Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyah Parappe di Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar, memulangkan para santrinya. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan Corona (COVID-19) di kalangan santri dan pondok pesantren.
Ada 700 santri yang dipulangkan setelah dua pekan menjalani karantina mandiri di Ponpes. Sebelumnya, ratusan santri ini juga mengikuti rapid test massal dengan hasil nonreaktif.
Para santri pulang dengan dijemput keluarga masing-masing. Padahal sudah ada imbauan dari pesantren bahwa santri akan diantar oleh pemda setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini di luar kemampuan kita karena sudah disampaikan kepada wali santri bahwa khusus untuk santri dari Polman akan dijemput oleh pemda, ke kantor camat masing-masing. Namun, faktanya, banyak wali santri yang datang sendiri," kata pengelola Ponpes Ustaz Busra kepada wartawan, Selasa (6/10/2020).
Menurut Busra, pihaknya tidak dapat menghalangi wali santri yang meminta membawa pulang anaknya. Dia mengatakan banyak wali santri yang merasa lebih aman jika datang sendiri menjemput anaknya.
"Kita tidak bisa berbuat apa-apa ketika mereka (wali santri) sudah datang ke sini. Beberapa kekhawatiran setelah kami tanya ke wali santri, mereka khawatir karena merasa lebih aman kalau mereka menjemput sendiri," ucapnya.
Sementara itu, salah satu wali santri, Nur, mengaku sengaja menjemput anaknya lantaran merasa resah setelah mendapat kabar bahwa, sebelum dipulangkan, santri akan kembali menjalani rapid test. Dia menilai anaknya tak perlu menjalani rapid test lagi.
"Karena di WA (WhatsApp) ribut, karena ada info akan di-rapid (santri). Itu yang membuat orang tua pada panik. Anak yang dipulangkan dalam kondisi sehat, kenapa mau di-rapid lagi, apalagi sudah dua kali anak di-rapid. Sebelum ke sini di-rapid, sampai di sini di-rapid lagi," ujar Nur.
Namun Kepala Satpol PP Kabupaten Polewali Mandar Aco Djalaluddin membantah kabar terkait rencana pemerintah melakukan rapid test kedua kalinya. Menurutnya, kabar itu tidak benar.
"Tidak, tidak, kenapa mau di-rapid (lagi) ini orang sehat," ujar Aco.
Aco menyebut pemerintah hanya akan melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap para santri setelah berada di rumah masing-masing. Hal ini untuk memastikan mereka aman.
"Nanti puskesmas yang akan melakukan tracking dan pemantauan. Yang dipulangkan ini adalah anak-anak sehat, bukan yang positif. Di puskesmas tetap akan dipantau perkembangannya," tegas Aco.
Sebelumnya, sebanyak 238 santri ponpes ini diketahui positif tertular virus Corona berdasarkan hasil swab. Sebagian santri yang terpapar virus menjalani perawatan di Rumah Sakit Pratama Wonomulyo, lainnya diisolasi mandiri di salah satu gedung khusus milik Ponpes.