6 Arahan Pemerintah Jelang Libur Panjang Kala Pandemi Corona

Round-Up

6 Arahan Pemerintah Jelang Libur Panjang Kala Pandemi Corona

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Selasa, 20 Okt 2020 05:46 WIB
Kalender tahunan. dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto
Ilustrasi (Foto: Dikhy Sasra)
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpesan agar libur panjang di penghujung Bulan Oktober 2020 tidak mengakibatkan lonjakan kasus baru Corona (COVID-19). Pemerintah membuat ancang-ancang mengantisipasinya.

Libur panjang pekan depan merupakan gabungan antara tanggal merah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 29 Oktober serta dua cuti bersama pada 28 dan 30 Oktober. Dengan demikian, ada libur pada Rabu, Kamis, dan Jumat.

Dalam pengantar ratas, Presiden Jokowi mengingatkan pengalaman saat long weekend di Agustus 2020 lalu. Jokowi tak mau ada peningkatan kasus seusai libur panjang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mengingat kita punya pengalaman kemarin libur panjang 1,5 bulan yang lalu, setelah itu terjadi kenaikan agak tinggi," kata Jokowi saat memimpin Ratas Antisipasi Penyebaran Covid-19 Saat Libur Panjang Akhir Oktober 2020 yang disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (19/10/2020).

Jokowi mengajak para menterinya menyusun strategi agar peristiwa itu tidak terjadi lagi. Jangan sampai kasus Corona di Indonesia naik akibat libur panjang.

ADVERTISEMENT

Menindaklanjuti arahan Jokowi, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memaparkan sejumlah strategi pemerintah mengantisipasi penyebaran kasus baru COVID-19 saat libur panjang mendatang.

Berikut 6 arahan pemerintah jelang libur panjang kala pandemi Corona:

Warga di Zona Merah Beberes Rumah Saja

Tito memprediksi masyarakat akan memanfaatkan hari Senin-Selasa dan Sabtu-Minggu untuk bablas libur panjang. Tapi mobilitas masyarakat di libur panjang ini dikhawatirkan berimbas pada kenaikan kasus Corona.

"Pergerakan masyarakat ini bisa menimbulkan penularan. Oleh karena itu, ini perlu kita waspadai bersama agar liburan tidak jadi media penularan, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan bersama," kata Tito.

Pemerintah menyarankan agar warga yang berada di zona merah Corona tidak pergi berlibur atau pulang kampung. Tito memberi saran alternatif kegiatan saat libur panjang di rumah saja, yaitu salah satunya beres-beres rumah.

"Rekan-rekan yang daerahnya merah, rawan penularan, kalau memang bisa tidak pulang dan tidak berlibur. Lebih baik isi waktu di tempat masing-masing. Beres-beres rumah atau tempat tinggal, menikmati liburan bersama keluarga di kediaman masing-masing. Itu yang diharapkan," paparnya.

Kepala Daerah Jaga Pertahanan Tangkal Corona

Tito meminta kepala daerah menjaga pertahanan daerahnya demi mengantisipasi penularan Corona.

"Yang paling penting juga setiap daerah nanti kita akan rencanakan rapat dengan kepala daerah dan forkopimda, insyaallah Rabu atau Kamis paling lambat bagaimana daerah berbuat," kata Tito.

"Daerah-daerah kita harapkan kepala daerah dan forkopimda ini menjaga betul mekanisme pertahanan daerah masing-masing yang selama ini sudah berjalan pada saat seperti pada waktu liburan Lebaran yang lalu," sebut Tito.

Tito mencontohkan program kampung sehat hingga kelurahan sehat dalam menjaga pertahanan daerah dari penularan Corona. Tito meminta daerah-daerah memastikan betul orang yang berkunjung tidak jadi penular Corona.

Mantan Kapolri itu menegaskan keluarga yang ingin pergi keluar kota sebenarnya bisa diimbau. Kampung sehat atau kampung tangguh dan program serupa diminta sangat dimaksimalkan.

Tonton video 'Ada Libur Panjang Akhir Oktober, Jokowi Tak Ingin Kasus Corona Naik!':

[Gambas:Video 20detik]



Kepala Daerah Jaga Kapasitas Lokasi Wisata

Tito wanti-wanti agar jangan sampai tempat wisata menjadi klaster penularan Corona di libur panjang.

"Tempat wisata tersebut harus dikelola sedemikian rupa, diberikan pengumuman, disampaikan kepada warga, agar tempat itu tidak melebihi kapasitas misalnya 50 persen atau 30 persen, dilakukan secara bergelombang, dan lain-lain," kata Tito di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Senin (19/10/2020).

Tito memetakan lokasi wisata rawan penularan COVID-19. Ini bisa terjadi apabila terjadi kerumunan hingga warga abai protokol kesehatan.

Dalam hal ini, peran forum koordinasi pimpinan daerah atau forkopimda menjadi penting. Tito berpesan forkopimda bergerak aktif.
Warga yang ke Luar Kota Tes PCR.

Tito meminta masyarakat yang memutuskan berpergian ke luar kota atau pulang kampung saat libur panjang pada Oktober 2020 melakukan tes COVID-19 terlebih dahulu.

"Seandainya memang akan ke luar kota, yakinkan betul bahwa diri masing-masing sudah dilakukan tes PCR," kata Tito.

Tito mengungkapkan,l hal itu untuk memastikan bahwa warga yang berpergian tidak terpapar COVID-19 sehingga warga tersebut tidak menjadi penular COVID-19 ke keluarga atau masyarakat yang lain.

Tito pun berharap masyarakat Indonesia lebih memilih tetap berdiam di rumah saat libur panjang minggu depan. Terutama bagi warga yang tinggal di zona merah atau daerah dengan risiko penularan COVID-19 tinggi.

Kegiatan Tradisi Sebaiknya Ditiadakan

Tito menyarankan agar kegiatan tradisi yang dilaksanakan di bulan Maulid tidak dilaksanakan terlebih dahulu. Tito meminta seluruh pihak mengerti dengan keadaan pandemi saat ini.

"Kalau ada kegiatan yang berkaitan di bulan ini biasanya ada kegiatan tradisi, kegiatan budaya dan lain-lain. Kalau itu dilaksanakan sebagusnya memang tanpa ada kerumunan. Sekali lagi bukan tidak menghormati tradisi itu tapi ini situasinya berbeda pandemi COVID. Jangan sampai kita jadi korban, saudara kita menjadi korban," kata Tito.

Dia meminta kepala daerah memastikan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) bergerak di lingkungan masyarakat. Dengan mengimbau masyarakat agar tidak menyelenggarakan suatu kegiatan di tengah pandemi.

"Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan tradisi-tradisi yang dulu dilakukan sebelum COVID berlangsung biasa ramai dan lain-lain. Ini saya minta rekan kepala daerah Forkopimda betul-betul membangun hubungan dengan mereka yang ingin menyelenggarakan, supaya lebih baik untuk sementara pada saat pandemi ini tidak dilaksanakan," ujarnya.

"Karena akan jadi kerumunan dan itu bisa memunculkan kerawanan bukan hanya untuk daerah bapak dan ibu tapi juga untuk daerah lain," lanjut Tito.

Warga Tahan Diri Berkerumun

Tito meminta agar seluruh warga menahan diri untuk tidak berkerumun.

"Tempat hiburan ini yang pertama kita minta kepada warga untuk menahan diri untuk tidak ikut berkerumun di satu tempat, karena untuk keselamatan bapak bapak ibu ibu dan saudara saudara sendiri bersama keluarga," kata Tito.

Tito lalu menyinggung soal klaster keluarga yang rawan terbentuk saat liburan. Dia lalu menyoroti sejumlah daerah seperti puncak, Bandung, hingga pantai yang diprediksi akan menjadi sumber kerumunan.

"Karena itu menahan diri untuk tidak berlibur ke tempat yang kita tau akan banyak kerumunan seperti puncak misalnya, atau di daerah Bandung, pantai dan lain lain," ucapnya.

Lebih lanjut, Tito meminta agar forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda) juga mengatur terkait kapasitas tempat hiburan. Selain itu, acara-acara yang berpotensi mengumpulkan massa besar juga tidak diizinkan.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads