Tensi Pilwakot Makassar mulai memanas saat Erwin Aksa 'menyerang' Danny Pomanto dengan sebutan minim perencanaan dan eksekusi. Danny Pomanto menjawab tuduhan itu dengan mengatakan masyarakat sudah cerdas menilai.
"Kalau saya sih yang lebih produktif lagi, masyarakat itu kan cerdas, dia tidak melihat siapa yang bicara, siapa yang menyerang, dia lihat apa yang dibiarkan, masuk akal atau tidak," kata Danny saat berbincang dengan detikcom, Senin (12/10/2020).
Dia bahkan menyebut, setiap harinya banyak serangan yang ditujukan kepadanya selama masa kampanye. Bahkan dia membalas Erwin dengan soal Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terbiasa dikasih begitu saya, orang tidak beraksi karena kalau reaktif, COVID nanti," ucapnya.
Danny mengatakan saat ini fokus pada kampanye di masyarakat dan mencerdaskan mereka. "Kalau kita jawab kita di-black campaign lebih bagus kita cerdaskan," ucapnya.
Sebelumnya, Erwin menyebut Danny gagal memimpin Makassar dan dianggap tidak tahu soal perencanaan dan eksekusi kebijakan.
"Danny gagal memimpin Makassar. Banyak mimpi dia tidak terlaksana karena dia tidak mengerti dan tahu perencanaan bahkan eksekusi," tegas Erwin.
Sebagai putra daerah, Erwin mengaku prihatin dengan tata ruang dan letak Kota Makassar yang amburadul dan dirusak. Erwin menegaskan di era Danny, tidak ada sesuatu monumental yang berhasil dikerjakan alias gagal total. Termasuk proyek reklamasi di teluk Makassar yang menurut pemerhati lingkungan merusak sistem biota laut hingga merugikan nelayan.
"Persoalan reklamasi di kota Makassar tidak terlepas dari perencanaan Danny waktu dia menjadi urban planner sebelum jadi walikota, tapi banyak yang tidak dipelajari aspek lingkungan dan juga perizinan yang baik," katanya.
Perlu diketahui, Pilwalkot Makassar tahun ini menghadirkan empat pasangan kandidat yang bertarung pada 9 Desember mendatang.