tuturnya.

Terkait hal ini, Jazilul mengajak para santri untuk bisa berani tampil ke depan agar generasi milenial sekarang bisa menyamai prestasi B.J. Habibie.

"Makanya untuk mengisi kemerdekaan ini para santri harus tampil ke depan. Tidak perlu minder. Biasanya anak-anak pesantren sering minder dan tidak percaya diri. Para santri tidak perlu minder karena negara ini ada berkat perjuangan para santri dan kiai. Jadi santri memiliki saham dalam negara ini," imbuhnya.

Selain itu, ia berpesan kepada para santri untuk tidak menunda-nunda dalam mencari ilmu. Menurutnya, angan-angan panjang yang tidak digunakan untuk mencari ilmu hanya akan membuang waktu saja.

"Salah satu bukunya K.H. Hasyim Asyhari, Etika Guru dan Murid mengingatkan hendaklah kepada anak-anakku menggunakan umurnya untuk memperoleh ilmu. Jangan terpedaya dengan kebiasaan menunda-nunda dan angan-angan panjang. Waktu yang sudah dilewati tidak akan kembali lagi," pesannya.

Lebih lanjut ia menyampaikan kebiasan anak muda yang sering menunda-nunda sebaiknya dihilangkan.

"Anak muda agar menyegerakan diri dan jangan terpedaya kebiasaan untuk menunda-nunda. Yang bisa dilaksanakan, jangan ditunda-tunda karena waktu yang sudah lewat tidak akan kembali lagi. Anak muda juga angan-angannya panjang. Inginnya itu, maunya ini. Tapi tidak mengerjakan apa-apa," katanya.

Melalui sosialisasi ini, ia berharap para santri Qamarul Huda dapat memiliki semangat untuk mencari ilmu yang tinggi, rajin membaca, tidak menunda-nunda dan tidak berangan-angan panjang. Ia menyebutkan Empat Pilar merupakan komitmen untuk melestarikan bangsa Indonesia.

"Di pesantren sudah diajarkan hubbul wathon minal iman, cinta kepada negara dan tanah air adalah bagian dari iman. Agama dan negara tidak dipertentangkan," jelasnya.

Ia mengatakan hal tersebut merupakan perjuangan murni pemikiran Nahdlatul Ulama, yang menjadi pondasi bahwa negara ditopang oleh agama, dan agama ditopang oleh negara.

"Indonesia negara hebat. Agama bermacam-macam, beragam suku, tapi rakyatnya tentram dan tidak bertengkar apalagi menggunakan kekerasan. Ini merupakan salah satu kontribusi para alim ulama dan para kiai, khususnya umat Islam," pungkasnya.

Sebagai informasi, acara tersebut merupakan kerja sama MPR dengan Lembaga Pemuda Nusantara. Dalam acara tersebut turut hadir Tuan Guru Haji (TGH) Turmudzi Badruddin.

(akn/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads