Expo Alor ke-14 dan Alor Karnaval ke-7, dari yang semula berlangsung selama sepekan, ditutup lebih cepat menjadi empat hari. Bupati Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), Amon Djobo mengatakan penutupan itu bukan karena tekanan atau desakan dari siapa pun.
"Ya semula memang kita rencanakan dibuka pada Senin (28/9) dan berakhir pada Sabtu (3/10). Namun, karena beberapa hal, makanya kita perpendek masa expo-nya," kata Amon saat dihubungi dari Kupang, Jumat (2/10/2020), seperti dilansir Antara.
Menurut dia, alasan dipercepatnya penyelenggaraan expo tersebut adalah pihaknya tidak ingin merepotkan pihak kepolisian atau pihak keamanan lainnya. Aparat selama Expo dibuka selalu berjaga untuk menjaga keamanan dan harus mengawasi warga yang tidak menaati protokol kesehatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya itu, selama berlangsungnya Expo Alor, masyarakat juga diawasi untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan. Pengawasan langsung oleh aparat TNI/Polri dan Satpol PP, sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat agar memulai pola hidup baru dengan tetap memperhatikan kebersihan dan kesehatan.
Di samping itu, kata dia, diperpendeknya pelaksanaan expo tersebut juga karena Pemkab Alor tidak ingin masyarakat yang hadir dalam expo tersebut terlena dengan pelaksanaan expo sehingga lupa untuk mulai mempersiapkan diri jelang musim tanam.
"Ini yang hadir dalam expo yang berlangsung sejak Senin kemarin adalah warga dari kampung-kampung. Mereka harus mulai mempersiapkan lahannya untuk masa tanam, sehingga penutupannya kita lakukan pada malam hari ini dan sehingga besok mereka bisa pulang ke kampungnya untuk persiapan," tambah dia.
Apalagi, kata dia, Presiden Joko Widodo sudah menyatakan agar masyarakat Indonesia harus bersahabat dengan COVID-19. Artinya, masyarakat juga harus tetap bekerja agar tetap bisa hidup namun tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Selain itu, kata dia, pelaksanaan expo di tengah pandemi COVID-19 bukan karena pemerintah kabupaten setempat ingin mencelakai warganya, tetapi justru ingin membangkitkan ekonomi masyarakat setempat.
"Saya sejak awal sudah katakan kalau ada warga saya yang terkonfirmasi positif COVID-19 karena hadir dalam expo ini dan meninggal, saya akan berhenti menjadi bupati. Kita buka expo ini juga demi membantu masyarakat," tambahnya.
Karena itu, ia menegaskan adanya pemberitaan yang menyatakan bahwa diperpendeknya masa Expo Alor dan Alor Karnaval itu atas perintah dari pihak tertentu tidaklah benar.
"Apalagi ada yang memberitakan hal itu. Saya mau katakan bahwa itu tidaklah benar," kata Amon Djobo.
Sebelumnya, informasi beredar bahwa Kapolda NTT Irjen Lotharia Latif telah meminta Pemkab Alor segera menutup Expo Alor tersebut karena pelaksanaannya bertepatan dengan pandemi COVID-19.
(idh/imk)