Menanti Berlian 70 Karat Banjarmasin Dikembalikan Negeri Kincir Angin

Round-Up

Menanti Berlian 70 Karat Banjarmasin Dikembalikan Negeri Kincir Angin

Round-Up - detikNews
Selasa, 13 Okt 2020 06:03 WIB
Berlian 70 karat Sultan Banjarmasin yang dulu dirampas Belanda, hendak dikembalikan. (Situs Rijksmuseum belanda: www.rijksmuseum.nl)
Berlian Sultan Banjarmasin yang dulu dirampas Belanda, hendak dikembalikan. (Situs Rijksmuseum belanda: www.rijksmuseum.nl)
Jakarta -

Berlian 70 karat dari Banjarmasin bakal kembali ke Tanah Airnya. Itulah janji dari Negeri Kincir Angin soal barang rampasan perang era penjajahan.

Kabar ini disiarkan The Guardian, dikutip detikcom Senin (12/10). Berlian itu menjadi satu dari banyak pusaka yang rencananya akan dikembalikan oleh museum nasional Belanda, Rijksmuseum, Amsterdam.

"Jika itu bukan milik Anda, maka Anda harus mengembalikannya," kata penulis laporan badan penasihat pemerintah, Lilian GonΓ§alves-Ho Kang You, saat mengusulkan komite independen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Taco Dibbits, direktur Rijksmuseum, mengatakan lembaganya sudah bekerja untuk mengidentifikasi asal-usul koleksinya dan struktur formal untuk pengembalian akan diterima.

"Menurut kami, membentuk komite independen dan pusat keahlian untuk menangani klaim apa pun dari negara bagian merupakan saran yang baik. Kami berharap hal ini berkontribusi pada dialog yang konstruktif dengan negara asal. Selain itu, penting agar museum bekerja sama secara internasional untuk menambah pengetahuan tentang kawasan ini," ujar Taco Dibbits.

ADVERTISEMENT

Dilansir situs resmi Rijksmuseum, diakses detikcom, Senin (12/10), berlian itu tampak berkilauan. Ukurannya 2,186 x 1,737 cm dengan tinggi 1,386 cm. Beratnya 7,65 gram.

Dulu, berlian itu memang dicolong Belanda dalam bentuk mentah dan dikirim ke Negeri Kincir Angin. Namun kemudian, berlian itu dipotong menjadi bentuk kotak menjadi 36 karat.

Sekelumit sejarah

Nama batu mulia ini jelas tertera: 'The Banjarmasin Diamond', diberi angka tahun 1875. Ada keterangan di bawah gambar berlian itu.

"Berlian ini adalah rampasan perang. Berlian ini pernah dimiliki Panembahan Adam, Sultan Banjarmasin (Kalimantan)," demikian keterangan yang tertera soal berlian itu, di situs Rijksmuseum.

Dahulu kala, berlian itu dirampas Belanda menggunakan kekerasan.

"Batu ini kepunyaan pewaris kerajaan, simbol dari kedaulatan Sultan," demikian bunyi keterangan yang tertera di situs Rijksmuseum.

Berlian itu milik Sultan Banjarmasin bernama Panembahan Adam. Setelah Panembahan Adam mangkat, berlian itu kemudian diambil Belanda. Kepergian berlian itu ke Belanda seolah menandai bubarnya Kesultanan Banjarmasin.

"Setelah Sultan meninggal dunia, Belanda mengintervensi peperangan perebutan kekuasaan Kesultanan Banjaramasin. Pada 1859, tentara Belanda menguasai Banjarmasin dengan kekerasan dan menghapus kesultanan," kata Rijsmuseum.

Lukisan 'Perang Banjarmasin' atau 'De Bandjermasinse Krijg' oleh WA van Rees (Public Domain via Wikimedia Commons)Lukisan 'Perang Banjarmasin' atau 'De Bandjermasinse Krijg' oleh WA van Rees (Public Domain via Wikimedia Commons)

Reaksi atas janji

Janji pihak Belanda disambut oleh Sultan Banjar, H Khairul Saleh Al-Mu'taashim Billah. Dia berharap janji itu bisa terealisasi.

"Kami ingin berlian tersebut dikembalikan ke Indonesia bukan ke Pemerintah Indonesia, melainkan ke tempat asal berlian tersebut yaitu Kesultanan Banjar," kata Khairul Saleh saat dihubungi detikcom.

Menurut pria yang merupakan zuriat (keturunan) Raja Banjar itu, berlian 70 karat tersebut mesti dikembalikan ke Kesultanan karena faktor milik kerajaan Banjar. Pusaka itu dirampas dan dibawa ke negeri Belanda di masa kolonial.

"Karena tersebut bukan milik pemerintah Indonesia tapi milik Kerajaan Banjar. Semoga pemerintah bisa memahami asal berlian tersebut," ujar Khairul, yang juga Wakil Ketua Komisi III DPR RI.

Pemerhati Budaya Banjar, Zulfaesal Putera, meminta Kesultanan Banjar proaktif dan menjalin koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan untuk memudahkan prosesi pengembalian benda pusaka bersejarah. Sebab, harus dipikirkan ke depannya benda-benda sejarah ini disimpan di mana dan aman.

Sultan Banjar H Khairul Saleh Al-Mu'tashim Billah.Sultan Banjar H Khairul Saleh Al-Mu'tashim Billah (Istimewa)

"Kesultanan Banjar saat ini belum punya Istana, di mana meletakkan dan menyimpannya. Tentu ini akan melibatkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Ini yang harus dikoordinasikan. Tentunya ini kabar gembira Negara Belanda mau mengembalikan pusaka Banjar ke banua (daerah, red)," ujarnya.

Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PPP Syaifullah Tamliha meminta Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Sahbirin Noor membangun museum untuk menyimpannya.

Tamliha awalnya mengaku sempat melihat berlian tersebut di Belanda. Atas kembalinya berlian 70 karat itu, Tamliha menyarankan 2 cara serah terima dari Kerajaan Belanda ke pemerintah Indonesia.

Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDIP Masinton Pasaribu (kiri) menjadi narasumber bersama Anggota Komisi I DPR Fraksi PPP Syaifullah Tamliha (kanan), dan Pengamat Intelijen Wawan Purwanto dalam dialektika demokrasi di Komplek Parlemen Senayan, Kamis (2/2/2017). Diskusi tersebut membahas Syaifullah Tamliha (Lamhot Aritonang/detikcom)

"Saat berkunjung ke Belanda 2 tahun yang lalu atas fasilitasi Kedubes RI di Den Haag, saya pernah melihat langsung berlian simbol kerajaan Banjar yang dirampas oleh kolonial Belanda pada saat kerajaan Banjar dipimpin oleh Sultan Adam. Namun, mengingat belum siapnya fasilitas museum untuk keamanan berlian tersebut, maka, sebaiknya ada serah terima dengan 2 alternatif," kata Tamliha.

Halaman 2 dari 2
(dnu/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads