Sorotan ke Sasa, Mahasiswi Unhas yang Orasi Pancasalah

Round-Up

Sorotan ke Sasa, Mahasiswi Unhas yang Orasi Pancasalah

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 10 Okt 2020 08:21 WIB
Sasa, mahasiswa Unhas yang viral karena orasi ganti Pancasila
Sasa (Foto: dok. Istimewa)
Makassar -

Seorang mahasiswi Universitas Hasanuddin, Makassar, bernama Sasa hangat dibicarakan publik lantaran video viral berisi dirinya berorasi Pancasila diganti dengan 'Pancasalah'. Orasi Sasa itu mencuat dalam momen penolakan omnibus law Undang-undang Cipta Kerja (Ciptaker). Sasa kemudian menjadi sorotan publik lantaran orasi Pancasalah-nya tersebut.

Sasa mengaku awalnya tidak menduga videonya itu viral di media sosial pada demo tolak omnibus law yang dilakukan massa aksi dari buruh hingga mahasiswa pada 6-8 Oktober 2020. Padahal orasinya itu sudah lama dia lakukan. Namun Sasa enggan mengungkap waktu orasinya itu.

"Saya tahu (viral) setelah lama saya orasi. Dari saya orasi tidak ada ji apa-apa," kata Sasa kepada detikcom, Jumat (9/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam video berdurasi 0,92 detik tersebut, tampak Sasa mengenakan kaus hitam berorasi di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar. Di sekelilingnya tampak sejumlah massa lain dan kepulan asap dari ban yang dibakar di jalan. Sembari memegang pengeras suara berwarna merah, dia kemudian meneriakkan orasinya soal Pancasila yang telah terganti.

"Tendangan dibalas tendangan, darah dibalas darah, negara kita yang katanya negara Pancasila sekarang menjadi negara pancasalah, 1 ketuhanan yang maha hormat, 2 kemanusiaan yang adil bagi para birokrat, 3 persatuan para investor, 4 kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat penindasan dalam permusyawaratan diktatorian, 5 keadilan sosial bagi seluruh rakyat kelas atas," kata Sasa dalam orasinya yang disambut tepukan tangan massa aksi.

ADVERTISEMENT

Meski videonya viral, Sasa mengaku tidak tahu telah melakukan orasi seperti yang ada dalam video viral. Namun dia sempat heran karena foto-foto dan video dirinya saat orasi kembali ramai di media sosial saat marak demo penolakan omnibus law pada 6-8 Oktober lalu.

"Saya kira orang-orang terdekatku ji yang tahu kalau saya pernah orasi seperti itu, dan ada yang ambil gambar. Karena ini gambar tersebar jauh setelah saya orasi, kemudian saya kaget," tuturnya.

Sasa lalu mengungkap awal mula mengetahui aksinya itu viral di media sosial.

"Saya sementara ada kesibukan, jadi jarang pegang HP. Jadi saya di kantor, banyak sekali masuk notifikasi. Malamnya saya buka, 2 hari yang like orang luar semua yang publish, bukan orang Makassar. Saya tidak tahu (kenapa begitu)," ungkapnya.

"Mungkin karena lagi momentumnya (ada demo) omnibus law dan mungkin hal-hal begini jarang mereka lihat, perempuan orasi, dan lain-lain sebagainya," lanjutnya.

Sasa kembali menegaskan mengaku tidak malu dengan orasinya yang viral di media sosial. Namun dia mengaku risi karena banyak media yang mengungkap fakta lain soal dirinya di luar video orasinya yang viral.

"Dan menurutku saya tidak masalah (orasi viral), karena saya sudah tahu konsekuensinya, kalau saya berani bicara di depan umum, pasti bakal ada orang yang ekspose. Saya sudah tahu konsekuensinya," jelasnya.

Video 'Orasi Mahasiswi 'Pancasalah' Saat Demo Omnibus Law':

[Gambas:Video 20detik]



"Cuma yang saya permasalahkan media-media mainstream sekarang, media-media besar, banyak gara-gara medianya yang coba bikin framing sendiri dan bikin berita buruk tentang saya, akhirnya yang awalnya tersebar cuma objek persoalan narasi demo, dan karena sebagai perempuan bisa demo, akhirnya semua keburukan-keburukanku dicari tahu. Nah misalnya, katanya saya preman di kampus," ujarnya.

Orasi 'Pancasalah' Sasa berbuntut panjang. Akun Instagram milik Sasa dibajak dan banyak yang membuat akun Instagram menggunakan namanya.

Sasa menuliskan curhatannya ini dalam Instagram Story terbarunya, seperti dilihat detikcom, Jumat (9/10/2020). Dalam curhatan di IG Story miliknya itu, Sasa minta kepada rekan-rekannya di Instagram untuk me-report akun Instagram-nya yang lama, @nabilasyadza.ss, karena akun tersebut sudah tidak bisa lagi dia akses.

"Minta tolong akun lamaku di-report yang @nabilasyadza.ss karena akunku sudah tidak bisa saya akses," tulis Sasa dalam Instagram Story miliknya. Sasa lalu menuliskan sejumlah akun Instagram yang mengatasnamakan dirinya.

"Agar tidak disalahgunakan foto dan datanya, seperti akun di atas, akun itu juga tolong di-report agar ditutup @nabila_syadza_official @nabilasyadza_ss @nabilasyadza.n @nabila_syadzaaa @nabilasyadza Dan akun-akun lain yang mengatasnamakan namaku," tegasnya.

Kondisi serupa juga terjadi di Twitter. Muncul akun yang menggunakan nama dan fotonya sebagai gambar profil. Dia mengatakan tak punya akun Twitter.

Di halaman Instagram Story lainnya, Sasa juga meminta rekannya tidak mem-follow dan menyebarluaskan akun Instagram miliknya @nabilasyadza.ss.

"Karena akun tersebut tidak bisa saya akses dari dua minggu yang lalu, karena ada yang mencoba untuk login dan mengambil alih. Untuk keamanan privasi saya, saya sudah usahakan dengan segala cara untuk bisa akses kembali dan tetap saja tidak bisa," ucapnya.

"Dan dengan lapang dada, agar akun tersebut tidak sampai disalahgunakan, saya mohon bantuannya karena sudah tidak ada jalan lain, untuk me-report saja akun tersebut agar diblokir dari pihak Instagram," imbuhnya.

(rfs/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads