Berlian 70 karat dari Banjarmasin bakal kembali ke Tanah Airnya. Itulah janji dari Negeri Kincir Angin soal barang rampasan perang era penjajahan.
Kabar ini disiarkan The Guardian, dikutip detikcom Senin (12/10). Berlian itu menjadi satu dari banyak pusaka yang rencananya akan dikembalikan oleh museum nasional Belanda, Rijksmuseum, Amsterdam.
"Jika itu bukan milik Anda, maka Anda harus mengembalikannya," kata penulis laporan badan penasihat pemerintah, Lilian GonΓ§alves-Ho Kang You, saat mengusulkan komite independen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taco Dibbits, direktur Rijksmuseum, mengatakan lembaganya sudah bekerja untuk mengidentifikasi asal-usul koleksinya dan struktur formal untuk pengembalian akan diterima.
"Menurut kami, membentuk komite independen dan pusat keahlian untuk menangani klaim apa pun dari negara bagian merupakan saran yang baik. Kami berharap hal ini berkontribusi pada dialog yang konstruktif dengan negara asal. Selain itu, penting agar museum bekerja sama secara internasional untuk menambah pengetahuan tentang kawasan ini," ujar Taco Dibbits.
Dilansir situs resmi Rijksmuseum, diakses detikcom, Senin (12/10), berlian itu tampak berkilauan. Ukurannya 2,186 x 1,737 cm dengan tinggi 1,386 cm. Beratnya 7,65 gram.
Dulu, berlian itu memang dicolong Belanda dalam bentuk mentah dan dikirim ke Negeri Kincir Angin. Namun kemudian, berlian itu dipotong menjadi bentuk kotak menjadi 36 karat.
Sekelumit sejarah
Nama batu mulia ini jelas tertera: 'The Banjarmasin Diamond', diberi angka tahun 1875. Ada keterangan di bawah gambar berlian itu.
"Berlian ini adalah rampasan perang. Berlian ini pernah dimiliki Panembahan Adam, Sultan Banjarmasin (Kalimantan)," demikian keterangan yang tertera soal berlian itu, di situs Rijksmuseum.
Dahulu kala, berlian itu dirampas Belanda menggunakan kekerasan.
"Batu ini kepunyaan pewaris kerajaan, simbol dari kedaulatan Sultan," demikian bunyi keterangan yang tertera di situs Rijksmuseum.
Berlian itu milik Sultan Banjarmasin bernama Panembahan Adam. Setelah Panembahan Adam mangkat, berlian itu kemudian diambil Belanda. Kepergian berlian itu ke Belanda seolah menandai bubarnya Kesultanan Banjarmasin.
"Setelah Sultan meninggal dunia, Belanda mengintervensi peperangan perebutan kekuasaan Kesultanan Banjaramasin. Pada 1859, tentara Belanda menguasai Banjarmasin dengan kekerasan dan menghapus kesultanan," kata Rijsmuseum.
![]() |
Reaksi atas janji
Janji pihak Belanda disambut oleh Sultan Banjar, H Khairul Saleh Al-Mu'taashim Billah. Dia berharap janji itu bisa terealisasi.
"Kami ingin berlian tersebut dikembalikan ke Indonesia bukan ke Pemerintah Indonesia, melainkan ke tempat asal berlian tersebut yaitu Kesultanan Banjar," kata Khairul Saleh saat dihubungi detikcom.
Menurut pria yang merupakan zuriat (keturunan) Raja Banjar itu, berlian 70 karat tersebut mesti dikembalikan ke Kesultanan karena faktor milik kerajaan Banjar. Pusaka itu dirampas dan dibawa ke negeri Belanda di masa kolonial.
"Karena tersebut bukan milik pemerintah Indonesia tapi milik Kerajaan Banjar. Semoga pemerintah bisa memahami asal berlian tersebut," ujar Khairul, yang juga Wakil Ketua Komisi III DPR RI.
Pemerhati Budaya Banjar, Zulfaesal Putera, meminta Kesultanan Banjar proaktif dan menjalin koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan untuk memudahkan prosesi pengembalian benda pusaka bersejarah. Sebab, harus dipikirkan ke depannya benda-benda sejarah ini disimpan di mana dan aman.
![]() |
"Kesultanan Banjar saat ini belum punya Istana, di mana meletakkan dan menyimpannya. Tentu ini akan melibatkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Ini yang harus dikoordinasikan. Tentunya ini kabar gembira Negara Belanda mau mengembalikan pusaka Banjar ke banua (daerah, red)," ujarnya.
Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PPP Syaifullah Tamliha meminta Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Sahbirin Noor membangun museum untuk menyimpannya.
Tamliha awalnya mengaku sempat melihat berlian tersebut di Belanda. Atas kembalinya berlian 70 karat itu, Tamliha menyarankan 2 cara serah terima dari Kerajaan Belanda ke pemerintah Indonesia.
![]() |
"Saat berkunjung ke Belanda 2 tahun yang lalu atas fasilitasi Kedubes RI di Den Haag, saya pernah melihat langsung berlian simbol kerajaan Banjar yang dirampas oleh kolonial Belanda pada saat kerajaan Banjar dipimpin oleh Sultan Adam. Namun, mengingat belum siapnya fasilitas museum untuk keamanan berlian tersebut, maka, sebaiknya ada serah terima dengan 2 alternatif," kata Tamliha.