Ular yang melingkar di pilar Keraton Yogyakarta pada malam Jumat Kliwon menjadi perbincangan. Dalam dunia pewayangan Jawa, ada ular yang dianggap adiluhung bernama Antaboga.
Ular Naga Antaboga sendiri banyak menginspirasi dunia seni rupa. Namun, Antaboga memang dikenal dalam dunia pewayangan. Sebagaimana dicatat oleh Jafar Huda Cahyanto dalam tulisan bertajuk 'Tokoh Pewayangan Naga Sang Hyang Antaboga Sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Kriya Logam', Antaboga ialah tokoh dewa ular yang disegani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Jafar, sejarah kebudayaan Jawa menjelaskan sosok naga dalam pewayangan digambarkan sebagai bentuk lain dari tokoh pewayangan Sang Hyang Antaboga. Sang Hyang Antaboga memiliki dua bentuk yakni sebagai manusia dan saat marah Sang Hyang Antaboga akan berubah wujud sebagai Naga.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa Hyang Antaboga adalah seorang Dewa yang bersemayam di bawah bumi lapis ketujuh dan beristana di Saptapratala yang berarti bumi lapis ketujuh.
Ia dewa ular dan oleh karena itu bisa berganti rupa menjadi seekor ular naga. Tersebut di dalam cerita, bahwa istana di bawah bumi itu sangatlah indahnya, tak berbeda dengan istana para Dewa di Suralaya.
Hyang Antaboga mempunyai ciri mata kedondong, berhidung dan bermulut serba lengkap, bermahkotakan topong, berjambang dengan garuda membelakangi, berjenggot, berbaju, berselendang, bersepatu, dan berpakaian Dewa lengkap. Tak hanya itu, Antaboga juga dikenal sebagai sosok dewa yang melatih ksatria.
Sebelumnya, foto ular itu jadi perbincangan setelah muncul pada malam Jumat Kliwon. Pihak Keraton Yogyakarta menjelaskan ular itu muncul saat Keraton menggelar haul mendiang Sultan Hamengku Buwono IX.
"(Ular melingkari pilar Keraton Yogyakarta) itu malam Jumat Kliwon (15/10)," kata Penghageng Tepas Dwarapura Keraton Yogyakarta KRT Jatiningrat saat dihubungi detikcom, Selasa (20/10/2020).
Pria yang akrab disapa Romo Tirun ini melanjutkan ular tersebut diketahui melingkar di salah satu pilar Bangsal Magangan, Keraton Yogyakarta.
Namun, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan ular itu merupakan ular Lycodon capucinus.
"Lycodon capucinus atau yang juga disebut ular genteng atau ular cecak atau banyak lagi sebutannya. Tergantung daerah," kata peneliti reptil dari Pusat Penelitian Biologi LIPI Amir Hamidy saat dihubungi, Selasa (20/10).