Satgas COVID-19 menjelaskan kenapa kasus positif Corona di provinsi yang menjadi prioritas terus mengalami peningkatan. Salah satunya karena upaya testing yang dimasifkan.
"Jadi peningkatan jumlah testing yang dilakukan ini tentunya dapat berkontribusi terhadap jumlah kasus positif yang berhasil dideteksi di berbagai daerah. Karena memang pemerintah terus meningkatkan jumlah testing yang dilakukan di berbagai daerah untuk meningkatkan deteksi dini, karena ini hal yang kunci," kata Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito, dalam tayangan yang disiarkan langsung akun YouTube BNPB, Kamis (15/10/2020).
Namun, bukan hanya itu yang mempengaruhi peningkatan kasus positif. Tingkat kepatuhan masyarakat yang masih abai terhadap protokol kesehatan juga menjadi faktor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meski demikian, kita harus sadar bahwa semua elemen masyarakat masih perlu meningkatkan kesadarannya dan kita yakin bahwa kondisi ini harusnya bisa dikendalikan dan meningkatnya jumlah kasus positif di 9 provinsi tersebut juga disebabkan masih adanya penularan di masyarakat," ujarnya.
"Akibat masih abainya tingkat kepatuhan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan, dan kita selalu melakukan survei secara periodik untuk melihat kondisi protokol kesehatan yang dijalankan oleh masyarakat," lanjut Wiku.
Wiku mengingatkan masyarakat dapat ikut berperan dalam menekan penularan COVID-19 dengan terus menerapkan protokol kesehatan. Jika sinergi antara pemerintah dan masyarakat terus berjalan dengan baik, menurut Wiku, angka kasus positif setiap harinya akan berkurang.
"Oleh karena itu, satgas sebenarnya tidak bosen bosen mengimbau agar masyarakat dapat ikut berperan aktif dalam menjalankan disiplin protokol kesehatan, betul-betul selalu memakai masker mencuci tangan dengan sabun serta menjaga jarak. Apabila sinergi yang baik antara pemerintah dan masyarakat dalam menjalankan perannya masing-masing dalam mengatasi pandemi ini saya yakin bahwa tren kenaikan kasus positif dapat berkurang seiring waktu sesuai dengan arahan presiden," ujar Wiku.
(eva/imk)