Kasus aktif virus Corona (COVID-19) di Indonesia berada di angka 13,78 persen dan di bawah rata-rata dunia, yaitu 25,22 persen. Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpesan supaya kasus aktif COVID-19 semakin ditekan.
"Kita memiliki kasus aktif sebesar 13,78 persen. Rata-rata dunia, kasus aktifnya 25,22 persen. Ini yang terus ditekan, sehingga angka 13,78 persen ini bisa kita perkecil lagi," ujar Jokowi dalam sidang kabinet paripurna yang disiarkan saluran YouTube Sekretariat Presiden, Senin (2/11/2020).
Diakses dari situs covid19.go.id, kasus aktif COVID-19 di Indonesia per Minggu (1/11) sebesar 56.899. Total kasus kumulatif sebesar 412.784.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan, total angka kesembuhan dari COVID-19 di Indonesia sebesar 341.942. Dengan begitu, persentase kesembuhan mencapai 82,48 persen.
Jokowi mengatakan, persentase kesembuhan COVID-19 di Indonesia di atas rata-rata global, yaitu 72 persen. Jokowi berpesan supaya capaian ini terus diperbaiki.
"Kita sekarang di angka 82,84 persen. Rata-rata dunia 72 persen. Jadi, angka kesembuhan kita juga lebih baik. Ini agar juga diperbaiki lagi," kata Jokowi.
Jokowi memberikan catatan terhadap persentase kematian COVID-19 di Indonesia serta mewanti-wanti potensi munculnya gelombang kedua COVID-19. Seperti apa arahannya?
Simak juga video 'Daftar 10 Negara Tertinggi Kasus Corona, Indonesia Urutan Berapa?':
Dalam pemaparannya, Jokowi mengatakan persentase kematian COVID-19 di Indonesia sebesar 3,38 persen dan di atas rata-rata dunia (2,5 persen). Jokowi menekankan, ini perlu menjadi perhatian.
"Yang masih di atas rata-rata dunia adalah angka kematian atau kasus meninggal dunia di Indonesia, kita masih di angka 3,38 persen. Rata-rata dunia 2,5 persen. Ini yang patut menjadi perhatian kita semua," kata Jokowi.
Masih berkaitan dengan COVID-19, Jokowi mewanti-wanti jangan sampai muncul gelombang kedua pandemi di Indonesia. Sebab, beberapa negara di Eropa memasuki fase gelombang kedua COVID-19.
"Yang berkaitan dengan COVID, saya ingin menekankan sekali lagi, hati-hati, karena ini di Eropa muncul gelombang kedua yang munculnya sangat drastis sekali. Jangan sampai kita teledor, jangan kehilangan kewaspadaan, sehingga terjadi di negara kita," ujar Jokowi.
Jokowi mencontohkan Prancis, Inggris, Italia, Jerman, dan Spanyol yang memiliki lonjakan kasus COVID-19 yang drastis. Jokowi berpesan kepada jajarannya untuk melakukan upaya pencegahan.
"Kita bisa lihat, Prancis melompatnya dari berapa ke berapa, Italia, Inggris, Jerman, Spanyol, ada kenaikan yang drastis. Ini agar menjadi perhatian kita semua dan kehati-hatian kita semuanya," ucap Jokowi.