Habib Rizieq Shihab bertekad bakal memimpin revolusi akhlak jika pulang ke Tanah Air. Sejumlah pihak ikut bersuara menanggapi seruan Habib Rizieq itu.
Pernyataan soal Habib Rizieq akan memimpin revolusi pertama kali dilontarkan oleh Ketua Umum FPI Ahmad Shabri Lubis. Sahbri menyebut Habib Rizieq akan segera pulang ke Indonesia dan memimpin revolusi.
Rencana revolusi itu kemudian menuai polemik dari beberapa pihak. Namun, FPI mencoba meluruskan maksud revolusi atau 'tsaurah' dalam bahasa Arab itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua DPP FPI, Slamet Maarif, mengatakan, dalam literatur Arab, diksi 'tsaurah' itu bermakna 'revolusi', bukan 'kudeta'. Menurutnya, mereka yang mengaitkan kepulangan Habib Rizieq Syihab (HRS) dengan persoalan hukum disebut telah gagal paham.
Sementara itu, Sekretaris Umum FPI, Munarman, mengungkapkan makna 'revolusi' yang akan dipimpin Habib Rizieq Syihab jika tiba di Indonesia. Munarman menyebut revolusi itu adalah revolusi akhlak.
"Soal pernyataan bahwa Habib Rizieq akan pimpin revolusi, saya juga mau katakan sekarang ini Pak Jokowi mengatakan revolusinya adalah revolusi mental, kenapa ketika Habib Rizieq mengeluarkan kata 'revolusi', memimpin revolusi itu dipersoalkan? Jadi secara per definisi, revolusi itu adalah perubahan yang cepat itu yang dimaksud, perubahan cepat dalam soal apa? Kalau rezim Pak Jokowi dengan pimpinan Pak Jokowi membuat slogan 'revolusi mental', Habib Rizieq menyuarakan dan membawa, serta akan memimpin 'revolusi akhlak'," kata Munarman, seperti dilihat di YouTube Front TV, Minggu (18/10).
Munarman menjelaskan revolusi akhlak itu mengubah perilaku agar meneladani sikap Nabi Muhammad SAW. Dia mencontohkan revolusi akhlak seperti mengubah perilaku orang yang tadinya sering berbohong menjadi tidak berbohong dan yang tadinya sering meninggalkan salat jadi sering menjalankan salat.
Menanggapi rencana Habib Rizieq melakukan revolusi akhlak, sejumlah pihak angkat bicara. Kantor Staf Kepresidenan (KSP) menyebut seruan-seruan Habib Rizieq dinilai tidak mencerminkan revolusi akhlak.
"Ya revolusi akhlak ya harus tidak dengan kekerasan... kalau memang revolusi akhlak, gerakan moral. Kan kita tahu bagaimana seruan Habib Rizieq ya itu bukan seruan-seruan revolusi akhlak, itu seruan penggulingan kekuasaan. Jadi tidak konsisten antara jargon yang dipakai dengan revolusi akhlak yang kita baca di social media dengar dari berita," kata Tenaga Ahli Utama KSP Donny Gahral Adian saat dihubungi, pada Minggu (18/10/2020).
Ia menyebut pemerintah akan menyambut revolusi akhlak itu jika dilakukan dengan benar dan bertujuan memperbaiki moral.
Namun, menurut dia, jika revolusi akhlak dilakukan dengan kekuatan untuk memaksakan kehendak, hal itu akan ditentang.
"Jadi saya kira kalau memang betul revolusi akhlak kita sambut dengan baik itu artinya untuk perbaikan moral, silakan saja. Tapi, kalau gerakan inkonstitusional, apalagi dengan gerakan massa untuk memaksakan kehendak, saya kira jauh dari revolusi akhlak, kalau jalur moral itu bagus tapi kalau jalur politik menggunakan kekuatan untuk memaksakan kehendak itu yang jadi masalah," ujarnya.
Para politikus pun ikut bersuara. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai 'revolusi akhlak' dari Habib Rizieq sama dan sebangun dengan 'revolusi mental' dari Presiden Joko Widodo.
"Revolusi akhlak sama dan sebangun dengan jargon revolusi mental Pak Jokowi. Malah bisa saling komplemen," kata Mardani saat dihubungi, Minggu (18/10/2020).
Mardani meminta publik tak selalu memandang negatif penyataan dan pendapat dari FPI. Ia berharap pemerintah mau duduk dan bermusyawarah dengan FPI.
Sementara itu, Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily mengungkapkan revolusi akhlak harus dimulai dari diri sendiri.
"Revolusi akhlak itu harus dimulai dari kita sendiri dan lingkungan kita. Mengubah diri kita untuk berperilaku dan berakhlak yang baik (akhlakul karimah) sudah menjadi kewajiban umat Islam," kata Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily, saat dihubungi, Minggu (18/10/2020).
Terlebih lagi, menurutnya, Habib Rizieq merupakan tokoh agama. Karena itu, ia menegaskan, sebagai tokoh agama, Rizieq harus bisa memberikan contoh yang baik kepada masyarakat.
"Soal revolusi akhlak ini tentu harus dimulai dari diri sendiri. Sabda Nabi Muhammad SAW, ibda bin nafsik, salah satunya contohnya adalah jangan selalu mengklaim bahwa dirinya selalu paling benar, menghargai orang lain, bertutur kata yang santun, menjauhi sikap kekerasan dan menjauhi sikap intoleran," ujarnya.
Ia mengatakan salah satu sikap yang bisa mencerminkan akhlakul karimah atau akhlak yang terpuji dalam kehidupan bernegara adalah menghormati pemerintahan yang sah. Sebab, pemerintahan saat ini merupakan hasil pilihan rakyat yang sah secara konstitusi.
"Dalam kehidupan bernegara, salah satu sikap ber-akhlakul karimah itu, kita harus mentaati hukum dengan mengikuti proses hukum di negara kita, menaati pemerintahan yang sah karena pemerintahan ini merupakan hasil pilihan rakyat, dan mengakui kekalahan dan memiliki sikap yang sportif," ucap Ace.
"Kita benahi lingkungan kita. Kita tinggalkan cara-cara kekerasan dalam melakukan amar makruf nahi mungkar. Semua proses berbangsa dan bernegara telah diatur dalam konstitusi kita," imbuhnya.
(aan/dhn)