Bareskrim Polri menjadwalkan pemanggilan Refly Harun dalam kasus ujaran kebencian Sugi Nur Rahardja alias Gus Nur hari ini. Refly menyatakan dirinya akan memenuhi panggilan itu.
"Insya Allah saya datang," kata Refly saat dihubungi, Senin (2/11/2020).
Untuk diketahui, Refly dijadwalkan akan diperiksa tim penyidik Bareskrim Polri pada hari ini sekitar pukul 10.00 WIB. Refly diperiksa sebagai saksi dalam video kasus ujaran kebencian Gus Nur berasal dari video sesi tanya jawab dengan Refly.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya, info dari penyidik demikian (dipanggil), rencananya besok 3 November 2020, pukul 10.00 WIB," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono saat dimintai konfirmasi, Senin (2/11).
Sementara itu, Gus Nur ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ujaran kebencian karena diduga menghina Nahdlatul Ulama (NU). Bareskrim Polri memastikan siapa pun yang terlibat dalam kasus ini akan dipanggil untuk diperiksa.
"(Gus Nur tersangka tunggal) Sementara demikian, kita tunggu saja, masih berproses. Tentunya nanti siapa pun yang terlibat dalam pembuatan konten YouTube ini, tentunya akan dipanggil semua. Siapa yang rekam, yang wawancarai, yang ngedit, siapa yang unggah atau upload," kata Brigjen Awi Setiyono di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (27/10).
Tonton video 'Gus Nur: Saya Terpancing Pertanyaan Refly Harun':
Bagaimana awal mula kasus ini? Simak pada halaman berikut.
Gus Nur diduga menyebarkan ujaran kebencian dengan menghina NU lewat video di salah satu akun YouTube. Video itu tayang dalam akun MUNJIAT Channel. Dalam video tersebut Gus Nur tampak sedang berbincang dengan Refly Harun. Video itu diunggah pada 16 Oktober 2020.
Pada menit ke-3.45, Gus Nur kemudian menyampaikan pendapatnya soal kondisi NU saat ini. Menurut Gus Nur, NU saat ini tidak seperti NU yang dulu.
"Sebelum rezim ini, ke mana jalan dikawal Banser. Saya adem-ayem sama NU. Ndak pernah ada masalah. Nah, tapi setelah rezim ini lahir, tiba-tiba 180 derajat itu berubah," ujarnya dalam video itu.
"Saya ibaratkan NU sekarang itu seperti bus umum. Sopirnya mabuk, kondekturnya teler, keneknya ugal-ugalan. Dan penumpangnya itu kurang ajar semua. Merokok, nyanyi juga, buka-buka aurat juga, dangdutan juga," lanjutnya.