Maulid Nabi, Menag Bicara Kokohnya Persatuan Contoh Ajaran Rasul

Maulid Nabi, Menag Bicara Kokohnya Persatuan Contoh Ajaran Rasul

Kadek Melda Luxiana - detikNews
Kamis, 29 Okt 2020 23:45 WIB
Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Muhammadiyah Amin, Mentri Agama Fachrul Razi,  Ketua komisi VIII Yandri susanto saat membuka Rakernas 2020 mengambil tema Pengarusutamaan Gerakan Moderasi Beragama di Indonesia Melalui Pendekatan Dakwah, Budaya Dan Pemberdayaan Ekonomi Umat di Gedung Kementrian Agama, Jakarta, Senin (3/2/2020). Rapat kerja tersebut memfokuskan pembinaan aparatur Kementerian Agama menjadi agen moderasi beragama untuk menjaga kerukunan dan toleransi antar umat beragama
Menag Fachrul Razi (Foto: Agung Pambudhy)
Jakarta -

Menteri Agama (Menag) Facrul Razi bicara soal keragaman yang dimiliki Indonesia. Meski banyak keragaman, Fachrul mengatakan hingga saat ini Indonesia masih tetap kokoh bersatu karena mencontoh teladan Nabi Muhammad SAW.

Hal itu disampaikan Fachrul saat memberi sambutan dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad tingkat kenegaraan tahun 1442 H. Acara berlangsung di Auditorium HM Rasjidi Kemenag RI, Jakarta, Kamis (29/10/2020) dan disiarkan secara daring.

"Indonesia diwarisi berbagai keragaman dan perbedaan, namun alhamdulillah kita masih bersatu dengan kokoh kuat karena mencontoh teladan akhlak mulianya dan menaati ajaran sang Rasulullah itu," kata Fachrul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fachrul menuturkan, untuk menjaga bangsa Indonesia dari perpecahan, perlu ada semangat nubuwwah sebagai pengikat pikiran dengan satu tujuan yang sama. Dikatakan Fachrul, meski ada banyak perbedaan di masyarakat, namun sebagai umat Nabi Muhammad, harus dapat menghargai perbedaan tersebut.

"Tugas kita adalah menjabarkan spirit nubuwwah untuk mengikat setiap kita dalam satu misi yang sama. Spirit nubuwwah inilah yang akan menjaga kita semua dari perpecahan. Meski kita berbeda dalam banyak hal namun sebagai umat baginda Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasalam kita sangat menghargai perbedaan itu," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Fachrul menyebut perbedaan bukan sebuah alasan untuk saling meninggalkan. Namun, sebaliknya, perbedaan merupakan sebuah dorongan untuk menemukan titik temu.

"Tak ada perbedaan yang mengharuskan kita meninggalkan satu sama yang lain. Justru perbedaan itu semakin mendorong kita menemukan titik temu karena sesungguhnya ada banyak titik temu di antara kita daripada titik perbedaan," ujarnya.

Lebih lanjut Fachrul menyampaikan, peringatan lahirnya Nabi Muhammad harus terus dilestarikan. Dengan adanya peringatan hari-hari besar seperti ini, pemahaman masyarakat terhadap agama dapat lebih mudah dipahami serta diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Inilah salah satu tradisi harus dilestarikan dalam memelihara dan membangkitkan spirit keberagamaan melalui perenungan atas peristiwa agung lahirnya Nabi akhir zaman Muhammad shalallahu alaihi wasalam. Para pendahulu negeri ini telah mewariskan beragam budaya dengan nilai-nilai agama melalui peringatan hari-hari besar Islam yang kita laksanakan setiap tahun,menjadi salah satu cara kita memberikan ajaran dan nilai agama agar dapat lebih mudah dipahami dan diterapkan dalam berbangsa dan bernegara," tutur Fachrul.

"Dan ini merupakan bagian dari warisan tersebut yang hingga kini kita jaga dan dalami hikmah di baliknya," pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi bicara soal pandemi COVID-19 yang telah berdampak pada seluruh dimensi kehidupan, sekaligus menguji kesabaran sebagai insan beriman. Di tengah situasi tersebut, Jokowi dalam sambutannya secara virtual di Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW mengajak umat Islam untuk mengambil pelajaran dari sosok Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri teladan.

"Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah, role model, atau suri teladan dengan akhlakul karim, berakhlak mulia, yang wajib kita ikuti," ujar Jokowi dalam video sebagaimana diunggah YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (29/10).

Halaman 2 dari 2
(azr/azr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads