5 Temuan Tak Terduga TGPF Duga Aparat Terlibat Penembakan Pendeta

Round-Up

5 Temuan Tak Terduga TGPF Duga Aparat Terlibat Penembakan Pendeta

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 22 Okt 2020 05:19 WIB
Menko Polhukam Mahfud Md membacakan hasil investigasi TGPF terkait rentetan penembakan di Intan Jaya (YouTube Kemenko Polhukam)
Foto: Menko Polhukam Mahfud Md membacakan hasil investigasi TGPF terkait rentetan penembakan di Intan Jaya (YouTube Kemenko Polhukam)
Jakarta -

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya menyusul ditembaknya Pendeta Yerima Zanambani. TGPF kasus penembakan Intan Jaya rampung melakukan investigasi di Papua.

Setidaknya, ada lima temuan TGPF yang disampaikan Mahfud Md. Temuan itu meliputi dugaan keterlibatan aparat hingga keluarga mengizinkan jenazah Pendeta Yeremia diautopsi.

Pertama Mahfud mengungkap keterlibatan kelompok kriminal bersenjata (KKB) dalam penembakan yang menyebabkan anggota TNI dan sipil menjadi korban. Dia mengatakan rentetan peristiwa tersebut ada keterlibatan KKB Papua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Informasi dan fakta-fakta yang dihimpun tim di lapangan menunjukkan dugaan keterlibatan kelompok kriminal bersenjata (KKB) dalam peristiwa pembunuhan terhadap dua aparat, yakni Serka Sahlan pada tanggal 17 September 2020 dan Pratu Dwi Akbar Utomo pada tanggal 19 September 2020. Demikian pula terbunuhnya seorang warga sipil atas nama Badawi pada tanggal 17 September 2020," ungkap Mahfud di Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (21/10/2020).

Lalu Mahfud mengungkapkan soal hasil temuan TGPF terkait penembakan terhadap Pendeta Yeremia. TGPF tidak pada kesimpulan final. Tewasnya Pendeta Yeremia diduga ada keterlibatan aparat dan pihak ketiga.

ADVERTISEMENT

"Mengenai terbunuhnya Pendeta Yeremia Zanambani pada tanggal 19 September 2020, informasi dan fakta-fakta yang didapatkan tim di lapangan menunjukkan dugaan keterlibatan oknum aparat, meskipun ada juga kemungkinan dilakukan oleh pihak ketiga," kata Mahfud.

Mahfud Pimpin Rapat TGPF Penambakan di PapuaFoto: Mahfud Pimpin Rapat TGPF Penembakan di Papua (dok. Kemko Polhukam)

Diketahui, pembentukan TGPF Intan Jaya ini diumumkan oleh Mahfud pada Jumat (2/10). TGPF Intan Jaya diisi dari kementerian, Polri, TNI, Kejagung, tokoh masyarakat Papua, hingga akademisi.

"Kami hari ini membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta atau TGPF kasus Intan Jaya dengan nomor keputusan 83 tahun 2020. Di dalam lampiran 1 kami itu angkat tim investigasi lapangan. Ketuanya Pak Benny Mamoto, Wakil Ketua Sugeng Purnomo," kata Mahfud saat itu.

TGPF pun turun langsung ke tempat kejadian perkara (TKP) di Hitadipa. Namun, TGPF ditembaki kelompok kriminal bersenjata (KKB) dan dua orang dilaporkan terluka terkena tembakan.

TGPF diserang KKB di Intan Jaya, Papua, Jumat (9/10/2020)Foto: TGPF diserang KKB di Intan Jaya, Papua, Jumat (9/10/2020) (Istimewa)

"Info sementara, benar terjadi penghadangan oleh KKB setelah laksanakan olah TKP di Hitadipa menuju Sugapa. Korban 1 militer dan 1 tim investigasi," kata Kolonel Suriastawa kepada wartawan, Jumat (9/10).

Kerja lapangan TGPF terhalang sejumlah peristiwa, namun ada hasil investigasi yang dapat dibawa ke Jakarta untuk dilaporkan ke Mahfud. Hasil investigasi itu awalnya akan serahkan ke Mahfud pada Senin (19/10) kemarin, namun diundur menjadi Rabu (21/10).

"Tim TGPF ini selesai tepat pada waktunya, yang semula dalam 14 hari, kemudian diperpanjang 3 hari, dan pada tanggal 17 Oktober ini sesuai tenggang waktu yang sudah selesai. Adapun hasilnya ini nanti kami akan menyerahkan kepada Bapak Menko, dan Bapak Menko sendiri pada hari Senin, yaitu hari kerja, akan disampaikan. Untuk waktunya akan diinformasikan lebih lanjut," kata Sesmenko Polhukam, Letjen TNI Tri Soewandono dalam konferensi pers virtual, Sabtu (17/10).

Berikut lima temuan investigasi TGPF Intan Jaya:

1. Ada Dugaan Keterlibatan KKB Membunuh 2 Aparat dan 1 Warga

Mahdfud Md memaparkan hasil temuan TGPF penembakan Intan Jaya, Papua. Mahfud menyebut dua orang aparat dan satu warga sipil diduga dibunuh oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).

"Informasi dan fakta-fakta yang dihimpun tim di lapangan menunjukkan dugaan keterlibatan kelompok kriminal bersenjata atau KKB dalam peristiwa pembunuhan terhadap dua aparat ini sudah benderang kalau ini, kita sebut dugaan tapi karena belum pro justitia kita sebut dugaan yakni aparat bernama Serka Sahlan pada tanggal 17 September 2020 dan Pratu Dwi Akbar Utomo pada tanggal 19 September 2020," kata Mahfud di Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (21/10/2020).

KKB, kata Mahfud, diduga terlibat pembunuhan seorang warga sipil. Seorang sipil itu bernama Badawi diduga dibunuh pertengahan September 2020 lalu.

"Demikian pula keterlibatan KKB tampak jelas dengan terbunuhnya seorang warga sipil bernama Badawi pada tanggal 17 September 2020," katanya.

TGPF Intan jaya menuju SagupaFoto: TGPF Intan jaya menuju Sagupa (Saiman/detikcom)

2. Oknum Aparat Diduga Terlibat Pembunuhan Pendeta Yeremia

Mahfud juga menyampaikan temuan lain dari TGPF Intan Jaya, Papua. Mahfud mengatakan peristiwa tewasnya Pendeta Yeremia Zanambani diduga ada keterlibatan oknum aparat.

"Mengenai terbunuhnya Pendeta Yeremia Zanambani pada tanggal 19 September 2020, informasi dan fakta-fakta yang didapatkan tim di lapangan menunjukkan dugaan keterlibatan oknum aparat, meskipun ada juga kemungkinan dilakukan oleh pihak ketiga," kata Mahfud.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu mengatakan hasil pengumpulan data dan informasi dari TGPF untuk membuat terang sebuah peristiwa. Hasil investigasi TGPF bukan untuk kepentingan pembuktian hukum karena merupakan ranah aparat penegak hukum.

"Untuk selanjutnya pemerintah akan menyelesaikan kasus ini sesuai dengan hukum yang berlaku, baik hukum pidana maupun hukum administrasi negara," ucap Mahfud.

3. TGPF Belum Temukan Saksi Mata Penembakan Pendeta Yeremia

TGPF Intan Jaya mengungkapkan belum ada saksi mata yang melihat langsung penembakan Pendeta Yerimia Zanambani. TGPF, sementara ini, hanya menemukan saksi mata pasca penembakan.

"Kemudian soal saksi mata, tugas tim ini sangat terbatas waktunya, sehingga kami maksimalkan olah TKP (tempat kejadian perkara) yang dua anggota menjadi korban, kemudian TKP Pendeta Yeremia, kemudian kami datang ke makam almarhum, ke kediaman almarhum," kata Ketua TGPF, Benny Mamoto.

Hasil investigasi TGPF itu baru menemukan bahwa saksi mata usai penembakan yakni istri Pendeta Yeremia. Untuk saat penembakan, belum ada saksi mata yang melihat secara langsung.

"Nah, sejauh ini, belum ada saksi mata yang melihat langsung kejadian. Yang ada adalah pascakejadian, ketika sang istri nunggu suaminya nggak pulang-pulang, akhirnya ngecek ke kandang babi, ditemukan kondisi itu," tegas Benny.

4. Jenazah Pendeta Yeremia Akan Diautopsi di RS Independen

Sementara itu ada juga temuan positif dari kerja TGPF Intan Jaya. TGPF mengatakan dapat meyakinkan keluarga Pendeta Yeremia Zanambani untuk jenazah diautopsi di rumah sakit (RS) independen.

"Bahwa perlu kami sampaikan juga, progres terkini, bahwa ketika kita berhasil meyakinkan keluarga mau tanda tangan BAP (berita acara pemeriksaan), mau memberikan izin untuk autopsi," kata Ketua TGPF Intan Jaya, Benny Mamoto.

Alasan mengapa autopsi dilakukan di RS independen pun diungkap. Hal ini didasari permintaan keluarga Pendeta Yeremia.

"Penyidik telah menindaklanjuti dengan mengirim surat kepada rumah sakit independen, saya katakan independen, karena ini syarat dari keluarga," ungkap Benny.

Benny Mamoto pria kelahiran Manado Sulawesi Utara yang sejak tahun 2009 menjabat sebagai direktur Badan Narkotika Nasional (BNN).Foto: Benny Mamoto pria kelahiran Manado Sulawesi Utara (Hasan Alhabshy/detikcom)

5. Alasan Pendeta Yeremia Dikubur Minggu

Alasan jenazah Pendeta Yeremia Zanambani dimakamkan pada hari Minggu juga diungkap. TGPF mengatakan keputusan itu diambil pihak keluarga dan tokoh masyarakat karena terkait alasan keamanan.

Keluarga Pendeta Yeremia dan warga setempat masih khawatir setelah terjadi penembakan. Pemakaman jenazah pun dilakukan pada Minggu meski tak lazim dilakukan.

"Jadi ada informasi yang beredar bahwa pemakaman dilakukan hari Minggu itu pantang. Tapi setelah kami bertemu pihak pendeta, tokoh masyarakat setempat dan keluarga bahwa itu kesepakatan keluarga dan pihak gereja," kata Ketua TGPF Intan Jaya, Benny Mamoto.

"Pertimbangannya karena alasan keamanan karena berturut-turut terjadi penembakan," tambahnya.

Halaman 6 dari 6
(rfs/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads