Renovasi Rumah, Protokol Kesehatan Lawan Wabah Sampar Saat Zaman Woneng

Sejarah Pagebluk Zaman Kolonial

Renovasi Rumah, Protokol Kesehatan Lawan Wabah Sampar Saat Zaman Woneng

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Minggu, 11 Okt 2020 10:10 WIB
Cimahi, salah satu daerah yang terkena dampak sampar di Jawa Barat (KILTV)
Cimahi, salah satu daerah yang terkena dampak sampar di Jawa Barat. (KILTV)
Jakarta -

Sebelum pandemi Corona (COVID-19), Jawa Barat sudah punya pengalaman mempraktikkan protokol kesehatan dalam menghadapi wabah sampar di masa kolonial. Rumah-rumah direnovasi agar tak jadi sarang tikus. Zaman itu sering disebut zaman woneng.

Sebagaimana dicatat Atep Kurnia dalam buku 'Jaman Woneng: Wabah Sampar di Priangan, 1925-1937', sampar saat itu mewabah di Jawa Barat sejak tahun 1925. Sampar atau juga dikenal pes, ialah penyakit yang berasal dari bakteri berbentuk batang (basil) bernama Yersinia pestis. Bakteri ini ada pada kutu tikus rumah.

Guna memutus mata rantai penularan wabah, pemerintah kolonial Hindia Belanda lantas menjalankan program woneng, 'woningverbetering' atau 'verbeterde woningen' (perbaikan dan pembangunan kembali rumah). Yakni sejenis protokol kesehatan untuk mencegah wabah sampar, seperti program anjuran memakai masker di tengah wabah Corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

"Program ini dijalankan dalam rangka mencegah agar wabah sampar tidak menyebar, dengan menyasar rumah-rumah berbahan bambu yang rentan menjadi sarang tikus, agen pembawa bibit penyakitnya," tulis Atep Kurnia.

Program ini mula-mula dijalankan pada tahun 1930 seiring dengan kemunculan wabah sampar di Bandung pada tahun 1929. Tercatat, pada 1934 saat kasus wabah sampar merangkak naik di Jawa Barat (saat itu namanya masih Priangan). Program perbaikan dan pembangunan rumah malah menurun menjadi 9.440.

Namun 1935, pasti karena wabahnya terus membengkak, program tersebut ditingkatkan lagi untuk 20.868 rumah. Begitu pula pada 1936 naik menjadi 26.266.

Selanjutnya, berdasarkan catatan Atep Kurnia, dengan efektifnya program vaksinasi Otten sejak awal 1935, program 'woningverbetering' diturunkan lagi jumlahnya pada 1937 menjadi 18.599 rumah.

"Secara umum, antara 1930-1937 sudah diperbaiki dan dibangun kembali sejumlah 136.547 rumah di Jawa Barat," tulisnya.

Tonton juga 'Wabah Yang Mengubah Sejarah Indonesia':

[Gambas:Video 20detik]

Ada hal-hal yang harus diperhatikan saat memperbaiki rumah. Saat itu penggunaan bambu yang berbentuk bulat gelondongan tidak diperkenankan untuk dipakai bahan bangunan, bahkan untuk ujung pagar yang menggunakan bambu gelondongan harus dibersihkan ruasnya agar tidak dijadikan sarang tikus. Begitu dengan bambu tiang penyangga tempat menjemur pakaian harus dibelah, sementara penggunaan bambu tali untuk menjemur meskipun sangat kecil tidak diperbolehkan.

Ternyata program 'woningverbetering' tak lantas mudah diterima oleh masyarakat Jawa Barat. Pasalnya, program ini memang seperti memaksa warga untuk mengubah kebiasaannya dalam membangun rumah. Mirip seperti anjuran memakai masker guna mencegah COVID-19.

"Akibat lebih lanjut dari program 'woningverbetering' adalah kehidupan di pedesaan jadi terganggu karena paksaan perbaikan dan pembangunan rumah. Banyak yang terpaksa menunda kerja sehari-hari dan menjual secara rumah harta bendanya, sehingga banyak yang mengalami kesusahan hidup," ungkapnya.

Di sisi lain, lanjutnya, program ini membuat orang yang berada saling bersaing mempercantik rumahnya, seperti ditembok, diberi kaca, dan lain-lain. Namun, bagi orang tidak berpunya tetapi merasa iri hati, program ini justru mendorong mereka untuk menjual kolam, kebun, sawah, demi mempercantik rumahnya.

Lebih lanjut, Atep menulis bahwa program woneng itu lebih banyak ditanggapi warga secara negatif. Masyarakat Sunda di Jawa Barat seakan tercerabut dari tradisinya sendiri dalam membangun rumah.

"Selain itu, kebijakan 'woningverbetering' menyebabkan kesengsaraan hidup, hilangnya sifat gotong royong dan kerja sama dalam mendirikan rumah, dan alih-alih menimbulkan sifat tinggi hati dan iri hati dalam pembuatan rumah," jelasnya.

Halaman 2 dari 2
(rdp/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads